Ibu dari satu anak yang sempat berjuang dalam kehamilannya karena Sindrom Darah Kental ini bercerita bagaimana kehadiran anak menjadi penyemangatnya dalam bekerja. Bahkan rasa rindu pada anak bisa membantunya semakin fokus bekerja.
Telah berkarir selama 11 tahun, beberapa di antaranya sebagai Communication Manager di P&G dan Brand Reputation manager di Google Indonesia, Febrina Herlambang (32 tahun) memutuskan untuk rehat sejenak memajukan usaha bersama Hendra Johan Yo, MBA (35 tahun) sang suami tercinta sebelum kembali bekerja full time pada bulan Mei 2019 nanti.
Ibu dari Yohanes (10 bulan) yang sempat berjuang dalam kehamilannya karena Sindrom Darah Kental ini berbagi pengalaman tentang bagaimana kehadiran anak menjadi penyemangatnya dalam bekerja.
Simak wawancara kami dengan perempuan yang juga kerap menjadi dosen tamu di beberapa kampus …
Saya menggunakan calendar di ponsel (Google Calendar) untuk mengatur waktu, baik itu untuk urusan pekerjaan maupun jadwal-jadwal keluarga, seperti jadwal anak imunisasi atau tanggal-tanggal ulang tahun. Kalau tools, saya memasang CCTV di rumah agar saya bisa melihat langsung dan berkomunikasi secara virtual selama 24 jam dalam sehari, meskipun saya sedang tidak ada di rumah. Dan, manfaatkan juga tips-tips parenting yang saya baca di Mommies Daily, dong :).
Be organized and leverage supporting system sebisa mungkin.
Beruntung karena anak saya bukan tipikal anak yang rewel kalau berkaitan dengan tidur dan istirahat, otomatis rutinitas tidur saya pun juga nggak bermasalah. Nah, untuk olahraga, jujur sih saya hanya sempat satu kali dalam seminggu. Biasanya berenang bersama suami dan anak, karena ini sekaligus menjadi family time untuk keluarga saya. Nggak tega ‘ninggalin’ anak kalau nggak penting-penting sekali :).
Kalau sedang kangen sama anak, saya biasanya melihat CCTV atau melakukan video call. Selain itu memasang foto keluarga di ponsel, laptop dan juga meja kerja, sebagai penyemangat saya bekerja. Rasa kangen sama anak bisa membantu saya untuk fokus bekerja, lho, karena saya jadi ingin pekerjaan cepat selesai dan segera pulang.
Membaca buku, menulis blog, beauty treatment super simple seperti maskeran di rumah atau blow rambut. Karena saya berusaha fokus pada anak ketika sedang tidak bekerja, maka me time seringkali saya lakukan di tengah-tengah waktu anak tidur. Harus pintar curi-curi waktu memang untuk me time.
Wah yang jelas suami sangat-sangat mendukung sih. Kami komitmen sama-sama mendidik dan menjaga anak bersama. Mau itu ‘hanya’ trial class di pre-school atau waktunya vaksin ke dokter, saya dan suami pasti hadir semua menemani Yohan. Bagi kami, keluarga itu nomor satu. Karier dan pekerjaan memang penting, namun dalam skala prioritas, tentu keluarga nomor satu. Itu komitmen kami berdua semenjak memiliki anak.
Kami saling mengerti dan mendukung, apalagi jika salah satu sedang sibuk luar biasa. My husband is the best supporting system. Kedua adalah mama mertua. Mama mertua membantu sekali dalam urusan menjaga anak ketika saya bekerja. Berkat mama mertua, pengalaman saya menjadi ibu baru sangat menyenangkan dan terasa mudah jalannya. My mom in law is the best!
- Baca artikel atau buku tentang karir. Bagi saya pribadi, ketika sedang stuck, itu pertanda baik karena itu saatnya saya me-review kembali apakah saya sudah on track di karier yang sedang saya jalani.
- Mengajar. Saya senang sekali lho bertemu dengan para murid yang sebagian besar masih masuk di dalam golongan anak millennials. Biasanya saya menjadi dosen tamu yang berbagi ilmu mengenai Public Relations dan Marketing. Pada saat sharing experience, saya bisa mendapatkan kembali semangat dan passion dari para mahasiswa tersebut.
- Melakukan networking. Bertemu orang-orang baru di Asosiasi Public Relations atau ikut seminar di luar lingkup kantor. Selalu menyenangkan bertemu orang baru dan mendapat ilmu baru.