Kunci Sukses Menyusui Bayi Down Syndrome

Health & Nutrition

?author?・23 Mar 2018

detail-thumb

Teruntuk ibu yang sedang berjuang menyusui si kecil dengan kebutuhan khusus down syndrome. ASI mommies layak untuk diperjuangkan.

Sebagai ibu yang pernah merasakan bagaimana perjuangan menyusui, saya bisa paham. Kalau menyusui, adalah momen dimana seorang ibu akan mengerahkan segala kemampuan terbaiknya, agar si kecil mendapatkan hak ASI-nya. Tak terkecuali , anak yang berkebutuhan khusus, seperti down syndrome.

Baca juga: Ingat ya Mom, Jangan Pernah Kasih Bayi di Bawah 6 Bulan Air Putih

Kunci Sukses Menyusui Bayi Down Syndrome - Mommies daily

Tantangan tambahan untuk ibu dengan menyusui bayi down syndrome, salah satunya kata dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, terletak pada karakteristik yang sering dijumpai di bayi dengan DS adalah hiptonia atau kurangnya tonus otot, termasuk otot di sekitar mulut, lidah, bibir yang sangat berhubungan dengan kegiatan menyusui.

“Selain itu kontrol terhadap otot leher juga lebih lemah. Kesemuanya ini akan menyulitkan bayi untuk menyusu (menyedot) dan menelan. Sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin, ya,” jelas dokter Meta sambil menyemangati mommies yang sedang menyusui bayi dengan down syndrome.

Kesulitan yang dialami bayi, bisa dibantu dengan teknik pelekatan khusus berikut ini dan langkah lainnya yang memudahkan proses menyusui dalam jangka waktu yang lama:

1.Sebelum menyusu, perah sedikit ASI sehingga membasahi puting untuk mendorong bayi melekat dengan baik.

2.Pastikan saat menyusui, mulut bayi terbuka lebar sehingga sebagian besar areola masuk ke dalam mulutnya.

3.Bibir bayi memutar ke luar.

4.Sejak sebelum melahirkan (jika memang sudah terdiagnosis), segera berkonsultasi pada konselor laktasi mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menyusui bayi DS. Informasi mengenai ini akan sangat membantu dan memotivasi ibu untuk tetap semangat menyusui.

5.Cari peer support, komunitas orangtua dengan anak DS juga. Ini penting untuk membuat orangtua (ibu terutama) merasa tidak sendiri, dan mengetahui apa kira-kira yang akan dilalui setelah mempunyai bayi DS.

6.Siapkan pompa ASI atau pelajari bagaimana memerah ASI dengan teknik marmet. Memerah ASI bisa jadi sangat peting di awal kelahiran bayi DS untuk mempertahankan produksi ASI.

Nah, masih ada hubungannya dengan pelekatan.  Untuk mendukung pelekatan berjalan baik. Dokter Meta berpesan, pastikan dulu posisi bayi benar saat menyusui. Dia bilang posisi duduk atau setengah duduk bisa sangat membantu. Dan ada syarat yang wajib dipenuhi:

  • Bantu sangga tubuh bayi dengan baik, bantu posisi dan perlekatan agar baik dan nyaman. Bila perlu, gunakan bantal untuk menyangga tubuh ibu dan bayi.
  • Posisikan bayi supaya kepala dan leher tegak, lakukan posisi menyusui football menjadi straddle.
  • Posisikan kepala bayi sedikit di atas posisi putting ibu agar tak mudah tersedak.
  • Bantu perlekatan dan hisapan bayi dengan teknik Dancer Hand.Posisi dancer hand akan sangat membantu proses perlekatan bayi. Posisikan bayi berhadapan dengan payudara ini, jari ibu diposisikan membentuk huruf U dimana ibu jari dan keempat jari lainnya menopang dagu bayi.
  • Perlu diingat di awal kelahiran bayi down syndrome, menurut keterangan dari dokter  Meta, berdasarkan beberapa literatur, bayi gampang sekali tertidur dan mengantuk. Kenapa mengantuk terus? Ini dikaitkan dengan karakteristik hipotonianya dimana karena kelemahan otot, seorang bayi DS harus bekerja lebih keras untuk menyusu.  “Konsekuensi yang harus dihadapi ibu, menyusui berdasarkan permintaan bisa jadi tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dan kalori bayi, serta tidak menstimulasi produksi ASI ibu. Pada situasi ini, bayi sebaiknya dibangunkan untuk menyusu setidaknya 3 jam sekali, dan ibu secara rutin memerah ASI untuk menjaga produksinya,” papar dokter Meta.

    Kerja keras ibu mengusahakan ASI untuk si kecil dengan down syndrome, sangat sepadan dengan manfaat yang akan didapat ibu dan anak. Ada tiga poin penting, terkait hal ini, yang bisa dokter Meta bagikan:

    1.Bayi DS memiliki risiko terkena infeksi yang lebih tinggi, terutama infeksi saluran pernapasan. ASI mengandung faktor-faktor yang bersifat anti infeksi, termasuk juga antibody yang dapat meningkatkan kekebalan tubuhnya.

    2.Salah satu karakteristik bayi DS adalah rendanhya tonus otot. Tapi otot bibir, wajah, lidah bayi dapat dilatih dan diperkuat dengan menyusui. Dengan cara ini juga, bayi dilatih dan dipersiapkan otot-ototnya untuk makan dan bicara. (Otot-otot yang digunakan untuk menyusu, makan dan bicara sama soalnya).

    3.Biasanya, orangtua yang mengetahui anaknya terlahir dengan kelainan akan merasa depresi, hingga baby blues syndrome bahkan. Demikian pula dengan ibu dari anak DS. Menyusui dapat meningkatkan bonding ibu dan anak, serta mencegah baby blues syndrome.

    Atau ada yang mau menambahkan? Silakan mommies, dengan senang hati kami tampung cerita mommies, di kolom komentar :)

    Baca juga: 15 Hal yang Paling Dibenci Ibu Menyusui untuk Didengar