Sering mendapatk informasi yang beraneka ragam tentang pil KB membuat saya akhirnya bertanya ke dr. Rizki Pranadyan SpOG dari RSU Dr. Sutomo Surabaya. Ini dia 6 pertanyaan seputar Pil KB yang kerap salah kaprah.
Setelah memiliki satu anak, sejujurnya saya nggak mau nambah lagi, karena memang niat mulia dari awal ya cuma ingin punya satu anak. That’s why urusan memilih kontrasepsi saat itu menjadi concern saya. Dan seperti perempuan pada umumnya, mencari informasi ke sesama ibu sudah pasti saya lakukan. Tapi yaaaa, saya malah sempat makin galau, karena informasi-informasi yang diterima kok kadang bertolak belakang. Ujung-ujungnya, biar afdol emang paling benar nanya ke pakarnya langsung. Waktu itu saya nanya ke dokter kandungan saya. Baru deh lega.
Akhirnya Pil KB Andalan menjadi kontrasepsi perdana saya, hehehe. Alasannya? Ada beberapa alasan sih yang membuat saya akhirnya memilih pil KB, di antaranya:
- Kalau digunakan secara rutin dan benar, pil KB ini bisa mencegah kehamilan sebesar 99,7%.
- Selain mencegah kehamilan, pil KB juga mampu mengurangi nyeri haid dan membuat siklus menstruasi menjadi teratur. Juga, bisa melindungi dari kanker Rahim, kista dan kanker payudara.
Berasa double protection ya mom :D. Sudahlah mencegah kehamilan, juga melindungi dari berbagai macam penyakit. Asal kita nggak lupa aja untuk mengonsumsinya, ahahaha.
Naah, ternyata, kegalauan memilih kontrasepsi juga dialami oleh para millennial mommies sekarang. Ini terlihat ketika adik sepupu saya curhat setelah dia melahirkan anak pertamanya. Dia bingung mau menggunakan kontrasepsi yang mana. Ada rencana memakai pil KB, tapi dia ragu dengan banyaknya informasi yang simpang siur.
Dari hasil ngobrol-ngobrol kami, saya mencoba merangkum sejumlah pertanyaan-pertanyaan seputar pil KB dan menanyakan langsung ke dr. Rizky.
1. Pil KB bisa membuat BB turun atau naik dan kulit wajah jerawatan, memang benar?
Kandungan pil KB adalah pil hormonal sehingga efek hormonalnya bisa berbeda-beda pada setiap wanita, tergantung dari respon tubuh masing-masing. Selain itu, inovasi pil KB sudah sangat maju dan kandungan yang ada pada pil KB saat ini sudah dengan kandungan hormon yang lebih rendah, sehingga keluhan berat badan naik atau jerawatan sudah tidak ada lagi.
2. Bagaimana sih sebenarnya cara mengonsumsi pil KB yang benar? Katanya harus di jam yang sama, tapi ada juga yang bilang nggak perlu di jam yang sama asalkan setiap hari dikonsumsi?
Masa perlindungan pil KB adalah 24 jam, sehingga cara konsumsi yang benar agar tetap terlindungi yaitu minum secara rutin dan teratur setiap hari. Untuk efektivitas yang lebih tinggi, disarankan minum di jam yang sama. Jika terlewat di jam yang biasa, maka langsung minum pil KB segera ketika ingat dan kembali ke jadwal awal. Jika terlewat lebih dari 12 jam, maka segera minum pil KB yang terlupa dan lanjutkan minum pil walaupun waktunya berdekatan. Jika terlewat 2 hari, maka minum 2 pil yang terlupa sekaligus lalu minum 2 pil keesokan harinya. Namun, jika lewat dari 3 hari atau lebih manfaat Pil KB sudah tidak ada sehingga penggunaan harus dihentikan. Segera kunjungi bidan atau dokter.
3. Apakah pil KB bisa melindungi kita dari penyakit seksual menular?
Pil KB bukan salah satu metode kontrasepsi mencegah penyakit menular seksual sehingga walaupun menggunakan pil KB masih mungkin terkena penyakit menular seksual. Contoh kontrasepsi yang melindungi penyakit menular seksual adalah kondom.
4. Apa efek samping pil KB yang paling sering terjadi?
Efek samping yang muncul berbeda-beda pada setiap wanita, tergantung dari respon tubuh masing-masing. Ada yang mengalami bercak, pusing, nyeri kepala, mual dan ada yang sama sekali tidak merasakan apapun. Namun jika mengalami, tidak perlu panik, karena itu normal dan bagian dari penyesuaian tubuh terhadap efek hormonal pil KB.
5. Siapa saja yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pil KB?
Pil KB tidak dianjurkan untuk wanita yang mempunyai penyakit hati, diabetes, hipertensi, perokok berat, tumor dan kanker payudara.
6. Setelah melahirkan, kapan waktu yang tepat mengonsumsi pil KB?
Tergantung pil kb apa, kalo yang kombinasi tidak boleh digunakan untuk ibu yang menyusui. Jika ibu tidak menyusui boleh minum setelah masa nifas (42 hari). Untuk Ibu menyusui disarankan menggunakan Pil Laktasi, suntikan 3 bulan, implan atau IUD non-hormonal.
Nah, sekarang sudah nggak ragu lagi kan ya memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi. Untuk informasi lebih detail bisa cek di sini ya, Mommies!