Work From Home Selama Dua Minggu Be Like ….

Self

fiaindriokusumo・17 Mar 2020

detail-thumb

Saat harus bekerja dari rumah barengan dengan anak-anak juga belajar dari rumah. Mari kita bayangkan, kira-kira akan seperti apa dua minggu ke depan ..

Wait …. Ini dua minggu di rumah bukan liburan lho ya …. Bukan juga leyeh leyeh. Tetap belajar. Tetap bekerja. Lokasinya aja yang pindah sementara waktu.

Hari ini baru masuk hari kedua (untuk kantor saya dan kantor-kantor lain yang WFH-nya sudah dimulai dari kemarin) atau hari pertama bagi kantor yang baru memulai kebijakannya hari ini.

Masih ada sisa 12 hari ke depan untuk kita kumpul kruntelan jadi satu di dalam rumah. Itu juga kalau nggak diperpanjang. Saya berharap semoga nggak diperpanjang karena siapa tahu Indonesia berhasil mengalahkan si virus kampret yang kehadirannya bikin saya yang biasanya cukup santai sekarang jadi parno.

So, work from home yang berbarengan dengan study from home selama dua minggu ini be like ….

 Corona Virus Indonesia - Mommies Daily

Ada perasaan senang dan tenang, karena akhirnya kita bisa melakukan social distancing dan mempersempit kans merebaknya virus Corona lebih luas lagi. Kita bisa anteng di dalam rumah bersama orang-orang yang kita sayang. Menjaga diri kita dan diri mereka.

Jiwa tukang atur dan serba terencana pun keluar. Membuat jadwal kegiatan untuk anak selama mereka di rumah. Membuat daftar menu selama dua minggu, karena niat mulia akan memasak sendiri makanan rumah untuk anggota keluarga.

Hobi belanja tersalurkan (walaupun di dalam daftar belanja nggak ada tuh yang namanya baju, sepatu, makeup atau tas :D). Ya, kita beramai-ramai belanja untuk keperluan dua minggu kedepan. Ini bukan panic buying, tapi lebih kepada mempersiapkan segala sesuai dengan lebih terencana.

Profesionalisme ...  bagaimana kita tetap bisa bekerja walaupun tanpa makeup (bahkan alis) dan hanya bermodalkan kaos tipis serta celana pendek. Sambil dengerin suara anak nangis atau suara pasangan yang ngomel-ngomel dengan rekan kerja.

Multitasking lagi-lagi hadir, karena kita harus memastikan pekerjaan kantoran kita selesai, tanggung jawab anak mengerjakan tugas-tugas sekolahnya juga selesai, dan kebutuhan rumah juga selesai.

Akan ada banyak ujiaaaan …. Komunikasi dengan anak diuji , komunikasi dengan pasangan juga diuji. Kesabaran pun juga diuji. Gimana mengingatkan anak bahwa mereka itu nggak libur, bahwa walau di rumah mereka tetap ada soal-soal latihan yang harus disetor ke guru dengan deadline harian, bahwa nggaaaaak, mereka nggak bisa jalan-jalan ke mall. Bahwa bosan itu adalah salah satu hal yang memang harus mereka lewati dalam kondisi seperti ini.

Dengan pasangan? Bahwa sebagai orang tua kita harus satu suara dan bahu membahu mengurus rumah tangga, mengurus anak, sabar dengan kebawelan pasangan, sabar dengan waktu yang sehari 24 jam ketemu dia lagi dia lagi.

Belajar pengendalian diri … ketika kita nggak bisa kemana-mana, ketika kita harus dihadapkan dengan emosi anggota keluarga satu sama lain, ketika kita kesal dengan pasangan, ketika kita lelah menghadapi anak cranky.

Pada akhirnya kita akan bosan dengan rutinitas yang kita buat dan kesal dengan keterbatasan yang terpaksa kita jalani ….

Mulai realistis bahwa anak-anak nggak harus makan masakan sehat terus. Goreng Nugget, burger atau frozen food lainnya juga nggak kenapa-kenapa, kok.

Mulai kasih kebebasan anak-anak mau main PS atau main game suka-suka. Apa itu screen time?? Mama lelah naaaak

Mulai rindu me time keluar rumah tapi nggak bisa. Betapa nikmatnya bisa jajan mie ayam di pengkolan gang, nonton film di XXI, ngopi cantik di café atau sekadar jalan pagi untuk berolahraga.

Mulai melirik pekerjaan rumah tangga dan beres-beres rumah. Perabotan dilap, kamar mandi dikosek, lemari pakaian disusun ulang, barang-barang nggak penting disortir.

Mulai menghargai kebebasan yang selama ini kita miliki, ketika kita bisa keluar rumah kapan pun kita mau, ketika kita bisa menyentuh apa saja tanpa rasa khawatir, ketika kita bisa berkunjung ke rumah sanak saudara, ketika kita bisa mencium orang-orang yang kita sayang tanpa merasa khawatir apakah akan berbahaya?

Nggak ada yang mau masa karantina atau social distancing ini diperpanjang ….

Kita paham sekarang rasanya hidup di dalam keterbatasan dan penuh rasa khawatir …. Maka dari itu, sabar yuk, sabar sedikit, sampai masa karantina berakhir, anteng di rumah, nikmati setiap momen bersama pasangan dan anak, anggap aja ini sebuah pengingat agar kita menghargai apa yang kita miliki. Sehingga ketika virus ini berhasil kita kalahkan, kita bisa kembali menikmati kebebasan kita.

Selamat menjalani work from home yaaa, kalian semua.

Baca juga:

Infografis: Panduan Diam di Rumah Selama Dua Minggu

Infografis: Tips Stock Makanan Karena Karantina