banner-detik
KIDS

Hati-hati, 5 Kalimat Ini Bisa Menjatuhkan Mental Anak

author

?author?11 Nov 2021

Hati-hati, 5 Kalimat Ini Bisa Menjatuhkan Mental Anak

Siapa yang masih sering tak sengaja mengucapkan lima kalimat di bawah ini? Nyatanya, ada lho, kalimat-kalimat yang bisa menjatuhkan mental anak.

Saat tumbuh besar, anak menangkap semua hal yang dipaparkan kepadanya. Apa yang kita tunjukkan kepada Si Kecil, kemungkinan besar akan mereka bawa bahkan hingga dewasa. Oleh sebab itu, penting untuk menyadari apa yang kita katakan kepada anak agar tidak melukai perasaan mereka.

Cara kita berbicara kepada Si Kecil juga akan memengaruhi cara mereka memandang dunia dan dirinya sendiri. Jadi, masuk akal jika kita harus berbicara dengan cara yang sehat. Dengan begitu, mereka akan merasa dterima, didukung dan dicintai.

Ada lima kalimat, yang sebaiknya kita tahan untuk diucapkan. Pasalnya, kalimat-kalimat ini dapat menjatuhkan mental anak.

1. “Duh, kok lama banget sih. Sini Mama bantuin!”

Anak bukan versi orang dewasa dalam bentuk mini. Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya. Jika anak ingin mencoba gosok gigi dan mandi sendiri, ya biarkan saja. Anak balita biasanya mulai menunjukkan ke-aku-annya. Ia akan berusaha melakukan sesuatu sendiri.

Biarkan Si Kecil belajar mandiri dan melakukan apa yang menjadi keinginannya. Mommies mungkin khawatir dia tidak bisa dengan baik melakukannya atau bahkan lebih lama dari biasanya. Namun, dibanding mengeluh, sebaiknya dukung ia. Berikan kalimat berupa: "Mama yakin kamu pasti bisa. Ayo ulangi sikat giginya sampai bersih,".

Dengan kalimat seperti ini, anak makin tergerak melakukannya sendiri. Dan sebagai orang tua, kita perlu merangsang inisiatif anak. Jangan menjadi orang tua yang tergesa-gesa. Harap sabar dengan perkembangan anak ya, Mommies!

2. “Nanti saja, ya! Mama lagi sibuk, nih.”

Siapa yang masih sering mengucapkan kalimat seperti di atas? Dalam artikel “Belajar untuk Tidak Salah Kaprah Jadi Orangtua,” Efnie Indrianie, M.Psi, psikolog anak, mengatakan bahwa kalimat seperti ini termasuk tindakan mengacuhkan anak, lho. Si Kecil pasti menginginkan waktu bersama ibunya. Kebayang tidak bagaimana perasaannya saat mendapat penolakan dari kita padahal ia ingin main atau sesederhana menceritakan kegiatannya di sekolah?

Jika terjadi terus-terusan dan dalam waktu lama, dikhawatirkan Si Kecil akan menganggap kehadirannya tidak berarti di mata orang tua. Ia pun jadi enggan berbicara dengan Mommies dan Daddies. Jika memang sedang sibuk, orang tua bisa berkata: “Sebentar ya, sayang, 5 menit lagi kita main.”

3. “Gitu aja nangis/Anak laki-laki nggak boleh cengeng.”

Artikel  “Para Ayah Boleh ya, Jangan Katakan Ini Kepada Anak Laki-laki Anda”, mengungkapkan bahwa dengan menangis, anak belajar untuk mengekspresikan dan mengidentifikasi perasaannya. Selama menangis tidak dijadikan ‘senjata’ untuk menghindari tanggung jawab, sah-sah saja jika anak laki-laki menangis.Takutnya, apabila terbiasa dilarang menangis, Si Kecil tumbuh menjadj pribadi yang tidak memahami emosinya sendiri dan menciptakan perilaku negatif.

Selain itu, Jennifer Kogan, terapis dari Washington DC punya pendapat senada. Menurutnya, ketika dari kecil anak laki-laki dibentuk untuk menekan emosinya, kelak dalam relationship, mereka tumbuh menjadi orang yang tidak punya empati terhadap pasangan dan tidak mampu menunjukkan emosi. 

4. “Kamu itu, kalau Mama bilangin selalu nggak pernah dengerin.”

Mungkin kalimat ini keluar karena rasa kecewa kita. Namun, hati-hati ya, Mommies. Jika anak terus-terusan mendengar sesuatu yang negatif, ada risiko dia tersugesti menjadi pribadi seperti yang kita ungkapkan. Kalimat di atas mungkin bisa diubah dengan: “Nak, tolong dengarkan Mama/Papa bicara dulu, boleh ya?”.

5. Kalimat yang menghalangi rasa ingin tahunya

Mommies tahu sendiri ya, anak yang sedang dalam masa perkembangan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Apa saja bisa mereka tanyakan, bahkan bisa berulang-ulang. Jika menuruti suasana hati, Mommies pasti sudah bosan mendengarnya. Namun, rasanya tidak bijak jika mengabaikan sesuatu yang membuat mereka excited.

Dalam tahap ini, anak sedang mengeksplor rasa ingin tahunya. Ibaratnya lagi senang main bola, jika kita minta stop tanpa menjelaskan alasannya, anak akan bingung. Selain itu, cara tersebut juga mematikan insting kreativitasnya. Oleh sebab itu, hindari kalimat-kalimat yang menghalangi rasa ingin tahu Si Kecil ya, Mommies!

Share Article

author

-

Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan