Mandiri, sebuah kemampuan yang kelak akan membuat anak bisa bertahan di kondisi apapun.
Image: Gabriel Baranski on Unsplash
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Mandiri berarti: dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain.
Sebagai orangtua, pasti ingin anaknya memenuhi kriteria pengertian mandiri di atas. Tahu sendiri, ya, zaman sekarang persaingan keras! Apalagi dunia kerja, hanya mereka dengan mental pantang menyerah, punya nilai-nilai kemandirian yang bisa diaplikasikan dalam menyelesaikan tanggung jawabnya, yang bisa bertahan.
Sementara itu di fase anak-anak. Menurut saya, anak mandiri bukan hanya perkara mampu pakai dan lepas baju, makan, ambil minum, menaruh pakaian kotor di tempatnya, gosok gigi, mandi dan lain-lain. Tapi bagaimana dia peka dengan sesuatu yang tak beres di sekelilingnya, dan ambil bagian membuatnya menjadi ideal, meski tak sempurna. Misalnya, yang terjadi pada Jordy, melihat bundanya beres-beres, Jordy otomatis akan bilang, “Jordy bisa bantuan bunda apa?”
Jadi apa yang bisa mommies lakukan untuk melatih anak mandiri?
Masa-masa anak mau melakukan apa-apanya sendiri itu, yang saya perhatikan dimulai usia 3 tahun. Pas saya konfirmasi ke psikolog anak dan keluarga Psikolog anak keluarga, Irma Gustiana A, M.Psi, Psi, “sampai lima tahun justru yang muncul adalah fase ke-aku-an karena ia tengah mengalami transisi ke fase usia sekolah. Selain merayu orangtuanya, umumnya akan lebih senang bertolak belakang dengan orangtuanya. Di sinilah kesabaran orangtua menjadi teruji.”
Jadi kalau si kecil minta sikat gigi sendiri, beri kepercayaan, ya, mommies. Dukung dengan kalimat, “Mama yakin kamu pasti bisa, deh.” Model kalimat seperti ini akan membuat dirinya dipercaya dan merangsang inisiatif anak melakukan sesuatu sendiri.
Baca juga: 5 Kalimat yang (Masih) Sering Terucap, Namun Menjatuhkan Mental Anak
Maaf ya, mommies saya capslock, hihihi. Soalnya kunci utama setelah memberikan kepercayaan, ya sabar. Melihat mereka berproses mandi sendiri, pasti di awal gemes bangeettt mau langsung intervensi - please tahan mommies. Biarkan anak melakukan dengan caranya sesuai instruksi verbal dari kita. Jika mau ada evaluasi, lakukan di akhir. Biasanya saya bilang, “terima kasih ya, Jordy sudah mau mandi sendiri. Sekarang coba bunda periksa, mana yang masih harus dibersihkan.”
Dari hal-hal yang sangat sederhana, memilih menu makan misalnya. Atau masih boleh dipandu dengan memberikan pilihan. Anak akan terstimulasi berpikir, apa yang saat itu dia butuhkan.
Yang paling sering dan akrab di telinga mommies, pasti “habis main tolong diberesin, ya!” Nah, sama kok saya juga gitu. Tanggung jawab atas apa yang si kecil lakukan. Nanti lama-lama bergeser ke hal lain. Menaruh piring bekas makan ke tempatnya.
Baca juga: Menyontek Kemandirian Anak-anak di Jepang
Sambil berpelukan, sambil bilang “terima kasih ya, atas usaha kamu.” Yang sudah-sudah, Jordy merasa bangga akan dirinya. Sesederhana habis bantuin saya melipat cucian, wiiih wajah sumringahnya nggak bisa disembunyikan, karena merasa dirinya berdaya karena saya kasih kepercayaan.
-
Ada yang mau berbagi cerita melatih anak mandiri versi mommies?
Baca juga: Cara Melatih Anak Mandiri Saat Traveling