banner-detik
SELF

Menerima Berbagai Perubahan pada Tubuh Paska-Melahirkan

author

RachelKaloh30 Jan 2020

Menerima Berbagai Perubahan pada Tubuh Paska-Melahirkan

Buat ibu-ibu yang setiap kali bercermin, selalu dihantui pertanyaan, “Ya ampun, is that me?”

Buat saya yang beberapa kali pernah mendapat komentar, “Sirik gue sama badan lo!”, “Duh, life is so unfair” hanya karena tubuh saya yang (dari luar) kelihatannya tidak banyak berubah, sebelum hamil dan sesudah melahirkan, sejujurnya, ingin sekali bilang bahwa saya tidak lepas dari rasa insecure. Karena setelah saya membuka sesi curhat di Instagram, permasalahan tidak hanya datang dari hanya soal berat badan, banyak perubahan pada tubuh yang berat untuk diterima, tapi, ya, mau nggak mau harus dihadapi.

10 Jam Tak Bersama Ibu, Berapa Kebutuhan ASI Bayi? - Mommies Daily

Setiap ibu pasti merasakan perubahan yang terjadi pada tubuhnya, dari yang awalnya happy banget, karena adanya makhluk yang tumbuh di dalam perut, sampai ketika hal-hal lain (yang tidak diharapkan, tentunya!) ikutan muncul setelah melahirkan.

Awalnya, bisa dengan yakin bilang “Nggak apa-apa, deh, bengkak, namanya juga lagi hamil”, lalu sebulan setelah bayi lahir, “Oh My God, kok, bengkaknya keterusan?” Sambil nangis depan cermin. Payudara terasa kencang dan seksi selama sembilan bulan, setahun setelahnya, kok, jadi nggak keruan? Belum lagi stretch mark, “Ah, omong kosonglah pokoknya, segala jenis minyak dan cream yang katanya bisa mencegah!”

(Baca: Idealis Itu Melelahkan, Saya Pilih Jadi Ibu yang Realistis!)

Sehingga normal bila lalu kita jadi emosional dan insecure, merasa ada yang aneh dengan diri sendiri. Setiap kali berdiri depan kaca, kita selalu bertanya, “Is that woman really me?”

Rasanya, seperti puber lagi!

Perubahan hormon tidak hanya memengaruhi suasana hati, namun seringkali memberikan efek samping pada kondisi fisik tubuh. Rambut rontok, jerawat, stretch mark, berat badan susah turun, susah naik. Mau pakai skincare semahal apapun, kalau sudah hormon yang bicara, kita bisa apa?

Di trimester awal kehamilan, di mana seharusnya mengonsumsi makanan sehat, boro-boro ada yang bisa masuk. Giliran makanan akhirnya bisa masuk tanpa penolakan, rasanya makin sulit buat berhenti ngunyah. Ya, seperti puber lagi, memang, bedanya, kali ini diikuti dengan tanggung jawab besar atas peran yang baru, yakni menjadi ibu.

Berubah karena sesuatu yang besar

Kita sering tidak sadar kalau perubahan ini terjadi karena sesuatu yang besar. Stretch mark merupakan tanda cinta selama kita mengandung, meski, kok, sering bikin kita bertanya-tanya, tanda cinta, begini amat, ya? Rambut rontok yang datang selama menyusui, pertanda kita sedang berjuang memenuhi kebutuhan si kecil akan nutrisi. Bentuk tubuh sekarang adalah cerminan pengorbanan kita sepanjang kehidupan kita menjadi ibu.

(Baca: 5 Tanda Kita Sudah Melakukan Terlalu Banyak Hal Sebagai Seorang Ibu)

Pengakuan siapa yang kita butuhkan?

Kalau setiap hari saja suami nggak ambil pusing dengan penampilan kita, buat apa membiarkan hal ini mengganggu pikiran?

Meski bukan artinya kita lalu mengabaikan penampilan, ya! Tidak ada yang salah dengan berada di bawah maupun di atas berat badan ideal. Kalau kita bahagia menjalani peran kita sebagai ibu, memegang teguh rasa percaya diri serta pikiran positif, it will show!

Seberapa jauh kita mau berusaha?

Rasa insecure tidak bisa kita hindari. Tapi, coba tanya sama diri sendiri, usaha kita sudah sampai mana? Bila memang kita ingin mengalami perubahan dari segi berat badan, tidak ada salahnya mulai lebih rajin berolahraga, atau mulai diet. Perbaiki hubungan dengan makanan yang kita konsumsi. Sehat itu pasti, kurus(an) itu bonus! Percuma menyalahkan diri sendiri bila kita memang belum ada niat dan usaha memperbaikinya.

Ubah mindset, self care is not selfish

Tidak dapat dipungkiri kalau peran sebagai ibu sering membuat kita suka merasa bersalah saat mau daftar kelas gym, lamaan sedikit di salon buat perawatan, dan beli makeup. “Kok, rasanya, terlalu mikirin diri sendiri, ya?”, “Nggak apa apa deh gemuk, buktinya anak betah nyenderan lama-lama sama mamanya.” Tapi, begitu berhadapan sama cermin, sedih lagi. Yuk, ubah mindset, merawat diri itu nggak egois, kok. Tampil lebih cantik, otomatis bakal bikin kita merasa lebih happy, kan?

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan