Ketika menentukan kontrasepsi berbanding lurus dengan kualitas hidup keluarga dan kesehatan reproduksi perempuan. Jadi, yuk gunakan kekuatan kita untuk memilih yang terbaik.
Tahukah mommies setiap tanggal 26 September, dirayakan sebagai World Contraception Day (WCD)? Hari Kontrasepsi Sedunia ini jadi ajang tepat untuk mengingatkan kita semua, bahwa penting lho merencanakan dan mengatur jarak kehamilan. Ada dua sisi yang akan terdampak. Pertama dari segi kualitas tumbuh kembang si anak di kemudian hari, kemudian tentu soal kualitas kesejahteraan keluarga.
Misalnya yang disebutkan oleh Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si, Psikolog di World Contraception Day 2019 “Power of Options” – Bicara Kontrasepsi bersama Bayer 26 September lalu di Glass House Ritz Carlton Hotel, Pacific Place, Jakarta. Mbak Nina memaparkan efek psikologis jika kehamilan tidak direncanakan. Di antaranya, ada penolakan dari ibu, jadi malas makan, bahkan berusaha menggugurkan kandungan.
Nah, kalau kondisi kesehatannya si ibu saja sudah tidak stabil, maka juga berisiko membuat tumbuh kembang janin terhambat. Bahkan ketika nanti si anak lahir, Mbak Nina bilang perkembangan psikologis anak tidak berjalan optimal.
Tapi sebaliknya, jika direncanakan ini dia beberapa manfaat yang dirasakan semua pihak: Ibu (dapat mengembangkan diri, dapat mengurus keluarga lebih optimal, lebih bahagia), Anak (mendapat perhatian, mengembangkan secure attachment dan tumbuh kembang lebih optimal), Keluarga (lebih harmonis dan urusan finansial lebih tertata.)
Manfaat baik yang Mbak Nina paparkan, tentu juga berkaitan dengan jarak kelahiran. Di banyak penelitian membuktikan, jarak terbaik antara kakak dan adik adalah 2-5 tahun. Jangan karena tuntutan sosial, lantas kekuatan kita untuk memilih jadi luntur. Mbak Nina menekankan, seorang ibu harus berdaya memilih apakah dan kapan ingin hamil dan memiliki anak. Dengan memilih, seorang ibu jadi lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan konsekuensinya.
Yang menjadi masalah adalah, belum semua ibu teredukasi dengan baik seputar isu pentingnya kontrasepsi dalam perencanaan keluarga. Padahal mereka punya kekuatan untuk memilih yang terbaik untuk diri dan keluarga. Karena inilah Bayer memilih tema “Power of Options.”
Berdasarkan Pusat Statistik, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia 2020 mencapai 271 juta jiwa. Porsi terbesar adalah generasi millennial, yaitu mereka yang berusia 20-40 tahun, diprediksi sekitar 84 juta jiwa, atau 34% dari jumlah penduduk.
Mengingat salah satu karakter millennial mengandalkan teknologi sebagai alat mencari dan meriset informasi, Bayer Indonesia merasa perlu ikut ambil bagian menyediakan informasi seputar kesehatan reproduksi dan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan ibu, sehingga bisa memaksimalkan “Power of Options” yang mereka miliki.
Terkait hal ini, dr. Boy Abidin, SpOG(K), mengingatkan komunitas Mommies Daily dan rekan-rekan media yang hadir hari itu, bahwa kini pilihan metode kontrasepsi makin beragam. Dengan catatan, kita juga harus cermat memilih.
Di antaranya Pil Kontrasepsi Modern, dr. Boy Abidin menjelaskan beberapa kelebihan yang terkandung di dalamnya:
Namun perlu diingat, nih, mommies. Pil kontrasepsi wajib diminum teratur, jangan sampai lupa. Karena itu Mbak Nina, punya kiat-kiat khusus, supaya nggak terjadi “kebobolan” akibat melewatkan jadwal minum pil:
Dengan “Power of Options” kita juga punya pilihan untuk meminta bantuan dari pendukung nomor satu seorang ibu, yaitu pasangan. Jangan berjuang sendirian, mommies, karena it takes a whole village to raise a child.