Apakah Mommies seorang freelancer? Hal menarik dari seorang freelancer adalah penghasilan yang tidak pasti namun memiliki pengeluaran yang pasti setiap bulannya. Meski begitu, bukan berarti seorang freelancer tidak bisa memiliki pengaturan keuangan yang baik.
Berikut ini adalah 4 tips mengatur keuangan untuk seorang pekerja freelance.
Berapakah penghasilan terkecil yang Anda dapatkan dari rata-rata pekerjaan setiap bulannya? Jadikanlah angka terkecil tersebut sebagai tolok ukur berapa sebenarnya biaya hidup yang bisa didanai setiap bulannya. Apabila di bulan lain penerimaan yang didapat lebih besar, maka sisa pengeluaran tersebut bisa digunakan sebagai dana cadangan apabila di bulan berikutnya ternyata tidak ada pemasukan yang signifikan.
Memiliki asuransi kesehatan adalah sebuah keharusan untuk menghindari dan mengurangi biaya besar yang mungkin timbul akibat sakit atau kecelakaan. Dana darurat juga sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pengeluaran yang tidak dilindungi oleh asuransi, mau pun pengeluaran tak terduga lainnya.
Dalam satu tahun, antisipasi pengeluaran tambahan di musim tertentu seperti libur anak sekolah, periode Hari Raya, dan ulang tahun anggota keluarga. Saat musim lebaran misalnya, naiknya bahan kebutuhan pokok bisa menjadi kendala ekstra bagi Anda yang bekerja freelance ditambah lagi dengan kewajiban memberikan angpau bagi beberapa tradisi. Sebenarnya hal ini sudah bisa diantisipasi sejak awal. Alokasikan pos tabungan khusus untuk pengeluaran musiman yang diambil dananya saat mendapatkan proyek atau pekerjaan dengan nilai di atas rata-rata.
Memiliki pekerjaan freelancer bukan berarti Anda tidak bisa berinvestasi. Selalu sisihkan terlebih dahulu dana untuk investasi sebanyak 10-30% berapa pun dana yang Anda terima, sebelum kemudian mengalokasikannya untuk kebutuhan rutin dan pengeluaran utama. Karena agak sulit untuk menerapkan sistem debit otomatis, maka dibutuhkan kedisiplinan dan komitmen yang tinggi dari diri sendiri.