Di masing-masing trimester, ada tanda-tanda kasat mata maupun tidak yang bisa diwaspadai. Apakah janin dalam kandungan kita, aman-aman saja, atau sedang dalam bahaya.
Bicara soal janin yang mengalami bahaya, jadi ingat cerita Mbak Fia, Managing Editor Mommies Daily. 2012 silam ia mengalami kehamilan ektopik, yaitu hamil di luar kandungan. Gejala yang paling khas, ketika mau buang air bear, perutnya sakit bukan kepalang. Ditambah, flek terus menerus selama beberapa bulan.
Image: www.vitalrecord.tamhsc.edu
Untung Mbak Fia, mengambil langkah sigap, SEGERA periksa ke dokter kandungan. Dan nggak hanya satu, mommies. Kalau kita memang kurang sreg dengan satu diagnosa, kita punya hak lho, meminta second sampai third opinion ke obgyn lainnya. Singkat cerita, Mbak Fia “terselematkan” setelah datang ke dokter ke-5 ! *__*, harus segera operasi, karena perdarahan sudah mulai merembes ke daerah usus, kalau tidak segera operasi caesar, Mbak Fia bisa meninggal kapan saja.
Contoh kasus Mbak Fia, menyadarkan saya. Bahwa sekecil apapun, kita merasa ada yang tidak beres dengan organ reproduksi kita, apalagi sudah diketahui kita sedang hamil, JANGAN TUNDA periksa ke dokter.
Kalau kata dr. Riyan Hari Kurniawan, SpOG dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, di awal seorang ibu sudah telat haid, dan mendapati hasil tespt pack positif, pastikan kehamilan yang dijalani berlangsung normal. Artinya normal, sebagai berikut:
Cara memeriksa ke-empat hal si atas tentu dengan melakukan USG transvaginal oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Agar lebih detail, dokter Riyan membagi tanda awal janin sedang mengalami masalah per trimester:
-Perdarahan melalui vagina, baik berupa flek atau berupa gumpalan darah, bahkan jaringan.
Kondisi keluarnya flek-flek mungkin menandakan suatu ancaman keguguran (belum terjadi keguguran). Periksakan diri mommies ke SpOG dan pada umumnya akan diberikan pengobatan penunjang kehamilan awal. Keluarmya gumpalan darah bahkan suatu jaringan, mungkin menandakan proses keguguran. Segera periksa ke SpOG untuk memastikan apakah memang sudah terjadi keguguran dan apakah sisa jaringan yang ada di dalam rahim masih banyak, sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut.
-Nyeri perut
Rasa kram di perut terkadang muncul pada awal kehamilan dan masih dianggap normal. Jika rasa kram disertai adanya perdarahan, hati-hati, mungkin mommies sedang berlangsung kondisi ancaman keguguran, segera periksa ke SpOG. Ada suatu kondisi yang patut diwaspadai pada awal kehamilan yaitu nyeri perut yang hebat yang merupakan salah satu gejala kehamilan di luar kandungan. Jika memang terjadi nyeri perut yang hebat saat awal kehamilan, maka jangan ragu untuk segera ke IGD RS terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan pertolongan.
-Mual muntah yang hebat
Akibat adanya perubahan hormonal ibu hamil di awal kehamilan, sebagian besar ibu akan mengalami rasa mual tau disebut morning sickness. Hal ini masih wajar andai sifatnya ringan dan masih tidak mengganggu aktivitas. Lain hal nya jika ibu mengalami mual dan muntah yang sering, badan terasa lemas, aktivitas sehari-hari terganggu,kemungkinan ibu mengalami hipermesis gravidarum. Segeralah periksa diri ke dokter agar dilakukan perawatan, pemberian antimual yang sesuai dan penggantian cairan tubuh, agar kondisi ibu dapat pulih seperti sedia kala.
-Tekanan darah yang meningkat
Setiap ibu memeriksaan diri saat hamil, tentu ada satu pemeriksaan yang rutin dilakukan yaitu pengukuran tekanan darah. Mengapa hal ini menjadi penting? karena peningkatan tekanan darah saat kehamilan adalah suatu tanda yang tidak baik bahkan bisa mengancam keselamatan ibu hamil.
