Tidak ada lagi alasan untuk tidak mengajak bayi berlatih merangkak! Ini 10 hal seru yang akan saya bahas mengenai bayi merangkak.
Bicara soal milestone, merangkak adalah salah satu tahapan perkembangan fisik penting yang perlu dialami anak dalam masa pertumbuhannya. Jangan sampai tahapan ini terlewatkan. Mengapa? Yuk, kita bahas 10 hal seru dari merangkak berikut ini.
Sebelum anak mampu mengangkat tubuhnya untuk berdiri, ia melatih keseimbangan tubuhnya dengan cara merangkak. Gerakan ini memancing otaknya untuk bekerja keras dengan cara memproses pendengaran dan penglihatan secara bersamaan, untuk memampukan tangan dan kakinya bergerak secara seimbang.
Biasanya, bayi mulai belajar untuk merangkak di usia 6 bulan, ada pula yang baru mulai bisa merangkak di usia 9 bulan. Bagi bayi yang lahir prematur, ingatlah bahwa kemampuan merangkaknya bisa jadi lebih lambat dari bayi seusianya. Namun, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena...
Anak saya bisa dibilang sangat jarang merangkak. Tapi, bukan artinya ia tidak mampu dan melewatkan tahapan tersebut. Ketika ia masuk usia 15 bulan dan sudah lancar berjalan, sesekali ia malah memilih untuk merangkak. Menurut dr. Rini Sekartini, SpAK, dari IDAI, tidak semua anak akan melalui tahapan merangkak. Sekitar 15% anak langsung bisa berdiri dan merayap. Tidak perlu khawatir karena ini normal!
Bila melewati usia 18 bulan tahapan perkembangan anak tidak kunjung meningkat, yaitu dari merangkak lalu berjalan, Anda PATUT KHAWATIR. Segera konsultasikan pada dokter anak untuk mendeteksi adanya gangguan. Lebih cepat Anda mendeteksi keadaan anak, maka akan lebih mudah untuk mengejar ketinggalan yang dialami, dengan cara terapi.
Ahli fisioterapi anak Joni Redlich, New Jersey, mengatakan bahwa sebelum maju ke tahap merangkak, anak harus terlebih dahulu memiliki kemampuan untuk duduk sendiri, tanpa bantuan. Dokter anak Catherine Workman pun menjelaskan, ketika seorang anak sudah bisa duduk dengan nyaman, maka ia akan tergerak secara alami untuk menggerakkan tubuhnya ke posisi merangkak, di mana tangan dan lututnya menumpu badannya.
Mulai dari usia 3 bulan, bayi sudah bisa dibiasakan untuk tidur tengkurap. Cara tersebut adalah cara yang paling mudah dilakukan. Saat ia terbangun dari posisi tidur tengkurap, otomatis ia akan terlatih untuk mengangkat kepala dan lehernya, sementara tangan dan tubuhnya akan terlatih untuk menopang. Selain tidur tengkurap, sebaiknya jalani ritual tummy time, bisa dibantu dengan mainan favorit, lagu, cermin, apapun itu yang dapat memancing anak untuk bertahan di posisi tengkurap.
Baca juga:
Artikel di www.kidspot.com.au menyebutkan bahwa merangkak dapat membangun rasa percaya diri anak, terutama dalam membuat keputusan pertama mereka. Dengan merangkak, anak belajar berusaha menjaga kekuatan fisiknya, karena mereka bisa gagal, bisa berhasil. Lambat laun, fisiknya akan semakin kuat dan ia pun akan tahu kapan harus mengubah gerakan, menavigasi langkahnya sendiri serta menghindari rintangan dan cedera.
Penulis Susan K. Patrick dalam jurnalnya menggambarkan beberapa jenis posisi merangkak, yaitu Standard Crawling, Hands-and-Feet
Bila diukur dalam persentase, 82% bayi terbiasa merangkak dengan posisi A, B dan C, 2 % lebih sering melakukan gerakan D, 9% cenderung melakukan metode duduk (E & F), dan 7% tidak merangkak sama sekali, melainkan langsung berjalan.
Fasilitasi anak dengan pengamanan yang tepat di rumah. Sediakan alas seperti karpet busa atau lantai yang bersih agar ia bisa bereksplorasi dengan optimal dan tetap aman. Apabila ruangan di rumah terbatas, pastikan untuk memindahkan benda-benda berbahaya ke ruang lain, setidaknya simpan di area yang sulit dijangkau anak.
Hindari penggunaan baby walkers. Selain membatasi kemampuan bayi untuk menggerakkan tubuhnya secara menyeluruh, alat ini dapat menghambat perkembangan ototnya. Batasi pula penggunaan kursi bayi dan gendongan, khususnya ketika sedang berada di rumah. Biarkan anak bereksplorasi dan berlatih menggerakkan tubuhnya dengan leluasa.