Lima tahun lalu saat Xylo lahir, tren dunia menggendong belum seperti sekarang. Pilihannya hanya jarik tradisional. gendongan modern (soft structure carrier - SSC) atau woven wrap yang harus dililit dan diikat manual.
Dulu bahkan belum ada komunitas menggendong sehingga saya harus mencari tahu sendiri serba-serbi gendongan ini. Saya sampai menulis blogpost tentang cara menggendong yang aman karena merasa sulit sekali mencari info tentang menggendong.
Di blogpost itu saya mengeluhkan bahkan sebuah brand gendongan kain lokal memperagakan cara menggendong yang tidak aman, berbeda dengan brand-brand gendongan dari luar negeri yang mempromosikan cara menggendong bayi yang aman.
Nah, ketika tren gendongan dengan hip seat muncul dan semakin banyak dipakai orang, Xylo sudah besar. Saya pun sudah tidak mengikuti lagi tentang dunia menggendong. Meski demikian, saya sempat beberapa kali terpikir: memang aman ya? Karena bayi kan seperti duduk tegak.
Pertanyaan saya akhirnya dijawab oleh mbak Wiena Pratasik, founder Nusantara Menggendong yang juga seorang Certified Babywearing Consultant dari School of Babywearing UK. Tapi sebelum ke pertanyaan soal hip seat, kita bahas dulu yuk, apa dan bagaimana sih sebetulnya menggendong yang aman?
Bayi yang sering digendong ibunya biasanya akan lebih tenang karena nyaman di pelukan ibu. Bayi juga akan lebih sehat karena mengikuti ritme gerakan ibunya dari bernapas, detak jantung, dan berbagai aktivitas ibu lain. Dilansir babywearinginternational.org, bayi prematur yang lebih sering disentuh dan digendong, berat badannya naik lebih cepat dibanding yang tidak.
Ibu juga akan jadi lebih percaya diri karena bisa responsif pada kebutuhan bayi. Sebabnya, muka ibu dan bayi berhadapan sehingga gerakan, gestur, dan ekspresi bayi bisa terlihat dengan jelas. Bonding pun akan terjaga terutama bagi ayah yang tidak hamil dan menyusui di anak.
UK Sling Consortium memakai istilah TICKS sebagai syarat menggendong bayi yang aman. TICKS adalah kependekan dari:
Tight: gendongan harus kuat dan membungkus bayi dengan ketat namun nyaman. Jika longgar, bayi dikhawatirkan masuk ke dalam gendongan dan kesulitan bernapas.
In view all times: penggendong harus bisa melihat wajah bayi hanya dengan menunduk sedikit sehingga penggendong bisa melihat ekspresi bayi sepanjang waktu.
Close enough to kiss: kepala bayi harus sedekat mungkin dengan dagu. Ketika menunduk sedikit, kepala anak harus bisa tercium oleh penggendong.
Keep chin off the chest: perhatikan postur tubuh bayi, jangan sampai ia terlalu membungkuk hingga kepalanya menyentuh dagu karena bisa menganggu pernapasannya.
Supported back: bayi harus digendong dengan nyaman dan senatural mungkin namun punggung dan leher bayi harus tersangga dengan sempurna.
Posisi ideal menggendong di segala usia adalah M-shape, yaitu sendi panggul dan kaki tidak menggantung tetapi membentuk huruf M.
Menggendong dengan tidak aman bisa berakibat fatal. Salah satunya adalah pergeseran tulang kaki dari tulang pinggul atau hips dysplasia.
Menurut mbak Wiena, awal muncul gendongan hip seat (gendongan dengan bantalan di pinggang) itu sebetulnya berupa alat bantu gendong. Bayi hanya disangga di hip seat namun tangan penggendong tetap memegangi bayi.
Hip seat boleh digunakan sesuai usia yang tercantum di panduan brand gendongan masing-masing. Harus dicatat untuk selalu membeli gendongan yang original dan jangan yang KW ya mommies!
Gendongan yang original tentu sudah melewati berbagai proses quality control dari segi keamanan dan bahan. Daripada membeli KW, lebih baik membeli gendongan merek lokal yang harganya lebih terjangkau.
(Baca: 5 Gendongan Favorit Komunitas Mommies Daily)
“Menggendong dengan hipseat (model ransel) amannya saat anak sudah bisa tegak dan duduk. Karena kalau diperhatikan posisi anak di dalam hipseat belum bisa menyerupai posisi alami. Tapi sebagai konsultan biasa kita jelaskan dan kembalikan ke orang tua, posisi optimal menggendong adalah seperti apa. Dan poin-poin aman dan optimal biasanya sulit untuk dicapai oleh hipseat,” ujar Mbak Wiena.
Mbak Wiena juga mengingatkan kalau hip seat ini kurang direkomendasikan untuk ibu yang melahirkan secara SC. Sebabnya bisa memberi tekanan berlebih pada bekas jahitan.
“Masing-masing penggendong memiliki preferensi dan kenyamanan masing-masing. Bisa jadi pilihan ibu A berbeda dengan ibu B. Dan sekarang sudah banyak pilihan jenis gendongan yang bisa dari bayi sampai toddler. Yang paling umum di masyarakat kita itu selendang/jarik. Itu sebenarnya bisa dari bayi sampai besar,” tutup Mbak Wiena.
Nah, jadi jangan dulu tergiur tren ya moms! Menggendong itu bukan cuma masalah gendongan yang dipakai tetap cara menggendongnya dulu sudah aman dan optimal atau belum.
Banyak belajar dan gabung ke komunitas juga bisa kok! Sudah banyak sekali komuniyas menggendong yang mengedukasi ibu-ibu untuk bisa menggendong dengan aman. :)