Sorry, we couldn't find any article matching ''
Mitos Tentang Seks dan Kehamilan di Kalangan Anak Remaja
Gemas kalau mendengar anak remaja berbicara seputar seks dan kehamilan tapi salah kaprah. Kayak ingin memberi tahu, nggak semudah itu urusan seks dan kehamilan.
Seks dan remaja semacam dua hal yang selalu membuat saya maju mundur membahasnya. Gatal ingin memberikan informasi penting dan benar. Tapi suka khawatir aku tuh dianggap pro ina pro itu suka-suka pikiran netizen.
Baca juga:
Diskusi Seks dengan Anak Tak Melulu Soal Intercourse
Padahal, inti dari semuanya mah, saya hanya ingin anak-anak remaja sekarang nggak seperti saya dulu, yang clueless mengenai seks, mengenai kehamilan usia dini, yang tak paham bahwa hamil dan menjadi ibu di usia muda itu sangat sangat tidak mudah, yang menganggap bahwa banyak cara untuk menghindari kehamilan.
Dan di sisi lain, mengajak orang tua juga untuk nggak usah lagi merasa malu atau tabu membahas mengenai seks dan kehamilan dengan anak-anaknya. Percayalah, lebih mengkhawatirkan jika anak-anak kita mendapat informasi yang salah, karena dampaknya kita nggak akan pernah tahu. Tak hanya tentang unwanted pregnancy tapi bisa juga STD atau sexually transmitted diseases.
Di kalangan anak remaja, masih ada lho mitos-mitos yang salah seputar berhubungan seks dan kehamilan. Maka tugas kita untuk meluruskan mitos yang salah ini, supaya apa?? Agar anak-anak lebih berhati-hati dan mikir 1000 kali jika ingin aneh-aneh.
Mitos 1:
Kalau nggak ejakulasi di dalam vagina ya nggak bakalan hamil kok. Atau ‘cabut’ aja sebelum keluar.
Faktanya: Apakah kalian tahu ada yang namanya pra ejakulasi? Ketika cairan pra ejakulasi itu keluar sebelum ejakulasi terjadi. Nah, cairan ini bisa jadi mengandung sperma lho di dalamnya dan si sperma ini akan melakukan apa saja, sebisa mungkin untuk mencapai sel telur. Dan jika ini terjadi, maka kemungkinan besar bisa ada kehamilan.
Mitos 2:
Jika berhubungan seks sambil berdiri, maka gravitasi akan membuat sperma keluar dan kehamilan pun dapat dihindari!
Faktanya: Mau menggunakan gaya apa pun selama itu melibatkan vagina dan penis, tetap bisa terjadi kehamilan.
Mitos 3:
Jika perempuan melakukan jumping jack alias lompat-lompat sesering dan selama mungkin, maka itu bisa membunuh sperma.
Faktanya: Salah dong. Mau selama dan sesering apa pun pihak perempuan lompat atau berolahraga, ketika satu sperma bertemu dengan satu sel telur, maka kehamilan sangat mungkin terjadi.
Mitos 4:
Kalau perempuan tidak mengalami orgasme, maka tidak mungkin ada kehamilan.
Faktanya: Perempuan orgasme atau nggak, itu nggak ada kaitannya dengan sel telur bisa atau tidak dibuahi.
Mitos 5:
Berhubungan seks di dalam air akan mencegah kehamilan.
Faktanya: Sperma yang telah masuk ke dalam vagina akan tetap berenang bebas hingga mencapai indung telur. Sperma bisa bertahan di luar tubuh selama beberapa menit lho! Hanya saja, kualitas sperma mungkin sedikit menurun akibat pH air yang dapat merusak sel sperma tersebut. Namun bukan berarti mencegah kehamilan.
Mitos 6:
Perempuan tidak anak hamil jika melakukan hubungan seks di masa menstruasi.
Faktanya: Untrue! Karena sperma bisa bertahan selama tiga sampai lima hari, maka jika perempuan berhubungan seks saat haid di hari terakhir, maka sperma akan tetap dapat bertahan di dalam tubuhnya dan membuahi sel telur di hari kedua atau ketiga setelah berhubungan seks.
Mitos 7:
Membersihkan vagina dengan cairan pembersih khusus untuk vagina setelah berhubungan seks dapat menjadi pencegah kehamilan.
Faktanya: Nope. Ingat, bahwa sperma memang diciptakan untuk membuahi sel telur. Maka, mencuci vagina setelah berhubungan seks tidak akan mencegahnya untuk melakukan tugasnya.
Even with the best methods of hormonal birth control, selalu akan ada risiko kehamilan atau penyakit menular seksual. Choosing to go without sex is the only surefire method of not getting pregnant or picking up a disease.
Dan ini kayaknya yang akan saya sampaikan ke anak-anak saya :D. Hingga saatnya memang tiba nanti :D.
Baca juga:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS