Ditulis oleh: Lariza Puteri
Hari gini ketika ilmu kedokteran sudah semakin canggih, masa iya sih masih mau percaya sama informasi-informasi nggak jelas! Jadi ibu hamil tetap harus cerdas, kan.
Baruuuuu aja rekan kerja saya, yang sedang hamil, mendatangi saya. Sebagai ibu beranak dua, dia menganggap saya cukup berpengalaman dalam dunia perhamilan, hahaha. Ia pun mulai banyak bertanya pada saya seputar kehamilan. Dari pertanyaan yang cukup cerdas, seperti kapan mata janin bisa melihat atau makanan apa yang harus dikonsumsi, sampai sebuah pertanyaan yang membuat saya ngakak. Ia bertanya, "Emang ibu hamil nggak boleh makan yang amis-amis, ya, mbak?"
Well, ini Jakarta, kota metropolitan, kan, ya? Ternyata kepercayaan yang berbau tahayul masih ada, dan banyak! Tak ingin menyalahkan, namun informasi tentang hal-hal seperti ini tetap harus dijawab dengan baik. Berikut saya rangkum beberapa tahayul yang (mungkin) masih dipercaya ibu hamil:
“Ibu hamil tidak boleh makan makanan amis”
Kawan saya tadi, mengaku dilarang mengonsumsi makanan yang berbau amis seperti telur, ikan laut, seafood atau ikan asin. Sebab, katanya bayi yang dilahirkan akan berbau amis. Padahal, beberapa makanan yang disebutkan tadi justru sangat dibutuhkan ibu hamil untuk mendukung tumbuh kembang janin, seperti telur atau ikan yang merupakan sumber protein dan asam lemak omega 3. Asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dan nggak berlebihan, makanan tersebut justru memberikan manfaat bagi ibu hamil. Namun, bagi ibu hamil yang menderita penyakit tertentu seperti hipertensi, memang harus memerhatikan asupan makanan yang mengandung natrium tinggi seperti ikan asin, sebab ditakutkan hal ini dapat meningkatkan tekanan darahnya. Selain itu, menurut dr. Jimmy Panji W, SpOG konsumsi beberapa jenis ikan laut seperti ikan hiu, mackerel raja, tile fish dan ikan todak juga perlu dihindari, atau setidaknya dikurangi. Mengingat kandungan merkuri yang terkandung di dalamnya cukup tinggi dan hal ini bisa membahayakan janin.
“Udang akan membuat ibu hamil sulit melahirkan”
Ini mungkin berkaitan dengan cara berjalan udang yang seringkali berjalan mundur. Sehingga, mengonsumsi udang dianalogikan dengan kemunduran proses persalinan. Tentu saja ini nggak benar! Udang juga merupakan makanan sumber protein yang dibutuhkan ibu hamil maupun janinnya. Lain halnya dengan ibu hamil yang memang memiliki alergi terhadap makanan, terutama udang, sebaiknya memang dihindari untuk menghindari gelaja alergi.
“Perut ibu hamil yang lebih rendah berarti mengandung anak laki-laki”
Tampilan perut ibu saat hamil sangat tergantung pada tipe tubuhnya, dan sama sekali nggak ngaruh pada jenis kelamin janin yang dikandungnya. Wanita yang bertubuh tinggi dan wanita yang bertubuh kurus perutnya biasanya akan terlihat lebih tinggi. Sementara wanita bertubuh pendek dan bertubuh gemuk, perutnya biasanya akan terlihat lebih rendah. Bahkan, pada beberapa ibu hamil, terkadang besar perutnya baru terlihat setelah usia kehamilan 7 bulan. Pesan dokter Jimmy, kalau ada yang berisik nanyain, “Kok, hamilnya belum kelihatan, ya?” maka Mommies bisa mengabaikannya. Sabar saja, seiring berjalannya waktu, kehamilan pasti akan terlihat.
“Ibu hamil dilarang tidur siang”
Duh, saat hamil dulu saya sering sekali tidur siang saat ada waktu luang. Mitosnya, tidur siang akan memersulit persalinan dan ada pula yang bilang, ibu hamil yang sering tidur siang dapat mengalami pendarahan yang banyak saat melahirkan. Faktanya, ibu hamil perlu memelihara kesehatannya, baik dengan cara menjaga asupan makan, olahraga dan beristirahat dengan baik. Ibu hamil yang cukup istirahat akan berdampak positif terhadap kesehatan ibu maupun janin. Kedepannya, kesehatan yang terjaga dengan baik justru dapat melancarkan persalinan.
Ada lebih banyak lagi tahayul atau mitos yang dikaitkan dengan kehamilan. Saran saya, sih, pikirkan semua dengan logika, bila perlu cek dulu kebenarannya pada ahlinya. Sebab, menghindari makanan sehat hanya karena tahayul, misalnya, justru dapat merugikan kesehatan Anda.