Tekanan darah normal adalah < 120/80 mmHg. Jika tekanan darah ibu > 120/80 mmHg, ada beberapa kemungkinan. Apakah memang dari awal sebelum kehamilan ibu sudah memiliki riwayat darah tinggi (hipertensi kronik), atau murni peningkatan tekanan darah yang terjadi memang hanya saat hamil dan tidak ada tanda kerusakan organ lainnya (hipertensi gestasional), atau peningkatan tekanan darah ini disertai dengan adanya kerusakan organ (preeklamsia). Segera periksakan diri ibu ke SpOG jika mendapati peningkatan tekanan darah, agar mendapat terapi yang sesuai.
-Perdarahan
Perdarahan yang terjadi di trimester dua-tiga adalah sesuatu yang tidak normal. Sebagian besar penyebab perdarahan di trimester ini adalah adanya suatu letak plasenta yang menutupi jalan lahir, atau biasa disebut plasenta previa. Atau adanya suatu perdarahan di belakang plasenta akibat lepasnya sebagian penempelan plasenta, atau disebut solusio plasenta. Pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui hal ini adalah dengan ultrasonografi (USG).
-Keputihan
Keputihan ada yang sifatnya normal, ada yang menandakan suatu penyakit. Keputihan pada ibu hamil yang tidak terobati baik dapat memicu suatu kontraksi bahkan sampai dengan persalinan premature. Maka jika mommies mengalami keputihan, ceritakan kepada dokter saat melakukan konsultasi. Dokter akan memastikan apakah keputihan ibu normal atau tidak, dan akan diberikan terapi yang sesuai.
-Perut terasa kencang s/d mulas
Perut teras kencang bahkan mulas padahal usia kehamilan belum cukup bulan? Hal ini disebut ancaman persalinan prematur. Banyak penyebab dari kondisi ini, salah satunya adalah keputihan yang tidak terobati baik. Jika mengalami perut kencang, segera cek ke dokter. Terapi yang diberikan umumnya adalah obat antikontraksi, pematangan paru-paru janin, dan antibiotik sesuai kondisi apakah ada suatu infeksi atau tidak.
-Ukuran rahim yang lebih kecil dari ukuran usia kehamilan
Ukuran perut ibu hamil akan membesar sesuai dengan usia kehamilannya. Sebagai contoh, usia 20 minggu maka tinggi rahim s/d tepi bawah pusat, usia hamil 24 minggu maka tinggi rahim s/d tepi atas pusat, dst. Jika didapati tinggi rahim yang lebih kecil dari standar usia kehamilan, maka harus dipastikan apakah janin yang ada tumbuh normal. Ada kondisi yang disebut pertumbuhan janin terhambat (PJT). Hal ini tentu perlu pemeriksaan USG untuk menilainya.
-Ukuran perut yang lebih besar dari usia kehamilan
Sebaliknya, jika didapati kondisi dimana tinggi rahim lebih besar dari standar usia kehamilan, ada beberapa kemungkinan yang mungkin. Apakah memang janin yang tumbuh berukuran lebih besar dari normal, ataukah janin yang ada lebih dari satu (misalnya kembar), atau adanya jumlah air ketuban yang berlebih (polihidramnion), atau adanya tumor/benjolan di organ kandungan ibu (misalnya mioma besar atau kista ovarium besar). Hal ini tentu perlu pemeriksaan USG untuk menilainya.
-Keluar air-air
Ibu mengalami keluar air-air padahal belum masuk dalam proses persalinan? Inilah yang disebut ketuban pecah dini. Memang belum tentu air yang keluar adalah ketuban, maka diperlukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa air yang keluar dari vagina adalah air ketuban atau bukan. Jika memang terjadi kondisi ketuban pecah dini, maka janin akan sangat mungkin terpapar mikroba yang bisa menyebabkan infeksi, karena janin sudah tidak terlindungi seutuhnya oleh selaput ketuban. Maka perlu segera memeriksakan diri ke dokter, mendapat antibiotik yang sesuai. Keputusan apakah janin segera dilahirkan atau dilakukan penundaan untuk diberikan pematangan paru, itu sesuai usia kehamilan dan kondisi ibu.
Semoga siapapun di sini yang sedang hamil, berjalan lancar, hingga nanti melahirkan, ya :)