banner-detik
SCHOOL REVIEW

Cerita Mereka yang Rela Pindah Rumah Demi Sekolah Anak

author

annisast22 Oct 2019

Cerita Mereka yang Rela Pindah Rumah Demi Sekolah Anak

Setelah tahu sulitnya mencari sekolah yang sesuai kata hati, saya sempat berpikiran untuk pindah rumah. Ternyata saya tidak sendirian.

Pindah rumah agar lebih dekat dengan posisi sekolah, ternyata sudah dilakukan banyak orang tua sejak dahulu. Setidaknya demikian dari banyak DM yang masuk ke Instagram saya. Zaman boleh berganti, tapi pusing memilih sekolah ternyata sudah dirasakan oleh orang tua sejak dulu.

Biaya Masuk Sekolah Dasar di Tangerang & Tangerang Selatan Tahun 2020 - Mommies Daily

Saya bertanya pada beberapa ibu yang memutuskan pindah rumah karena merasa tidak ada sekolah yang sesuai kata hati di dekat rumah yang lama. Apa kata mereka?

Agnes Endah Perwitasari, ibu dari Anterus Advend Dharmaputra, 10 tahun kelas 4 SD

Karena sekolah swasta katolik di kabupatenku cuma ada satu dan tidak ada pembandingnya. Jadi kalau aku nggak pindah kota, anakku pilihannya sekolah di situ dengan fasilitas yang seadanya. Aku cari sekolah dengan kegiatan ekstrakurikuler yang beragam. Kemampuan akademik sudah pastilah dicari. Tapi kalau itu kan bisa diseimbangkan dengan belajar bareng aku di rumah. Kalau ekskul kan yang akan membuat anak kita lebih berkembang dan membantu dia bersosialisasi dengan lebih baik di dunia nyata nantinya.

Dengan pindah kota ini pun banyak kegiatan untuk anak-anak yang di kota asalku tidak ada. Seperti pertunjukan musik, pameran-pameran seni, bahkan mall pun nggak ada di kabupatenku. Karena yang bisa kubekali untuk anakku adalah pendidikan dan kesempatan dia untuk mengembangkan dirinya maka aku berusaha berikan yang semaksimal yang aku bisa. Tinggal di kabupaten juga impian kurang tinggi karena mimpinya jadi cuma sekolah di kota, Makanya dari sekarang kami pindah ke kota dengan harapan dia punya impian setinggi mungkin.

(Baca: Biaya Masuk Sekolah Dasar Bandung tahun 2020)

Nastiti, anak usia 4 tahun, TK A

Pindah kecamatan doang sih, sekitar 6km. Alasannya aku nggak punya mbak dan harus bawa adeknya yg masih bayi mondar-mandir ke sekolah. Bisa sih diusahain, tapi capek di jalan. Carinya sekolah Islam yang mumpuni. Di lingkungan dulu hanya ada sedikit sekolah (TK kecil di lingkungan kampung) dan SD negeri. Dua-duanya ada kelas pagi dan siang. Mujur-mujuran dapet pagi atau siang. Rumah yang dulu juga cluster kecil di tengah-tengah kampung. Kasian anak-anak dan kasihan diri sendiri juga. Nggak sempat lakukan house chores lain.

Ibu B, ibu dari Amira, 3,5 tahun

Pindah dari Kalimantan ke Jawa karena aku ngerasa pendidikan di Kalimantan nggak semaju di Jawa, tingkat literasinya aja beda banget, apalagi kurikulum dll, mana di Kalimantan sering mati lampu menurutku bakal menghambat proses belajar. Di Kalimantan itu dikit bgt lho toko buku dll, kegiatan seminar pemberdayaan dll.

Ini berlaku untuk ibu dan anak ya karena aku ngerasa senang sekolah dan perlu sekolah lagi

Aku cari sekolah yang paling bagus yang aku bisa afford. Multilingual, sekolah Islam yang nggak saklek banget. Karena kalau di Kalimantan kalau udah sekolah islam ya udah bye kurikulum nasionalnya. Sebagai anak broken home dan harus bayar utang ortu, aku ngerasa pendidikan yang bagus itu sangaaat amat membantu hidupku. Punya temen yang circle-nya bagus membantu banget pas aku down bisa bantu secara mental maupun materi meskipun pinjem tapi kan bantu banget. Sekarang aku bisa beli rumah sendiri ,buat ibuku juga, ngasih uang bulanan masih bisa seneng seneng dll.

(Baca: Siapkan 6 Hal Ini Ketika Anak Masuk Sekolah Dasar)

Aprilya, Ibu dari Samaya, 5 tahun, TK A

Pertama apa trigger-nya? Karena pengen banget anak aku sekolah yang bagus. Aku merantau jauh-jauh kerja keras bukan cuma buat pamer isi feed IG hahaha tapi buat masa depan anak-anakku. Nah, kenapa jadi tertrigger pindah rumah, karena daerahku sebelumnya itu nggak ada sekolah yang aku cari. Kalau bilang nggak ada yang bagus takutnya terlalu subjektif ya. Signifikannya aku pengen anak ku sekolah dengan base serapan internasional atau nasional plus atau Islam terpadu yang tidak mengesampingkan pelajaran lain selain agama.

Awalnya kompromi atau sedikit dengerin kata orang yang bilang “TK aja segala sampai pindah rumah" netizen tau sendiri kan, sempet ngeflow kebawa gitu dengan mikir ya udah deh SD aja. Tapi akhirnya sampai di paradigma, lah kalo gue pengen anak gue SD misalnya di tempat yang bagus tapi gue nggak bekelin dari basicnya yang bagus juga apa malah nggak kaya jerumusin anak gue, kaya nyuruh dia terjun bebas gitu. Dan akhirnya tidak ada kompromi lagi. Sekolah bagus is a must. Bagus versi aku dan kemampuan aku sama suami ya.

Detail sekolah yang aku inginkan, sekolah yang bisa mulai meraba kebutuhan murid di sekitar 10, 20 tahun ke depan karena anak-anakku akan berkarir di 10 20 tahun ke depan gitu kan, bukan cuma di saat ini. Tapi tetap mengajarkan agama dan akhlak. Disiplin juga. Bahasa Inggris jadi bahasa wajib kedua. Tapi tetep harus pada bisa bahasa Arab. Sekolah yang kalau bisa jangan pulang terlalu sore wkwkwk aku tipe yang sangat-sangat rindu anak-anak. Jam 1 jam 2 cukup deh ya buat anak-anak SD. Biar dia tetep bisa sharing sama orang tuanya kegiatan-kegiatan di sekolahnya dan hal-hal pribadi dia. Karena aku nggak mau sekolah bagus tapi waktu terlalu menyita sampai dia nggak ada "sisa kehidupan yg lain”.

Jadi gimana moms? Termotivasi pindah rumah nggak sih demi sekolah? :)

Share Article

author

annisast

Ibu satu anak, Xylo (6 tahun) yang hobi menulis sejak SD. Working full time to keep her sanity.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan