Meski sudah muncul di Indonesia sejak tahun 2005, masih banyak orang yang belum berani mencoba untuk berinvestasi di reksa dana. Kenapa ya kira-kira?
Alasannya berbagai macam, namun yang saya tanggap selama ini sih karena dianggap ribet dan tidak semudah menabung di bank. Padahal itu merupakan anggapan yang salah karena membeli reksa dana sekarang, hanya semudah membeli barang di e-commerce lho.
Saya sendiri sudah mencoba berinvestasi di reksa dana sejak 6 tahun lalu. Sampai sekarang masih bertahan dan malah meracuni orang-orang untuk ikut pula berinvestasi di reksa dana. Dengan tetap tak mau merekomendasikan produk karena risiko ditanggung masing-masing tentunya ahahaha.
Nah, bulan lalu, karyawan Female Daily Network kembali mengikuti workshop dari QM Financial. Temanya All About Reksa Dana. Saya jadi diingatkan lagi untuk menulis ini khusus untuk kalian yang baru mau mulai berinvestasi di reksa dana.
Tak perlu punya puluhan juta untuk bisa membuka rekening reksadana, dengan Rp 100ribu pun mommies sudah bisa memulainya. Tapi hal ini bergantung pada produknya ya, ada juga reksa dana yang harus dibuka dengan pembelian Rp 500ribu.
Tapi tetap saja, angka ini terbilang kecil jika harus dibandingkan dengan berinvestasi langsung pada saham. Risikonya pun terbilang lebih kecil dibanding saham. Tentu, karena yang namanya investasi itu kan high risk high return.
Karena murah, kita bisa langsung membuka beberapa rekening untuk berbagai tujuan. Misal satu reksa dana pasar uang untuk dana darurat, reksa dana saham untuk dana pensiun, reksa dana campuran untuk biaya anak masuk SMP, dan selanjutnya. Semua tujuan bisa berjalan beriringan.
Untuk mommies yang masih bingung soal tujuan bisa dibaca dulu di sini ya: Membuat Sendiri Rencana Keuangan Keluarga, Harus Mulai dari Mana?
Iya reksa dana bisa dibeli secara online lho. Bisa lewat bareksa.com, aplikasi ipotgo, bahkan marketplace seperti Bukalapak atau Tokopedia. Semudah itu. Bisa pula diset auto debit setiap bulan.
Yang jelas harus diingat, pastikan dulu performance reksa dana yang akan dibeli ya. Lihat data 1-3 tahun terakhir untuk memastikan kinerja reksa dana yang dibeli memang baik.
Reksa dana cenderung likuid meskipun dalam proses pencairannya bisa memakan waktu 1-7 hari. Dalam pengalaman saya sih belum pernah sampai 7 hari, paling lama 3 hari.
Perlu diketahui, reksa dana paling liquid adalah reksa dana pasar uang sehingga cocok digunakan untuk dana darurat. Lagipula pencairannya bisa sebagian, tidak perlu seluruhnya. Jadi bisa dicairkan sesuai kebutuhan.
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi dan bank kustodian. Sebagai investor, kita tidak perlu terus menerus memperhatikan kinerjanya. Cukup dicek beberapa bulan sekali untuk memastikan angkanya tidak turun terus.
Kuncinya adalah memilih manajer investasi yang terpercaya. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang manajer investasi dan produknya sebelum memutuskan untuk membeli.
Gimana mommies, sudah mulai tercerahkan soal reksa dana?