Walaupun katanya anak laki-laki itu nggak mau berlama-lama dimanja sama mamanya, saya sih berharap 5 hal ini tetap bisa saya lakukan walaupun mereka sudah beranjak dewasa.
Banyak orang ‘berpengalaman’ bilang, dibanding anak perempuan, anak laki-laki bakalan cepat perginya. Pergi dalam hal ini adalah, nggak bisa lagi kita peluk-peluk, cium-cium, manja-manja layaknya mereka di usia 5 tahun.
“Puas-puasin, deh, Wi kamu manja-manjain mereka. Begitu kelas 5 SD, boro-boro dicium, peluk aja dia sudah meronta-ronta.Begitu SMP, wih, kalau bisa pas jalan bareng, kita atau dia jalan duluan. Ogah banget jalan berdampingan. Dan selalu berpesan khusus, di depan teman-temanku mama jangan peluk-peluk apa lagi cium-cium, ya. Kalau diantar ke sekolah, atau tempat ngumpul, turunnya harus jauuuuuh banget, supaya nggak kelihatan diantar sama kita. Perih nggak, tuh?” demikian cerocos ipar saya yang kebetulan kedua anaknya laki-laki, persis dengan kondisi saya.
Ah, saya jadi jiper, nih. Soalnya satu poin di atas sudah mulai saya alami. Awan anak saya yang tahun ini naik kelas 4 SD, sudah mulai berpesan, “Di depan teman-teman aku jangan dicium, ya, Ma.” Ya okelah, toh di rumah dia masih mau banget saya pelukin dan cium. Mungkin nggak semua anak laki-laki seperti itu. That’s why, kalau hingga ia remaja atau dewasa kelak, saya ingin banget kami masih melakukan hal-hal berikut ini.
Peluk Cium
Mau berapa pun umur anak kita, they will always be our little child in our heart. Hahaha… Saya saja masih dicium-cium dan dipeluk ibu saya sampai umur sudah matang ini :D Jadi inginnya, paling tidak, sebelum anak-anak menikah, saya masih bebas cium-cium dan memeluk mereka layaknya saat masih kecil dulu.
Dating
Saat ini saya terbiasa untuk dating berdua saja dengan masing-masing anak. Jika di minggu ini saya ‘kencan’ sama Awan, minggu berikutnya saya jalan sama Rimba saja. Sekadar makan es krim, mengunjungi Kids Station walau hanya sekadar window shopping, atau main di playground. Pernah juga berenang. Nah, maunya, sih, walaupun nanti dia juga sudah mulai nge-date sama pujaan hatinya, dia masih tetap mau kencan sama pujaan hati nomor satunya, yaitu saya :p.
Curhat
Biasanya, nih, jelang tidur, ketika tangan dan kaki sudah dicuci, gigi sudah disikat, dan kami siap tidur, ngrungkel di bawah selimut, saya, utamanya pada Awan, sering kali curhat atau ngobrol soal macam-macam. Mulai dari teman sekolah yang suka iseng, ngapain aja sama sahabat-sahabat kalau waktu istirahat, jajaran guru yang paling ia suka saat mengajar, hingga teman perempuan paling baik (ehem). Mudah-mudahan aktivitas ini tetap bisa kami lakukan selalu, dan membuat saya tetap dekat dengannya as mother but also as a friend.
Liburan Bareng
Suami saya, nih, yang paling sadar kalau anak-anak laki-laki bakal punya acara liburan sendiri bareng teman-temannya lebih cepat. Iya, secara dia juga sudah mulai naik gunung kelas 1 SMA. Praktis liburannya bareng keluarga cuma libur Lebaran, alias pulkam ke Jawa Barat. Saat ini kami berdua selalu berusaha minimal 1 tahun sekali liburan, nggak perlu yang jauh, Bogor saja sudah bikin anak-anak happy. Mudah-mudahan kegiatan ini masih mau mereka ikuti kalau sudah mereka jelang remaja. Walau pun aktivitas liburan juga pasti sudah jauh banget berbeda, ya.
Mengunjungi Kerabat Bersama
Melihat pengalaman teman dan saudara-saudara, beberapa anak mereka yang jelang remaja mulai suka malas diajak ngumpul di rumah nenek, kakek, atau kerabatnya. Kalau pun mau, biasanya sibuk sama gadget. Saya inginnya anak-anak tetap mau menghormati kerabatnya, dan tetap bersilaturahmi. Mudah-mudahan nggak mendulukan kepentingan pacarnya, atau teman-temannya di atas kepentingan keluarga. Walau pun itu hanya sekadar arisan keluarga yang diadakan sebulan sekali.