Nah sebelum menentukan apakah wajar atau tidak mengenai peran suami dalam mengatur keuangan, ada 7 hal yang patut dipikirkan sebagai pertimbangan.
Mommies, sebagian dari Anda mungkin mengandalkan suami dalam mengatur keuangan. Meski umumnya fungsi manajer keuangan dipegang oleh isteri, tetapi ada juga rumah tangga yang menyerahkan urusan ini kepada suami. Pertanyaannya, sampai sejauh manakah batas kewajaran suami dalam mengatur keuangan?
Siapapun yang memegang kendali keuangan, sebaiknya mengkomunikasikan secara terbuka mengenai pengeluaran bersama. Semua pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga sebaiknya diketahui dan diatur penggunaannya untuk apa saja. Dengan begini, mommies juga merasa nyaman karena semuanya sudah diatur dan diperhatikan.
Apakah mommies dibatasi pengeluarannya atau malah tidak boleh memegang uang sama sekali? Kelemahan perempuan memang dalam hal belanja. Walau berperan sebagai mentri keuangan, masih ada juga mommies yang punya kecenderungan untuk belanja hal-hal yang tidak penting, terutama dengan godaan diskon dan lainnya. Jika suami bermaksud membantu mengenai hal ini, maka batasan yang diberikan adalah untuk kebaikan bersama.
Kalau suami memiliki kebiasaan untuk mengatur semua pengeluaran demi kenyamanan mommies, hal ini bisa menjadi suatu yang baik. Tapi pahami juga bahwa ada kebutuhan rumah tangga dan ada keinginan. Mommies berhak untuk memiliki alokasi membeli keinginan, selama memang sudah tidak mengganggu kebutuhan rumah tangga.
Jika mommies adalah ibu bekerja, namun semua penghasilan harus diberikan kepada suami, sehingga Mommies malah tidak bisa membeli sesuatu untuk kebutuhannya sendiri, maka ini sudah dalam bentuk kekerasan finansial. Jadi perhatikanlah, sikap keras suami dalam mengelola keuangan bersama memang untuk kebaikan, atau untuk menguasai mommies?
Meski tidak berpenghasilan, mommies tetap perlu simpanan, karena akan selalu ada kebutuhan darurat yang belum tentu dipikirkan oleh suami. Hal-hal yang menyangkut kebutuhan anak, diluar dari pengeluaran rutin, dapat juga bersifat tak terduga. Jadi walau mommies tidak memiliki penghasilan dan semua diatur oleh suami, pastikan ada keterbukaan untuk berbagai keperluan.
Suami mau pun isteri sebaiknya sama-sama peduli dengan ilmu keuangan terutama investasi. Tidak perlu jadi ahli, tetapi isteri pun sebaiknya tahu aset investasi apa saja yang dimiliki oleh keluarga, juga polis asuransi yang mungkin dibeli oleh suami.
Kalau suami beralasan memegang uang karena mommies tidak bekerja, maka perhatikan juga apakah hal ini dilakukan oleh suami sebagai bentuk supaya mommies tidak pergi darinya, atau memang karena Mommies tidak pernah meminta?
Tidak adanya komunikasi dan keterbukaan finansial antara suami dan istri bisa membawa kecenderungan untuk terjadinya kekerasan finansial yang dilakukan suami kepada istri. Oleh sebab itu baiknya setiap pasangan memiliki komunikasi yang baik juga dalam hal keuangan, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga, tidak ada masalah siapa yang menjadi manajer keuangan dalam rumah tangga, selama tujuan keuangan keluarga dapat tercapai dan malah tercipta transparansi dan kesepakatan bersama mengenai urusan keuangan. Live a Beautiful Life!