Alasan Orangtua, Wajib Mengadopsi Pola Hidup Sehat

FitnFab Mommy

?author?・29 Nov 2017

detail-thumb

Menurut data WHO, 63%, atau sekitar 36 juta dari total 57 kematian di dunia disebabkan oleh  Penyakit Tidak Menular (PTM), terutama jantung, kanker, penyakit pernapasan dan diabetes. Sebagai orangtua, nggak mau kan termasuk dalam angka tersebut, dan nggak bisa mendampingi si kecil selama yang kita inginkan?

Kira-kira setahun belakangan ini, saya makin banyak mendengar, teman-teman yang mulai mengubah pola hidupnya. Baik itu, pola makan atau gaya hidup secara keseluruhan. Termasuk saya, yang pelan-pelan mengurangi asupan karbohidrat, gula dan makanan yang melalui proses deep fried. Alasan utama, tentu dong, berkaitan dengan kesehatan.

Alasan Orangtua, Wajib Mengadopsi Pola Hidup Sehat - Mommies Daily

Tapi saya juga nggak au diet yang ketat, atau ikutan mengadopasi trend diet tertentu. Konsepnya sih, yang penting makan seimbang saja (masih ada asupan karbohidrat, protein, lemak, serat mineral dan vitamin). Karena saya sadar diri, porsi aktivitas luar ruangan masih sering saya lakukan.  Yang mengeluarkan banyak energi.

Sejujurnya, pemikiran semacam ini, baru muncul saat saya menjadi orangtua. Saya dan mommies, nggak akan pernah tahu, kan. Berapa lama kita diberi waktu sama Tuhan?  Terlebih saya suka terbawa suasana, pas memandang Jordy (3,5) sedang tertidur pulas. Sampai usia berapa, ya, saya punya kesempatan mendampingi Jordy? Berapa lama, saya bisa merasakan pelukan  dia? Aaah, iya, semenjak jadi orangtua, makin sensitif sama hal-hal seperti ini :’(

Nggak jauh berbeda dengan saya dan orangtua lainnya, Budi Darmawan, selaku Chief Agency Officer Zurich Topas Life, menuturkan hal senada, dalam acara peluncuran kampanye #YakinSehat Zurich. Kini ia sedang berjuang, menghempaskan sekian kilogram berat badannya. Melalui olahraga dan pola hidup sehat. Usahanya terbayar, setidaknya 12 kg BB-nya berhasil menyusut. Salah satu alasan terkuat Budi, sebagai orangtua iya ingin selama mungkin mendampingi anak-anak.

Lewat kampanye #YakinSehat ,Budi berharap, semakin banyak orang yang berani memastikan, dan sadar apa yang dirasakan jiwa dan fisiknya sehat. Apalagi di tengah, trend kehidupan modern. Makin banyak jenis makanan membahayakan yang kesehatan, tapiii menggoda untuk dicoba. Namun di sisi lain, jadi sumber kolesterol jahat penyebab penyakit jantung, kanker dan diabetes.

Selain itu, Budi juga mengingatkan. Nggak cukup hanya jaga asupan makan, dan olahraga teratur. Memangnya #YakinSehat ? harus ada pembuktiannya. Budi bilang, medical check up (MC), adalah salah satu cara yang bisa ditempuh. Masalahnya kan, biaya kesehatan sekarang mahalnya minta ampun. Kalau nggak ada yang namanya proteski berupa asuransi, saya pribadi sih, lumayan nggak merasa aman. Produk dari Zurich yang cukup membuat saya tergoda adalah Zurich Pro-Care, soalnya asuransi kesehatan ini, juga bisa membiayai ongkos medical check up customer-nya, hingga Rp 50 juta!

Tapi, tetap ya, dari diri sendiri juga harus ada kesadaran penuh, seperti yang sudah dilakukan oleh Budi. Mulainya bisa dari hal yang sederhana, kok mommies. Kalau kata Chef Steby Rafael, Healthy food specialist yang juga hadir hari itu, menyarankan ganti deh sumber karbohidrat mommies dengan sumber karbo kompleks (oatmeal, beras merah, kentang, ubi jalar dan lain-lain). Karbo jenis ini, membuat mommies akan kenyang lebih lama, karena tinggi serat rendah indeks glikemik (gula).

Tak hanya itu, pola diet masing-masing orang juga pasti akan beda. Disesuaikan dengan intensitas kegiatannya. Makanya Helga Angelina, co-founder Burgreens (restoran yang menyediakan healthy plant-based food) percaya kalau seseorang mau diet, dia harus mengenal metabolisme dirinya. Ditambah, seseorang harus memiliki komitmen dan motivasi yang kuat. "Sulit jika sekadar menjalankannya hanya untuk mencapai tujuan jangka pendek, semisal ingin kurus. Dari pengalaman saya, keluarga merupakan salah satu motivasi terkuat. Kita pasti ingin memiliki waktu hidup berkualitas bersama orang-orang tersayang. Ini yang dapat membuat kita lebih semangat dalam menjalani hidup sehat.” Ungkap Helga lebih lanjut.