Sorry, we couldn't find any article matching ''
Wulan Anindya Putri Sasongko, Konsisten Olahraga Terbayar, Turun 19 Kilo!
Sekilas terlihat berat menurunkan belasan kilogram setelah melahirkan. Namun, hal ini nggak mustahil untuk Wulan Anindya Putri Sasongko (34). Totalnya, ia berhasil menurunkan 19 kg. Nggak hanya itu, berkat kecintaannya terhadap olahraga, kini Wulan mantap berkarier sebagai instruktur di SANA studio.
Saya pertama pertama kali tahu sosok Wulan, waktu latihan Pound Fit di SANA studio, Cipete. First impression saya, orangnya energic banget! Setiap instruksi gerakan yang dia utarakan, cukup jelas dan mudah dimengerti. Singkatnya saya dan teman-teman kantor, selalu mengincar kelas pound fit bersama Wulan.
Ternyata, nih, mommies. Sosok ibu muda dari Asharia (5), diam-diam sudah menyukai olahraga sejak di bangku SMA. Ibundanya sempat berseloroh, ketika besar ia menyarankan Wulan jadi atlet saja, karena nilai pelajaran olahraganya selalu bagus. Dan doa ibunda pun jadi kenyataan. Nggak literally, jadi atlet, tapi tetap berkecimpung di dunia olahraga, sebagai instruktur Pound Fit dan Strong by Zuma di SANA studio.
Lewat olahraga pula, ia berhasil menghilangkan belasan kilogram, usai melahirkan. Mau tahu nggak cerita lengkapnya, bagaimana perempuan jebolan Universitas Surabaya, Psikologi ini bercita-cita terus bergerak alias olahraga, hingga di usianya yang paruh baya? Hingga kiat sederhana untuk para mommies, supaya semangat mulai pola hidup sehat, demi investasi kesehatan.
Mbak Wulan, bisa tolong bagi ke nggak ceritanya. Awal mula kamu menjadi instruktur olahraga?
Jadi awalnya tuh dari SMA saya sudah suka olahraga. Pelajaran yang nilainya paling bagus ya olahraga, selain bahasa Inggris. Mama saya sampai menyarankan, saya jadi atlet saja, hahaha. Sampai akhirnya, pas kuliah di Surabaya saya masih aktif main volley.
2009 saya teman SMA-nya Lalila Munaf (pemilik SANA studio). Dia sempat menawarkan ikutan Zumba, tapi saat itu saya belum tertalu tertarik. Pas 2010 saya menikah. Berat badan saya naik mencapai 93 kg. di momen itu, saya memutuskan harus olahraga, karena sudah terlalu berat. Akhirnya saya menghubungi Laila dan mulai Zumba 2012 pertengahan. Waktu itu 3-4 kali seminggu, dan mengurangi asupan karbohidrat, dalam 4 bulan saya turun 12 kg.
2012 akhir, Lalila menyarankan saya ambil license untuk mengajar. Tapi waktu itu saya belum mengiyakan, karena masih terbebani dengan BB yang baru turun 12 kg, totalnya BB saya masih 81. Sementara orang-orang yang datang untuk olahraga, banyak yang badannya kurus-kurus, hahaha. Tapi justru Laila punya perspektif lain. Dia bilang, itu bisa jadi motivasi buat mereka. Dengan tubuh seperti saya, saya bisa ngajar Zumba. Bujukan Laila berhasil, Oktober 2012 saya akhirnya mengambil kelas untuk license mengajar di Jakarta, tapi pelatihnya Colombia. Setelah ambil license, Januari 2013 Laila kembali menghubungi saya untuk menanyakan kesiapan saya untuk mengajar.
Setelah rajin olahraga, adakah manfaat yang paling signifikan? Selain turun BB belasan kg?
Jadi pada dasarnya saya suka banget makan. Nah, sekarang ini lebih ke jaga makanan ya, karena sebetulnya saya masih harus menghilangkan beberapa kg lagi, untuk bisa mendapatkan BB yang ideal. Selain itu, yang dulu suka malas-malasan beraktivitas, sekarang jauh lebih aktif. Dan imunitas saya juga membaik dibandingkan dulu, jadi jarang sakit.
Ada kegiatan lainnya, nggak mbak. Selain ngajar di SANA?
Nggak ada, sekarang saya total ngajar di SANA studio. Dan karena jadwal ngajar saya sudah hampir penuh, seminggu. Jadi saya tolak tawaran mengajar untuk kelas private. Takutnya terlalu capek.
