Ada empat hal yang akan terstimulasi dengan maksimal, jika anak sudah berada di tahap siap sekolah. Apa saja indikator, anak dikatakan siap menjalankan dunia sekolah?
Memasukkan anak ke sekolah bukan sekadar “latah” karena lihat anak-anak dari teman-teman kita sudah sekolah. Tapi wajib banget memerhatikan faktor kesiapan anak sekolah. Karena ke depannya ada empat hal yang bisa tercapai dengan baik, jika anak sudah dikategorikan siap sekolah dari beberapa aspek.
Baca juga: Perilaku Anak Sekolah Dasar yang Perlu Perhatian Lebih
Hal ini jadi bahan obrolan komunitas Mommies Daily di What’s App group, 6 Maret lalu bersama Binky Paramitha Iskandar, Psikolog Anak dan Co-Founder Rumah Dandelion.
Menurut Mbak Binky, ada 5 aspek yang umumnya dipertimbangkan dalam melihat kesiapan sekolah anak.
Dalam asepk ini, perlu diperhatikan mengenai kesehatan anak, serta perkembangan motorik yang mendukung bagaimana anak dapat beraktivitas dan belajar di lingkungannya.
Yang termasuk dalam kesiapan motorik ini adalah:
-Berlari, melompat, meniti dengan seimbang,
-Duduk di kursi dalam jangka waktu tertentu.
-Kemampuan koordinasi mata, tangan anak untuk menulis, menggambar, menggunting dan sebagainya.
Aspek ini mengenai kematangan emosional dan kemampuan anak bersosialisasi, bagaimana ia berperilaku sehari-hari untuk membangun dan membina hubungan positif dengan orang lain.
Yang termasuk dalam kesiapan emosional adalah:
-Mengenali emosi yang dimiliki.
-Mampu menyatakan keinginan, serta paham bagaimana mengekspresikannya dengen tepat.
-Mandiri berpisah beberapa saat dari orangtua atau pengasuh utamanya.
Baca juga: Anak Sekolah Butuh 5 Hal Simpel Ini Dari Orangtuanya Agar Tidak Stres
Aspek ini mengacu pada attitude anak dalam belajar, kebiasaan belajar, dan gaya belajar anak. Bagaimana sikap anak dalam belajar, menjadi hal yang diperhatikan dalam kesiapan sekolah.
Yang termasuk dalam kesiapan pendekatan belajar adalah:
-Kecenderungan anak belajar menggunakan media visual, audotori, atau praktik langsung.
-Situasi yang nyaman bagi anak untuk dapat berkonsentrasi optimal.
Aspek ini meliputi kemampuan berbicara, berbahasa, dan kemampuan literasi. Dimana dasar kemampuan ini dapat mendukung terwujudnya proses komunikasi yang efektif antar sesama.
Yang termasuk dalam kesiapan komunikias adalah:
-Anak memahami instruksi bertingkat yang diberikan orang lain.
-Memiliki kosakata yang sesuai dengan tingkatan usianya, dan mampu melafalkan dengan baik untuk dipahai oleh lawan bicaranya.
Aspek ini mengacu pada cara berpikir, pemecahan masalah, serta penggunaan sumber informasi dan pemahaman yang dimiliki untuk membantu anak dalam belajar.
Yang termasuk dalam kesiapan erkembangan kognitif dan pengetahuan umum
adalah:
-Anak mengenali perbedaan dan persamaan bentuk.
-Mengetahui konsep hitungan dasar.
-Mengenal pola sederhana.
-Mengetahui konsep waktu (pagi-malam, besok, lama-sebentar).
Baca juga: Usia Ideal Anak Belajar Menulis & Membaca
Jika anak sudah memiliki lima kesiapan di atas Mbak Binky bilang, diharapkan proses belajar anak akan lebih optimal, meningkatkan keterlibatan anak dalam belajar, mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan prestasi akademik.
Di sisi lain, salah satu hal yang paling tricky terkait ketika anak masuk sekolah ini, adalah proses beradaptasi di lingkungan baru. Mbak Bingky mengingatkan tiap anak akan berbeda dalam cara dan waktu yang ia butuhkan. Tapi ada beberapa kunci yang perlu dipahami dan dilakoni orangtua, sehingga bisa melancarkan proses pelepasan ini:
1. Dasar saling percaya penting dimiliki oleh orangtua, percaya bahwa anak mampu, percaya bahwa sekolah ini adalah tempat yang tepat untuk anak berkembang.
2. Apabila sudah meninggalkan anak di sekolah, sebaiknya orangtua tidak resah dan kemudian bolak-balik mengintip ke kelas anaknya. Atau menjadi kasihan pada anak dan memutuskan besok tidak usah sekolah dulu deh, karena itu hanya akan memperlama proses anak beradaptasi.
3. Tetaplah menjadi tempat nyaman untuk anak sepulang sekolah, sehingga ia bisa menceritakan apa saja yang terjadi di sekolah dan tugas orangtua adalah mendukung anak atau membantu anak untuk mencari solusi dari permasalahan yang mungkin dihadapinya.