“Setiap anak yang dilahirkan di dunia sebaiknya memang diinginkan dan direncanakan.” – Aditya Putra, DKT Indonesia.
Ngaku deh, siapa yang mengangguk pelan saat membaca penggalan kalimat di atas? Hihihi. Sayangnya tidak semua pasangan belum punya kesadaran tersebut. Terbukti dari data yang dilansir World Contraception Day Coallition 2017, bahwa ada 80 juta kelahiran dan kehamilan yang tidak dihendaki setiap tahunnya di dunia! Duuuh, kok serem, ya?
Sementara itu, di Indonesia, menurut data BKKBN, tahun 2016 saja tercatat ada 4 juta kelahiran setiap tahunnya. Dan ini setara dengan peduduk Singapura. Jika ini terus bergulir, apa kabar ya padatnya penduduk Indonesia? Bagaimana dengan tingkat kesejahteraan, dan kesehatan masyarakat?
Mengenai pentingnya merencanakan kehamilan, Aditya Putra, GM Family Planning & Reproductive Health DKT Indonesia, di acara Afternoon Tea, Thanks To Birth Planning bersama Mommies Daily, 26 September lalu di Lewis and Carroll, Jakarta, menitikberatkan pentingnya menggunakan alat kontrasepsi untuk merencanakan kehamilan.
Bertepatan dengan Hari Kontrasepsi Sedunia, Aditya mengingatkan “World Contraception Day, adalah momen untuk mengajak mommies dan masyarakat. Untuk lebih memahani penggunaan alat kontrasepsi. Bahwa program Keluarga Berencana itu tidak hanya sekadar kontrasepsi saja, masih banyak aspek lainnya, salah satunya kesejahteraan keluarga. Kontrasepsi ini adalah sarana untuk membantu mencapai kehidupan yang lebih baik.”
Selain itu, ada manfaat dasar alat kontrasepsi yang layak untuk diingat:
Menurut saya pribadi, apa yang diucapkan Pak Adit, cukup jadi momen “jleb”, untuk kita para orangtua dan mungkin calon orangtua. Kebayang nggak pas hadir anak kedua, tapi secara fisik dan mental, si ibu dan lingkungannya belum siap menerima kehadiran si adik?. Si ibu berpotensi stress, anak pun nantinya tidak bisa terurus dengan baik. Jadi memang penting banget, mengatur jarak kelahiran dengan alat kontrasepsi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Kalau kata Fibra T. Amukti atau akrab disapa Fia, Managing Editor, Mommies Daily, “Kontrasepsi tidak hanya berguna sebagai mengatur jarak kelahiran, tapi juga ke depannya meningkatkan kualitas keluarga-keluarga di Indonesia,” tutur Fia pada komunitas Mommies Daily yang hadir hari itu.
Maksud Fia di sini, dengan mengatur jarak kelahiran, kita sebagai orangtua punya waktu yang cukup untuk mempersiapkan biaya hidupnya. Terutama untuk yang jangka panjang, ya. Seperti pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Senada dengan Fia, dr. Eni Gustiana, MPH Direktur Kesehatan Keluarga Direktoral Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, mengatakan “KB salah satu gerbang pertama, kalau negara ingin cepat maju. Kalau masyarakat semakin sadar menggunakan alat kontrasepsi, tentunya kita bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan ini merupakan peningkatan kesehatan Indonesia.”
Tapi, nih, mommies. Sayangnya sebagian masyarakat masih ada yang ragu memasang alat kontrasepsi karena beberapa mitos yang beredar. Padahal manfaatnya, kan, cukup besar. Supaya anak-anak kita kelak, bisa terurus dengan baik. Mommies dan pasangan, nantinya juga tetap bisa punya quality time layaknya masa pacaran dulu, kan? Eheem…eheeem.
Contoh ketakutan yang sempat dibahas cukup hangat hari itu, di antaranya kontrasepsi takut bikin gemuk, bikin jerawatan (khusus alat kontrasepsi hormonal PIL), atau untuk IUD takut nantinya bikin nyeri atau bergeser. Dan uniknya, ketakutan-ketakutan berbentur mitos ini tak hanya terjadi di Indonesia, di beberapa negara pun, terjadi hal yang sama, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Theingi Myint dari WHO Indonesia.
Padahal menurut dr. Tirsa Verani, Sp.OG dari Brawijaya Women & Children Hospital, kontrasepsi zaman sekarang banyak yang memberi nilai lebih. Di antaranya mengandung zat besi, serta mencegah jerawat, dan membuat kulit halus. “Apapun pilihannya, pastinya harus konsultasi dulu, memilih jenis alat kontrasepsi yang tepat. Pil yang sekarang itu, nggak bikin gemuk, dan juga nggak membuat kuit berjerawat,” tambah dr. Tirsa.
Atau ada yang takut kontrasepsi bisa memengaruhi produksi ASI? “Kalau untuk yang habis melahirkan dan ingin memberikan ASI eksklusif. Bisa pakai IUD Postpartum, setelah melahirkan. Atau pilihan lainya, KB hormonal, tapi yang mengandung hanya hormon progesteron (KB Suntik 3 bulan, Implan, Pil Laktasi)” jelas dr. Tirsa. Khusus IUD, mommies nggak boleh malas kontrol ke dokter ya.Dan sekarang canggihnya, IUD dari Andalan punya bentuk-bentuk IUD tertentu yang bisa disesuaikan dengan bentuk rahim perempuan.
Kalau ada yang belum berkontrasepsi, deh cek-cek ombak di tundakehamilan.com, kalau kata Pak Adit Andalan itu “one stop shopping untuk kebutuhan alat kontrasepsi.” Saya sih, setuju, karena kita bisa pilih alat kontrasepsi yang benar-benar sesuai dengankebutuhan kita. Kalau saya pilih IUD, kalau mommies?