Oh iya, kamu juga sempat kerja kantoran, ya?
Iya, saya itu dulu HR, di gedung Sampoerna. Ngantor dari 2009, sampai 2015. Jadi 2013-2015, ngajar plus ngantor.
Pas sudah rajin olahraga, gaya hidup kamu berbanding lurus apa nggak?
Sebenarnya kalau lagi insyaf. Maksudnya pas sudah nyadar BB saya lagi naik, nih. Itu saya mengurangi karbohidrat. Tapi mengingat saya anaknya tepung banget, jadi masih ada cheat day-nya, ya, hahahaha. Paling, pakai nasi merah ya. Oh iya, sempat juga ke dokter gizi, karena nggak turun-turun lagi BB saya, untuk menurunkan 5 kg. Dan diet yang saya jalankan, bukan diet yang menyiksa ya, saya masih bisa makan enak.
Support nyata dari pasangan seperti apa mbak?
Suami saya sangat mendukung saya. Tapiii, suami saya itu malas olahraga, ahahaha. Saya masih usaha supaya dia ikutan Strong by Zumba, karena, kan, Strong by Zumba, juga banyak yang ikut laki-laki, tuh. Yang akhirnya membuat di termotivasi untuk olahraga. Melihat ukuran kaos saya yang sudah M atau L.
Si kecil seperti apa nih? Ikut tertular minat ibunya kah?
Kadang-kadang suka saya bawa ngajar kalau lagi nggak ada yang jagain. Dia itu entah gimana bisa melakukan gerakan gymnastic. Meniru saudara-saudaranya yang sudah lebih dulu, ikut kelas balet.
Menurut pendapat kamu, bagaimana nih trend olahraga di masyarakat sekarang. Mengingat makin banyak bermunculan studio-studio olahraga?
Alhamdulillah sih, ya. Banyak bermunculan studio baru di Jakarta. Saya sering ketemu sama murid yang olahraga di SANA. Dan usianya masih muda-muda banget, berkisar 19 – 20-an. Jadi balik bertanya sama diri sendiri. Umur segitu, saya lagi ngapain ya? Ahahaha. Ternyata sekarang itu, di kelas saya saja, anak-anak usia SMP, sudah mulai ada yang sadar untuk olahraga.
Dan soal banyak studio olahraga yang bermunculan, di sisi lain menjadi competitor untuk SANA. Tapi kabarnya baiknya, makin banyak orang-orang yang sudah aware dengan pola hidup sehat.
Goal kamu untuk 5 tahun ke depan apa mbak?
Untuk 5 tahun ke depan, saya sudah masuk usia kepala 4 yaaa, hahahaha. Sebetulnya saya juga belum tahu, akan mengajar sampai kapan. Tapi kalau trend olahraga ini masih tetap disukai orang-orang, untuk 5 tahun ke depan, Insya Allah, saya masih ada di dunia olahraga ini. Sampai tubuh saya kasih signal, nggak kuat lagi buat olahraga, oke saya akn stop. Tapi kalau di usia 50-60 saya masih sanggup, tetap hajar saja!
Pesan-pesan dari pengalaman kamu sendiri. Buat ibu-ibu muda di luar sana, yang punya masalah kesehatan, baik itu mau menurunkan BB atau yang lainnya. Yang masih malas olahraga, apa nih, mbak?
Kalau buat yang baru mau mulai olahaga, saya tahu ini berat banget ya. Saran saya cari yang fun, itu pertama. Untuk satu jenis olahraga, coba dari beberapa instruktur. Siapa tahu, nggak cocok dengan salah satu instruktur, tapi justru cocok sama yang lain. Dan jangan coba satu jenis olahraga, misalnya dari Zumba, coba Pound Fit, coba Pilates, sampai ketemu passion-nya dimana. Tapi yang pasti, kalau memang nggak bisa terlalu mengikuti ritme gerakannya, dan dirasa terlalu berat. Jangan dipaksakan, takutnya nanti malah cedera. Intinya disesuaikan dengan minat masing-masing.
Mommies yang sedang baca artikel ini, ada sudah kembali komitmen untuk olahraga? Yuk, ah. Kalau kata Mbak Wulan, kita mulai dari jenis latihan yang paling disuka, nanti lama-lama juga ketemu kok.
Terima kasih Mbak Wulan, sudah bersedia berbagi cerita dengan Mommies Daily. Tetap semangat menebar “racun baik” terus bergerak demi investasi kesehatan, ya!
Share Article
COMMENTS