Makanan bisa banget menjadi salah satu upaya agar penyembuhan pascamelahirkan bisa lebih cepat.
“Setelah melahirkan, jangan makan ikan, nanti gatal.”
“Jangan kebanyakan minum, nanti luka habis melahirkan tidak kering-kering.”
“Jangan kebanyakan makan buah, nanti ASI-nya bikin bayi diare.”
Saya cukup kenyang dengan nasihat-nasihat itu. Alih-alih menjalankan, saya justru mengabaikan. Sebab, salah satu keinginan terbesar saya setelah melahirkan adalah makan enak, hahaha. Dan pak suami yang pengertian pun menyetujui. Ia tahu betul, makanan menjadi salah satu faktor untuk memperbaiki suasana hati saya, baik saat lelah, maupun saat saat tak ada alasan kenapa mood memburuk. (Setuju, tidak? :D)
Tetapi alasan yang lebih tepat untuk mengabaikan kalimat-kalimat itu adalah karena pernyataan tersebut tidaklah benar. Makanan menjadi salah satu sumber untuk mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Di dalam tubuh, zat gizi ini dibutuhkan untuk beragam kebutuhan, misalnya digunakan sebagai sumber energi, sebagai bahan untuk memperbaiki sel, dan ada pula yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Sesaat setelah melahirkan, kita akan membutuhkan asupan makan ekstra. Alasannya, yang pertama untuk mengembalikan energi yang terkuras habis setelah melahirkan (baik melahirkan normal maupun caesar) dan yang kedua, untuk membantu penyembuhan luka usai melahirkan. Bagi saya, semua makanan baik dikonsumsi, asal dalam jumlah sewajarnya. Namun, jenis makanan ini sebaiknya menjadi prioritas untuk dikonsumsi pascamelahirkan.
1. Sumber protein
Kalau ada orang yang bilang, setelah melahirkan tidak boleh makan ikan, karena bisa mengakibatkan gatal, mungkin saja karena orang tersebut memang memiliki alergi sebelumnya. Justru, ikan sebagai sumber protein sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu memperbaiki sel-sel yang sudah rusak akibat persalinan. Luka persalinan ini tak hanya yang tampak mata saja, seperti luka jahitan jalan lahir atau luka di perut psacaoperasi caesar. Ada juga luka yang berada di dalam rahim yang juga perlu ‘diperbaiki’, seperti dinding rahim. Protein akan digunakan tubuh untuk membangun jaringan tubuh yang rusak. Justru, saat menghindari makaan sumber protein seperti ikan, proses penyembuhan luka bisa terhambat. Akibatnya, risiko mengalami infeksi bisa lebih besar. Protein juga berguna dalam pembentukan ASI. Selain ikan, sumber protein yang sebaiknya dikonsumsi ibu menyusui adalah daging, ayam, telur, tahu atau tempe.
2. Sumber serat
Buah dan sayur adalah sumber serat yang cukup tinggi. Serat ini sangat dibutuhkan ibu pascamelahirkan untuk memperlancar buang air besar. Biasanya, salah satu hal yang ditakuti setelah melahirkan adalah buang air besar. Nah, untuk mengurangi kecemasan rasa sakit saat buang air besar, maka feses harus mudah dikeluarkan. Serat inilah yang berfungsi melunakkan feses. Dan, buah yang kaya serat ini tidak membuat bayi diare. Justru, buah dan sayur juga mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas ASI. Meskipun vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil, namun keduanya juga berperan dalam proses penyembuhan setelah melahirkan, meningkatkan daya tahan tubuh (agar tetap strong) dan membantu menyediakan energi.
3. Sumber energi
Setelah melahirkan kita tetap harus strong, kan, ya. Kalau tidak, siapa yang akan menjaga dan merawat bayi? Benar, pak suami dan support system memang bisa membantu, tapi saat tiba waktunya menyusui, kita tetap harus turun tangan, kan. Itulah sebabnya, kita tetap membutuhkan energi, meskipun setelah melahirkan rasanya lelah luar biasa, dan ingin terus-terusan selonjoran santai. Mengonsumsi makanan sumber energi akan membantu tubuh untuk terus menyediakan energi. Makanan sumber energi bisa didapatkan dari nasi, mi, pasta, kentang, jagung, atau roti. Konsumsi makanan-makanan ini dalam jumlah secukupnya, misalnya nasi 5 porsi sehari, maka Anda akan mendapatkan energi sebesar 875 kilo kalori. Bila sehari Anda membutuhkan kalori sebesar 2000 kilo kalori, maka sisanya bisa didapatkan dari protein dan lemak baik. Dengan jumlah yang normal ini, tak sulit menurunkan berat badan, asalkan terus menyusui dan beraktivitas fisik, berat badan akan turun perlahan.
4. Cairan
Minum air dalam jumlah cukup tak akan memengaruhi luka yang tidak kering-kering. Justru, bila setelah melahirkan buang air kecil lancar, dan sering membersihkan vagina dengan baik, maka luka jahitan di sekitarnya bisa segera pulih. Cairan dalam jumlah cukup juga diperlukan tubuh mengganti cairan tubuh yang hilang saat mengalami perdarahan, keringat, maupun karena pembentukan ASI. Bila kebutuhan cairan tidak dipenuhi, risiko dehidrasi justru dapat meningkat.
Jadi, pascamelahirkan jangan hanya makan daun katuk saja, ya. Makan juga daging, ikan, ayam dan makanan lainnya dalam jumlah cukup. Diet terbaik setelah melahirkan adalah diet seimbang ditambah dengan aktivitas fisik.