Sorry, we couldn't find any article matching ''
Coba 9 Hal Ini Agar Bisa Bertengkar Sehat dengan Suami
Pertengkaran dengan suami biasanya memanas saat awal-awal punya anak. Bagaimana agar bisa bertengkar dengan sehat?
Transisi dari pasangan yang hanya berdua menjadi orangtua dengan satu anak memang menantang sekali. Tak heran, banyak pasangan yang malah jadi sering bertengkar setelah punya anak.
Jangan khawatir, bertengkar atau beradu argumen itu tidak apa-apa kok. Asal dilakukan dengan sehat dan bukan debat kusir belaka.
Faktanya, beradu argumen dengan sehat di depan anak, bisa memberi contoh pada anak untuk memiliki opini dan mempertahankannya.
(Baca: 5 Hal tentang Pernikahan yang Bisa Jadi Pelajaran untuk Anak di Masa Depan)
Bagaimana cara bertengkar dengan sehat bersama suami? Ingat dulu 9 hal ini.
1. Beri jeda dan jangan langsung menuding seketika. Tarik napas, buang napas, beri waktu untuk diri sendiri bicara dengan kata-kata lebih tepat. Menunda bentakan bisa membuat pertengkaran batal lho!
2. Kalau memang kita yang salah, segera minta maaf dan hindari kata “tapi”. Kata “tapi” membuat minta maaf terasa tidak tulus. Kalau salah, akui saja salah dan minta maaf. Sementara kalau ada unek-unek yang ingin disampaikan, sampaikan di saat terpisah. Lewat chat atau saat pillow talk misalnya. Awali dengan kalimat seperti “maaf ya aku salah, tapi aku juga sedih lho kamu …”
3. Jangan menerka-nerka apa yang ia rasakan. Kalimat seperti “kamu pasti …” itu menuduh. Sebaiknya, justru tanya apa yang ia rasakan “jadi kamu kenapa?”
4. Ulangi fokus masalah yang jadi bahan pertengkaran. Misal “jadi ini masalahnya tentang kamu yang nggak mau bantu cuci botol ya!” jangan jadi debat soal lain.
5. Selesaikan masalah satu per satu agar tidak melebar ke mana-mana lalu fokus mencari solusi untuk masalah itu. Kalau memang sudah terlalu lelah, berhenti saja dulu dan lanjutkan lain kali.
6. Namanya berdebat ya bergantian bicara. Beri kesempatan pada suami untuk mengungkapkan juga isi hatinya dan jangan mendominasi perdebatan.
7. Jangan terus menerus saling menyalahkan. Hindari kalimat semacam “oh menurut kamu aku nggak bener beresin rumah? Kamu pikir kamu rapi banget kalau beresin rumah?” Yhaaa, tidak akan selesai juga masalahnya sih ya kalau terus menerus saling membalikkan masalah. :)
8. Berpelukan sajalah di tengah pertengkaran. Ini membantu untuk memberi jeda. Bagaimana pun, bertengkar itu melelahkan kan. Buang gengsi, gengsi hanya membuat pertengkaran berjalan lebih lama lagi.
9. Akhiri pertengkaran dengan “masih ada yang mau disampaikan?” kalau sudah terlalu memanas ya sudah berhenti saja dulu. Pertengkaran membuang waktu dan energi. Simpan untuk hal yang lebih penting. :)
Seperti bahagia menular, saya percaya kekaleman menghadapi masalah juga menular. Ketika kita lebih santai dalam menghadapi konflik, pasangan kita lama kelamaan bisa ikut santai.
Selamat bertengkar! *EH* :))))
Share Article
COMMENTS