Dear suami sayang,
Aku mau bilang terima kasih karena sudah ikut dalam proses menyusui jadi aku ngerasa nggak sendirian. Aku masih inget, pertama kali kita ikut kelas menyusui sama kamu waktu aku masih hamil. Kamu semangat banget sampai ikutan mencatat segala rupanya.
Kamu juga selalu mau baca dan nonton kalau aku kasih link-link soal ASI dan menyusui. Berarti banget lho buat aku. Kamu jadi tahu segala detail soal ASI jadi pengetahuan kita setara.
Terima kasih untuk tidak selalu cranky waktu anak kita nangis. Ya kalau anak cranky, kamu cranky, aku bisa apa coba. Meskipun aku ngerti sih kadang kamu ikutan cranky karena anak kita nangis terus.
Ya tapi namanya bayi, ada yang nggak enak dikit ya nangis. Kita kan udah ke dokter dan katanya anak kita kolik karena kurang disendawakan. Terima kasih ya udah bantu aku cari segala posisi untuk menyendawakan karena kok ya hari ini bisa lancar besok di posisi yang sama bisa sejam nggak sendawa-sendawa. Hiks. Complicated banget ya punya bayi.
Terima kasih untuk ikut bangun setiap malam dan mijitin aku yang super ngantuk karena jam tidur yang nggak jelas. Terima kasih untuk mau ngasih ASIP tengah malam biar aku bisa tidur sebentar. Ya meskipun lama-lama pas anaknya udah 3 bulanan kamu ikut bablas tidur dan aku harus bangun malam sendirian. Nggak apa-apa, yang penting kamu selalu siaga kalau aku minta dibeliin makanan favorit demi kelancaran ASI.
Aku juga bangga lho sama kamu. Kamu mau-mau aja bantu ganti diapers, mandikan, ngerjain kerjaan rumah, sampai nyuapin aku waktu anak kita growth spurt dan nggak berhenti nyusu. Masih kepikiran pula untuk nawarin aku ke salon atau sekadar pijat di rumah. Baik banget sih duhhhh.
Waktu aku udah masuk kerja, terima kasih karena kamu udah mau cuciin breast pump yang perintilannya sungguh sekali banyak. Kadang aku memang terlalu ngantuk untuk cuci, tapi aku berusaha cuci sendiri kok. Ya lebih karena rada nggak percaya kalau kamu yang cuci. Part-partnya kecil lho, khawatir aja kalau nggak bersih. Urusan ini kamu lebih percaya sama aku kan? Hahahaha.
Terima kasih juga untuk selalu ikut panik ketika listrik mati dan ikut hebohin orang satu rumah untuk nggak buka kulkas demi ASIP-ku bertahan beku. Terima kasih juga untuk momen ketawa sama-sama ketika lagi hot-hotnya dan dikitttt lagi mau O eh MUNCRAT TUH ASI AHAHAHAHAHAHA. Wajar terjadi kok, hormon saat orgasme dan menyusui memang sama. Jadi kita nggak sendirian. Temen-temenku juga begitu!
Yang terakhir, terima kasih untuk selalu menyemangati dan memberi aku pilihan. Bahwa aku bukan ibu yang buruk kalaupun aku menyerah memberi ASI. Bahwa kamu akan tetap support dan percaya pada rezeki kalaupun kita harus menyerah pada susu formula.
Meski kamu tahu aku, aku terlalu ambisius sehingga aku lakukan segala cara dari begadang demi power pumping sampai pumping saat meeting. Yang penting ASIP-nya cukup untuk besok dan besoknya lagi.
Terima kasih sayang. Kamu terbaik.
Love,
Istrimu
Baca juga: