Sejak menahbiskan diri menjadi seorang freelancer tiga tahun lalu, saya pun siap nggak siap harus menghadapi yang namanya stres. Berikut ini adalah cara (ideal) untuk meredakan stres para freelancer. Paling nggak tiga di antaranya saya lakuin, hahaha…
Iya, walau pun akhirnya lepas dari rutinitas 9 to 5 dan segala politik kantor, stres bukan berarti hilang. Karena stres model baru datang, terutama ketika klien telat bayar, atau malah (sok) lupa bayar, hahaha… Selain itu, terkadang karena saking santainya dan merasa bisa mengerjakan semuanya di rumah, pekerjaan main terima aja, lupa susun timeline, akhirnya stres sendiri karena harus mengejar deadline yang mepet semuanya. Lagi sibuk-sibuknya menepati deadline, eh, yang paling kecil merengek-rengek minta dibuatkan pancake dan terus ikut pencet-pencet keyboard laptop sampai keinginannya terpenuhi. Arrrgh…
Seberapa pun ketatnya deadline yang disambi ngurusin urusan anak serta rumah, atau pekerjaan yang akhirnya menyita waktu lebih dari saat ngantor, stres sebagai seorang freelancer tentu harus dikelola biar nggak gila. Berikut ini adalah cara (ideal) untuk meredakan stres para freelancer. Paling nggak tiga di antaranya saya lakuin, hahaha…
Tetap sediakan waktu buat aktivitas fisik
Kalau saya, menjadwalkan yoga minimal seminggu dua kali. Gerakan-gerakan yoga serta ambience-nya membuat saya dapat menenangkan pikiran, sekaligus bikin tubuh lebih fleksibel. Sebenarnya nggak harus yoga, bisa pilih aktivitas lain seperti teman saya yang sekarang hobi naik sepeda setelah memutuskan resign dan jadi freelancer.
Dengarkan suara menenangkan sebelum tidur malam
Biar tidur nyenyak dan nggak kepikiran kerjaan, dengarkan suara yang menenangkan setiap malam. Nggak perlu suara piano njelimet ala Mozart, atau lagu-lagu galau. Di itunes, spotify, atau joox sekarang menyediakan suara-suara seperti hujan, tiupan lembut angin, hingga gemericik aliran air sungai yang merelaksasi pikiran. Saya kalau sudah susah tidur, pasang berbagai jenis suara hujan turun. Nggak ada 15 menit, saya langsung tidur nyenyak sampai pagi.
Disconnect dengan gadget
Ya, ya, ya yang namanya client demanding semua message darinya pasti akan dianggap penting. Tapi jangan juga langsung dijawab setiap kali dia kirim message, jam 11 malam lagi. Sebisa mungkin mulai jam 9 malam, pasang silent mode pada smartphone, tutup laptop (kecuali ada lemburan), simpan tablet di tempatnya, lalu bersantai di tempat tidur dan langsung connect sama suami. Masih ada esok hari buat melayani client.
Me time bukan sekadar teori
Tapi ini benar adanya dan kudu, wajib, harus, dipraktikkan. Bukan cuma me time dari urusan anak atau rumah, tapi juga dari urusan kerjaan. Ini memang enaknya jadi freelancer, ketika pekerjaan sudah selesai, nggak harus stay di kantor sampai jam pulang tiba, tapi bisa cabut kapan saja, ke mana saja tanpa ada yang bisa marahin. Ke salonlah, makan sushi, atau sekadar menikmati kopi kekinian di kedai kopi favorit. Bagaimana pun kita juga berhak menikmati uang yang kita hasilkan, lho.
Makan makanan anti stress
Jangan sedih, ada beberapa jenis makanan yang bisa dikonsumsi untuk mengelola stres seorang freelancer, yaitu jenis kacang-kacangan, roti gandum, yogurt, berries, dan juga dark chocolate. Jadi jangan lupa beli beberapa bahan di atas, ya, freelancer mommies.
Good luck!