Gangguan kesehatan mental tak didominasi orang dewasa. Anak-anak pun berisiko terdampak isu ini. Kali ini kami akan bahas fokus pada usia SD.
Mulai masuk jenjang pendidikan formal, artinya makin banyak tanggung jawab yang juga mengiringi. Ditambah, lingkungan pertemanan baru, dengan berbagai macam karakter teman-teman, tidak bisa mengharapkan pertemanan 100% berjalan lancar.
Di rentang usia SD (6-12), apa saja masalah kesehatan mental yang sering terjadi? MD membahasnya bersama Irma Gustiana A, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga sekaligus founder Ruang Tumbuh.
1. Bullying ( mulai dari diejek, diremehkan, didorong, dipalak, pemukulan dsb) sehingga korban merasa trauma dan kemudian mogok.
2. School refusal atau mogok sekolah, penyebabnya beragam mulai dari ketidakcocokkan pada sistem belajar, lingkungan, tekanan akademik, pertemanan atau perlakuan guru
3. Gangguan kecemasan, penyebabnya beragam karena takut, kurang percaya diri, kurang dukungan orangtua.
4. Gangguan Perkembangan seperti kesulitan belajar, sulit fokus, sulit tenang, masalah sensorial, penyebabnya beragam mulai dari karena adanya bawaan sejak dalam kandungan, seringkali dipicu inkonsistensi pola asuh.
5. Gangguan somatoform atau psikosomatis, penyebabnya anak merasa cemas sehingga mempengaruhi kesehatan fisik misalnya takut pelajaran matematika anak merasakan sakit perut atau mual
6. Perceraian orangtua, akibat perceraian orangtua yang tidak disiapkan dengan baik, anak merasa menjadi penyebab ketidakharmonisan orangtua.
7. Kecandungan gadget, penyebabnya karena anak kesulitan mengelola waktu sehingga menghambat produktivitas sehari-hari termasuk sekolah.
Baca juga: Anak Akan Masuk SD, Yakin Sudah Matangkah Usianya?
Baca juga: 3 Kesalahan Orangtua yang Memiliki Anak SD
Baca juga: Biaya Sekolah Dasar di Jakarta Tahun 2020
-
Mungkin di antara mommies ada mau berbagi cerita seputar isu ini?