Seperti halnya orang dewasa, anak remaja pun juga punya sumber masalah yang sering membuat mereka merasa insecure. Apa sajakah itu?
Bicara tentang insecure berarti bicara tentang segala rentang usia. Mulai dari balita hingga kakek nenek memiliki insecure-nya masing-masing. Setiap tahapan usia sudah pasti berbeda penyebabnya. Kalau di usia saya, insecure tentang finansial apakah akan cukup hingga saya pensiun nanti pluuuus urusan kesehatan ahahaha.
Lalu bagaimana dengan insecure di rentang usia anak-anak saya, si pra remaja dan juga remaja? Karena penasaran saya bertanya ke mbak Vera Itabiliana Psi yang memang mengkhususkan diri sebagai psikolog untuk anak-anak dan remaja.
Inginnya sih mbak Vera kasih bocoran tentang 100 sumber insecure di kalangan anak remaja, tapi kok rada-rada ngelunjak ya hehehe. Jadi deh saya hanya minta mbak Vera memberikan tiga hal teratas yang menjadi sumber insecure di kalangan anak remaja sekaligus bagaimana kita sebagai orang tua bisa membantu remaja melewati ini semua.
Pertemanan yang seperti apa? Misalnya merasa out of the group, merasa nggak punya kelompok, teman atau sahabat atau merasa nggak diterima di golongan anak-anak popular
Apa penyebabnya? Di usia remaja mereka merasa penting untuk belong to one group karna ini menjadi bagian dari identitas diri mereka. Makanya sangat penting bagi anak remaja untuk tidak dianggap aneh dan rasa aneh ini bisa dihindari jika mereka bersama grup atau kelompoknya. Inilah kenapa mereka selalu ingin bersama-sama dengan kelompoknya.
Apa yang bisa orang tua lakukan? Penting bagi kita untuk membantu anak mengembangkan self esteem yang baik sehingga dia punya kepercayaan diri yang cukup untuk bertahan tanpa harus bergabung dengan kelompok tertentu. Selain itu, bantu anak untuk punya kompetensi yang bisa dia banggakan di depan teman-temannya atau paling tidak membuat dia merasa mempunyai kelebihan tersendiri, misalnya kemampuan di bidang olahraga, seni atau keterampilan.
Apa penyebabnya? Usia remaja merupakan masa persiapan menuju dewasa di mana pendidikan merupakan hal penentu bagi masa depan mereka, maka wajar jika mereka merasa insecure dengan prestasi mereka. Apalagi mengingat di Indonesia yang memang penekanan keberhasilan pendidikan sebagian besar masih dilihat dari prestasi akademik saja.
Apa yang bisa dilakukan orang tua? Ciptakan lingkungan di mana kelebihan anak apa pun itu akan mendapatkan pernghargaan dan kesempatan untuk dikembangkan, tidak melulu harus mengejar keberhasilan akademik.
Apa penyebabnya? Seringkali sebelum memasuki usia remaja, anak bisa dekat dengan orang tua tapi setelah remaja hubungan pun semakin renggang karena anak menganggap orang tua tidak lagi bisa memahami diri mereka. Padahal, sejujurnya, sebagai orang dewasa yang paling dekat dengan anak, remaja berharap orang tua dapat memahami mereka.
Apa yang bisa dilakukan orang tua? Orang tua perlu terus belajar untuk menyesuaikan gaya pengasuhan dan gaya komunikasi dengan anak yang memang sudah berubah tahapan perkembangannya. Tetap jalin komunikasi yang rutin, terbuka namun santai tanpa penuh penghakiman. Buat anak selalu nyaman untuk berbicara dengan orang tuanya.
Baca juga:
Apa yang Sebenarnya Diinginkan Oleh Anak Remaja dari Orang tuanya?
Tentu saja tidak semua remaja pasti mengalami tiga hal ini, masih banyak hal-hal lain yang menjadi penyebab timbulnya rasa insecure di kalangan remaja. Setidaknya, dengan memahami tiga hal di atas kita jadi apa yang bisa kita lakukan menghadapi anak remaja yang emosinya naik turun.
Baca juga: