Ditulis oleh: Lariza Puteri
Segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Termasuk terlalu semangat menstimulasi bayi. Kenali tanda-tanda bayi overstimulasi.
Saat Giavana lahir, salah satu hal mengasyikkan yang mampir di otak saya adalah bermain bersama bayi. Melihat bayi tersenyum saja sudah senang, apalagi bila ia sampai tertawa merespon candaan kita, berasa jadi ibu paling lucu sedunia, hahaha.
Bermain bersama bayi merupakan salah satu bentuk stimulasi yang bisa kita berikan pada bayi. Namun, saat porsi stimulasi tersebut terlalu besar, yang terjadi adalah overstimulasi. Bisa dibayangkan, saat saya, sang ayah dan si kakak beramai-ramai mengajak bayi bermain, kemungkinan bayi mengalami overstimulasi pun sangat besar.
Baca juga:
5 Jenis Mainan Untuk Menstimulasi Panca Indera Bayi
Ternyata bayi yang mengalami overstimulasi bisa mengalami efek buruk. Seperti emosi bayi yang cenderung negatif. Bayi yang mengalami overstimulasi menjadi mudah marah, sering menangis dan lebih sulit ditenangkan. Ini biasanya karena bayi mengalami rasa bosan akibat jenis stimulasi yang sama yang terus menerus ia terima. Makanya, saya harus pandai-pandai mencari permainan baru agar bayi tak bosan.
Baca juga:
Bayi Menangis Setiap Malam, Wajarkah?
Bayi juga bisa menolak stimulasi ketika ia merasa overstimulasi. Ia menjadi tidak peduli atau tidak responsif terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Bahkan saat ada binatang kesayangannya lewat, yang biasanya Gia akan mengejar, saat ia merasa overstimulasi, ia akan terlihat cuek dan tak peduli. Ada pula bayi yang justru mengalami penurunan kemampuan menyerap informasi saking banyaknya stimulasi yang diberikan.
Bila diperhatikan, bayi yang mengalami overstimulasi akan memberikan tanda-tanda yang bisa kita pahami. Beberapa tanda tersebut, antara lain:
1. Bayi memalingkan muka dan menghindari kontak mata.
2. Bayi cenderung lebih sering menangis, rewel dan sulit ditenangkan.
3. Saat bayi menangis, tidak ada perubahan intonasi dan intensitas tangisan bayi.
4. Bayi seringkali tertidur saat menyusu, meskipun belum merasa kenyang.
5. Bayi sering menguap sambil merengek.
6. Bayi seringkali berperilaku seperti saat ia sedang lapar atau ingin menyusu.
Jadi cobalah berikan bayi waktu untuk rehat sejenak, jangan terlalu nafsu menstimulasi si kecil :).
Baca juga: