Yuk belajar bahwa nggak perlu malu untuk mengakui keluarga kita bermasalah, biar cepat mencari solusi. Nah,berikut beberapa tanda plus tips mengenali keluarga bermasalah …
Mengakui bahwa keluarga kita bermasalah tentu bukan hal yang mudah. Padahal dengan mengakui dan mencari jalan keluar, kerusakan yang mungkin terjadi bisa diminimalkan. Namanya juga keluarga yang berisikan anggota lebih dari satu orang. Wajar pastinya jika terjadi perbedaan pendapat atau bahkan konflik. Masalahnya menjadi rumit ketika ada anggota keluarga yang denial dengan masalah yang ada, di mana denial itu menciptakan keengganan untuk memperbaiki sesuatu yang salah. Kebayang kan, saat yang salah didiamkan, kekesalan dipendam terus menerus, akan berujung apa? Konflik yang semakin hebat
Yuk belajar bahwa nggak kenapa-kenapa lhooo untuk mengakui keluarga kita bermasalah, biar cepat mencari solusinya kan. Nah,berikut ada beberapa tanda plus tips mengenali keluarga bermasalah …
a. Frekuensi berargumentasi atau berdebat yang semakin sering.
b. Sering sekali berbeda pendapat.
c. Komunikasi yang sangat jarang (kecuali untuk bertengkar).
d. Ledakan amarah
e. Saling menghindar satu sama lain
f. Konflik fisik
a. Perbedaan pendapat, perbedaan kebiasaan, perbedaan keyakinan, perbedaan tujuan dan perbedaan nilai-nilai hidup.
b. Adanya sesuatu yang baru di tengah-tengah keluarga, seperti kehadiran bayi, perceraian, atau pernikahan kedua.
c. Masalah keuangan
d. Stress
e. Problem yang berkaitan dengan seksualitas
f. Penggunaan alkohol atau narkoba
g. Masalah yang berkaitan dengan kebiasaan berjudi
h. Adanya anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan mental
i. Terjadinya bully atau pelecehan di dalam keluarga
j. Bencana alam
k. Kurangnya rasa percaya dan respek satu sama lain
Baca juga:
9 Cara Agar Bisa Bertengkar Sehat dengan Suami
Mengingat bahwa keluarga adalah kumpulan orang-orang yang memiliki arti penting dalam hidup kita, maka masalah di dalam keluarga bisa banget menyebabkan hal-hal berikut ini
a. Emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan serta kecemasan yang berlarut-larut.
b. Stress
c. Rasa lelah
d. Kebingungan
e. Merasa sendiri atau kesepian
f. Kesulitan berkonsentrasi
g. Kesulitan makan atau susah tidur
h. Timbulnya masalah dengan teman atau anggota keluarga lain di luar keluarga inti
i. Penyalahgunaan alkohol serta obat-obatan sebagai pelarian
a. Komunikasi adalah kunci dan seringnya menjadi langkah awal untuk mencari solusi. Bicarakan permasalahan dengan tenang dan terbuka, sampaikan apa yang menjadi concern kita.
b. Belajar menerima perbedaan pendapat karena hal ini bisa mencegah terjadinya konflik baru. Karena belum tentu pihak yang kita ajak bicara merasa ada yang salah.
c. Luangkan waktu untuk bersenang-senang BERSAMA. Iyaa bersama-sama walaupun mood mungkin lagi jengkel luar biasa.
d. Kenali masalah utamanya apa, karena ini bisa menjadi starting point ke mana harus mencari bantuan.
e. Cari bantuan ketika kita merasa bahwa permasalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh internal.
Terus, bisa minta bantuan ke siapa?
a. Teman
b. Anggota keluarga lain yang dituakan
c. Konseling kepada pakar seperti psikolog keluarga, psikolog hubungan, psikolog anak atau psikiater.
Semoga setelah membaca tulisan ini, kita jadi lebih mudah saling introspeksi diri dan menyadari serta mencari bantuan serta solusi ya kalau memang keluarga kita bermasalah.
Baca juga:
Kenal Seks yang Sehat Seperti Apa Menurut Pakar.
Sumber dari sini.