Sorry, we couldn't find any article matching ''
Memang, Apa yang Salah dengan Menjadi Ibu Rumah Tangga?
Pertanyaan ini masuk ke direct message Instagram saya beberapa waktu lalu.
“Mbak Fia, memang ada yang salah ya kalau seorang perempuan memilih menjadi ibu rumah tangga?”
“Nggak, karena masing-masing orang punya hak untuk memilih sesuai dengan apa yang mereka mau,” jawab saya.
“Terus, kenapa mbak Fia sering banget mengingatkan perempuan untuk mandiri secara finansial, seolah-olah kalau perempuan tak bekerja itu salah.”
Dan di sini saya melihat sudut pandang yang kurang tepat dari penanya :D.
Tolong bedakan antara menganggap menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah kesalahan dengan permintaan untuk menjadi mandiri secara finansial. Memangnya ibu rumah tangga nggak bisa mandiri secara finansial? Bisa! Atau sebaliknya, memang ibu bekerja pasti akan mandiri secara finansial? Tidak selalu.
Tak dipungkiri saya seriiiiing sekali membahas sekaligus mengingatkan betapa pentingnya memiliki kemandirian secara finansial bagi perempuan. Kenapa?
- Saya sering mendapat message atau menjadi tempat curhat para perempuan yang tak berani mengambil sikap tegas ketika suami atau pasangan hidupnya bersikap semena-mena karena mereka tidak bekerja dan tak punya penghasilan. Sikap semena-mena seperti apa? Ringan tangan, selingkuh, mengancam, dan beragam sikap semena-mena lainnya.
- Berapa banyak istri dan anak yang ditelantarkan secara emosi dan juga finansial oleh para suami atau ayah ketika laki-lakinya memilih pergi dan tidak bertanggung jawab. Hasilnya? Kualitas hidup istri dan anak pun menurun.
- Berapa banyak perempuan yang sering terjebak dalam hidup yang sulit karena suami memberikan nafkah suka-suka dan tak peduli apakah nominal sekian itu cukup atau tidak untuk biaya hidup sampai gajian bulan depan?
- Berapa banyak istri dan anak yang dunia serta mimpi-mimpinya buyar karena suami, sang pencari nafkah mendadak meninggal dunia?
Jawabannya: Banyak!
Dan IMHO, kondisi-kondisi di atas bisa dikurangi jika perempuan melek atau mandiri secara finansial. Apakah paham keuangan atau mandiri secara finansial berarti harus bekerja?
Kalau mau mudahnya, tentu iya. Bekerja. Berjualan. Berdagang. Intinya punya penghasilan sendiri. Sehingga hidup tak bergantung pada orang lain.
Tapi, apakah bekerja menjadi satu-satunya cara? Tentu tidak harus. Apalagi jika berdasarkan catatan tahunan 2019 dari Komnas Perempuan menyebutkan bahwa salah satu kasus kekerasan ekonomi terhadap perempuan adalah adanya larangan untuk bekerja atau menghasilkan uang oleh suami terhadap istri. Temuan kasus ini sebagian besar bersumber dari laporan pengadilan terkait perceraian. Dengan alasan apa? Macam-macam.
Bisa karena alasan budaya, agama atau ya memang suaminya modelan laki-laki egois yang minta ditoyor.
Jadi apa dong, selain bekerja? Miliki ilmu mengenai mengelola keuangan. Uang siapa? Uang yang diberikan oleh suami ke kita untuk kita kelola.
Baca juga:
Belajar Keuangan Mudah di Lima Financial Planner Berikut Ini!
Jika memang uang yang diberikan suami ada lebihnya, cari tahu apa yang bisa kita lakukan dengan kelebihan uang tersebut? Beli emas, memilih investasi yang sesuai bujet, menabung. Jangan tutup mata dan telinga dengan ilmu keuangan yang ada hanya karena kita merasa aman-aman aja, atau merasa itu bukan minat kita.
Yaaa enak kalau uang pemberian suami berlebih, kalau pas-pas-an gimana? Nah ini dia makanya saya bilang, mandiri secara finansial. Ingat aja tujuannya buat apa sih? Agar kita bisa hidup mandiri, agar anak-anak kita juga hidup ke depannya nyaman sesuai standar kita masing-masing. Jadi selama kita berusaha, yakin sih Tuhan pasti kasih jalan. Mau itu kita jualan online, mau itu kita dagang, mau itu kita menawarkan jasa secara freelance. Apa pun itu selama halal :D.
Jadi kembali lagi ya, mau apa pun pilihan kita, sebagai IRT atau ibu bekerja, sah-sah saja, nggak ada salah atau benar. Yang salah itu ketika kita menggantungkan hidup dengan orang lain, yang salah itu ketika kita nggak bisa mengelola keuangan, yang salah itu ketika kita nggak mau peduli untuk menyiapkan masa depan anak dan masa tua kita, mau status kita sebagai Ibu Rumah Tangga ataupun ibu bekerja.
Baca juga:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS