Manfaat air mineral bagi kesehatan tubuh memang nggak perlu dibantah lagi. Tapi berbuka puasa dengan air meneral saja ternyata nggak punya peran besar untuk mengganti cairan yang hilang setelah berpuasa, lho.
Bulan puasa sudah di depan. Nggak afdol rasanya kalau saya nggak nulis segala sesuatu yang berbau bulan puasa. Termasuk soal menjalankan puasa dengan sehat. Nah, kemarin itu saya baru saja datang ke acara ‘Ramadan Sehat dan Praktis Bersama Philips’. Ada ahli gizi DR. (c). Rita Ramayulis, DCN, M. Kes, yang hadir sebagai salah satu nara sumber.
Dari sekian banyak informasi yang saya dapatkan, saya tertarik ketika dr. Rita memaparkan fakta bahwa mengonsumi air mineral saat buka puasa tidaklah cukup. Tapi, kalau mengonsumsi minuman yang bergula pun tidak disarankan. Nah, lho… jadi gimana dong?
Kemarin DR. (c). Rita Ramayulis, menerangkan kalau cairan di dalam tubuh manusia tidak sama dengan seperti air mineral.Sementaram, ketika sedang menjalankan ibadah puasa selama 14 jam, tubuh perlu pengganti cairan setelah berpuasa. Hal tersebut ternyata tidak hanya cukup dengan asupan air mineral dalam beberapa gelas.
Soalnya, setelah berpuasa tubuh membutuhkan asupan air atau cairan yang mengandung elektrolit untuk menggantikan ion tubuh yang hilang. Berbuka puasa dengan air putih itu tidak terlalu bagus, hal ini dikarenakan cairan tubuh kita itu adalah meliputi terdiri dari ion potasium, ion florida, dan masih banyak lagi. Jadi kalau buka puasa dengan air mineral saja, ya nggak akan cukup menggantikan cairan tubuh yang sudah hilang.
Sementara kalau cairan tubuh hilang, dan nggak dikembalikan, sudah tentu akan berisiko mengalami hal dehidrasi atau kekurangan cairan. Efeknya, bisa bikin sakit kepala, cepat merasa lemas dan lelah, sulit berpikir dan berkonsentrasi. Dan yang paling jelas, puasa jadi terganggu bukan?
Dr. Rita menjelaskan, cairan ion bisa digantikan dengan mengonsumi buah-buahan. “Itu air air semangka, air melon, dan air kelapa sebenarnya mengandung ion yang baik untuk tubuh" ujarnya.
Lantas, perlukah tambahan minum minuman yang mengandung ion?
"Kalau sudah mengonsumsi buah-buahan yang mengandung air, jika dimakan saat berbuka, langsung bisa menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang, jadi memang nggak perlu lagi tambahan minuman kemasan" tambahnya.
Lagi pula, dr, Rita mengungkapkan kalau berbuka puasa hanya dengan putih saja justru akan mengakibatkan perut menjadi kembung dan tidak nyaman ketika mengkonsumsi makanan inti atau berat.
Memang, sih, kalau berbuka puasa bawaannya suka kalap. Melihat makanan di depan mata, kok, jadi menggiurkan semuanya, hahahhaa. Tapi perlu diingat, nih, seperti yang dijelaskan dr, Rita berbuka puasa jika diawali dengan makan makanan yan berat tentu saja tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itulah rasa lapar perlu dikendalikan dengan kebiasaan menyantap makanan sehat.
“Kalau perut kosong lalu langsung makanan dalam jumlah banyak dalam satu waktu menimbulkan gerakan paksa. Kebiasaan ini dalam waktu lama menurunkan fungsi pencernaan. Alhasil fugsi puasa sebagai detoksifikasi tidak terjadi. Minum air putih maupun jus buah dengan kurma ataupun buah berserat cukup untuk berbuka puasa. Setidaknya menu berbuka tidak lebih dari 150 kkal,” jelasnya lagi.
Jadi sudah tahu, ya, bagaimana pola buka puasa yang sehat seperti apa?