Masalah idola ini jadi concern saya karena saya percaya, idola bisa ikut ambil bagian untuk membangun motivasi anak.
Setelah Maudy Ayunda, kali ini saya ingin membahas tentang para ketua BEM yang bersinar saat demo kemarin. Zaman saya dulu, saya tidak peduli pada ketua BEM karena saya terlalu sibuk dan fokus kuliah sehingga tidak sempat berorganisasi.
Alasan yang dibuat-buat alias saya saja yang terlalu malas atau tidak bisa membagi waktu karena para ketua BEM ini ternyata juga datang dari berbagai fakultas yang dikenal sibuk dan banyak tugas ahahaha. Mereka ini bisa dikenalkan pada anak remaja sebagai bagian dari pendidikan politik. Bahwa politik tidak melulu untuk orang dewasa, tapi bisa dimulai dari SMP, SMA, hingga kuliah.
(Baca: Ini Cara Agar Anak Punya Role Model Seperti Maudy Ayunda)
Siapa saja mereka?
“Kok sering banget bohong?” adalah satu quote Fathur yang paling saya ingat. Ia mengatakan itu di ILC menyindir Sekjen DPR yang memberi janji pertemuan dengan mahasiswa pada ketua DPR namun ternyata tidak disampaikan. Ia juga paling tegas menolak dan merasa terganggu dengan isu aksi mahasiswa ditunggangi.
Muhammad Atiatul Muqtadir atau akrab disapa Fathur ini sempat hadir di Mata Najwa dan dengan berani menyatakan sikapnya melawan RKUHP dan UU KPK. Ia lahir di Palembang, 1 Agustus 1998 dan merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2015.
Selain jadi mahasiswa kedokteran dan presiden BEM, Fathur juga punya channel YouTube dengan lebih dari 229 ribu subscribers! Videonya “AjakNgobrol - Emang Kenapa Kalau Rektor Asing?” ditonton hampir 340 ribu kali. Followers Instagramjuga sudah di angka satu juta followers. Wow sekali ya!
(Baca: Ini Daftar RUU Kontroversial Penyebab Demo Mahasiswa)
Royyan juga tampil bersama Fathur di Mata Najwa, ia tegas menolak RKUHP dan UU KPK. Royyan adalah mahasiswa Teknik Informatika ITB angkatan 2015.
Ia sempat beradu argumen dengan Fahri Hamzah "Kalau menurut Bang Fahri itu adalah cara terbaik untuk memperkuat DPR, jangan-jangan ini Dewan Perwakilan Fahri Hamzah bukan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia," kata Royyan di Mata Najwa.
Menggelitik karena di tahun 1998, Fahri Hamzah merupakan aktivis mahasiswa yang ikut demo di DPR. :)
(Baca: Anak, Aksi Demonstrasi dan Apa Kata para Psikolog?)
Manik adalah perwakilan mahasiswa yang bertemu dengan Komisi 3 DPR pertama kali dan langsung jadi pusat perhatian karena ia berani tegas bilang DPR itu bukan Dewan Perwakilan Rakyat namun Dewan Pengkhianat Rakyat.
Manik merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI dan satu angkatan di SMA Negeri 1 Bogor bersama Royyan. Mereka sudah aktif berorganisasi sejak SMA, Manik merupakan ketua angkatan saat SMA dan dan Pramuka sejak SMP. Ia juga Purna Paskibraka Indonesia kota Bogor tahun 2013.
(Baca: Ibu, Demo itu Apa?)
Dinno Ardiansyah kuliah di Teknik Industri Universitas Trisakti angkatan 2015. Ia menjadi salah satu yang aktif dan ikut berorasi saat demo.
Ini bukan pertama kali namanya dikenal. Sebelumnya, nama Dinno sempat jadi perbincangan karena ia menentang Universitas Trisakti memberi gelar Putra Reformasi pada Presiden Joko Widodo.
Menurut Dinno, gelar itu tidak sejalan dengan Universitas Trisakti terkait HAM. Sampai saat ini, Jokowi memang masih punya banyak PR terkait isu HAM.