Buku karangan Najelaa Shihab ini mengajak kita sebagai orangtua untuk belajar mencintai keluarga dengan lebih baik lagi melalui cara-cara yang mungkin selama ini belum pernah terpikirkan oleh kita.
Sebagai pecinta buku, saya selalu semangat kalau mendapat hadiah berupa buku. Kebetulan, beberapa waktu lalu, ketika menghadiri sebuah acara, saya mendapatkan buku ini. Sebagai ibu dari dua anak laki-laki plus bekerja di Mommies Daily, mengetahui ada buku yang membahas mengenai parenting, sudah pasti saya doyan banget. Meskipun saat itu belum bisa langsung membaca dan menguliknya (karena saya sok sibuk :D), ahirnya buku ini baru sempat saya baca tiga hari lalu.
Terdiri dari sekitar 42 bab, buku ini terbagi menjadi 3 payung besar yang membahas tentang: Hubungan Reflektif, Disiplin Positif dan Belajar Efektif. Di luar ketiga payung besar itu, ada bab yang membahas tentang prinsip pengasuhan serta tanya jawab.
Di awal kita sudah diajak untuk mengetahui mengenai 5 prinsip pengasuhan agar kita bisa mencintai dengan lebih baik:
a. Parenting is a marathon, aim for the future: Bahwa pengasuhan adalah perjalanan dengan tujuan jangka panjang. Maka sebagai orangtua jangan pernah berhenti belajar dan bertumbuh.
b. Expecting the best of them, take a leap of faith: Orangtua perlu belajar berpikir positif dan percaya bahwa anak mampu berhasil.
c. Loving the worst of them, unconditionally: Menerima tanpa syarat. Tetaplah menjadi orangtua yang berbahagia, tak hanya ketika anak mampu memenuhi syarat dari kita, namun juga ketika anak kalah dan salah.
d. Parenting is for growing, mistakes are for learning: Jangan takut salah menjadi orangtua karena tidak ada keluarga yang sempurna.
e. Parenting is fun, plays are powerful moments: Miliki interaksi yang hangat dan sense of humor yang tinggi, karena setiap hubungan tidak hanya butuh kedekatan dan keintiman, namun juga butuh keseruan :).
Beralih ke Hubungan Reflektif, saya diajak belajar tentang apa yang biasanya membuat sebuah hubungan dalam keluarga sering menjadi salah kaprah, Manajemen Waktu, Teknik Komunikasi hingga mencari resolusi konflik.
Di bawah payung Disiplin Positif, orangtua bisa mempelajari bagaimana sih tumbuh kembang anak mulai dari usia 1 tahun hingga 12 tahun. Bagaimana mengelola emosi (ini penting buat saya, ahahahah), bagaimana dengan prinsip hukuman vs konsekuensi hingga cara yang pas untuk mengkritik anak (hmmmmm).
Dan terakhir, saat membaca bagian Belajar Efektif, saya semacam diingatkan sejauh mana peranan saya dalam dunia sekolah anak-anak. Apakah terlalu berlebihan atau malah terlalu cuek? Sentilan yang bagus untuk para orangtua yang memiliki anak usia sekolah sih di bagian ini.
Satu yang lumayan ganggu dari buku ini adalah: Tulisannya terlalu mungil untuk mata usia saya, hehehe. Mungkin kalau ukuran tulisannya dibuat lebih besar, akan terasa lebih nyaman, karena secara desain visual sudah enak sih.
So, semoga buku ini dapat menjadi teman perjalanan para orangtua (termasuk saya) untuk menciptakan keluarga yang lebih baik lagi ya :).