Sorry, we couldn't find any article matching ''
Anak Penakut Disebabkan Oleh 4 Hal Ini
Anak penakut dan nyaris nggak pernah menunjukkan keberanian, jangan-jangan karena kita sering melakukan empat hal ini.
Seorang teman saya pernah bercerita, kalau keponakannya yang baru berusia 4 tahun luar biasa penakutnya. Sendirian di kamar takut. Ke Kamar mandi sendiri takut. Tempat gelap takut. Digertak sedikit takut. Serba takut.
Sebenarnya rasa takut itu alamiah. Semua orang pasti pernah merasa takut. Saya pun saat masih usia sekolah, juga suka takut sama gelap. Takut hantu. Padahal, berkali-kali juga diberitahu, kalau hantu itu nggak ada. Adanya setan atau iblis, yang seringkali menghuni di dalam hati, bukan di sekeliling kita.
Nah, ketika anak menunjukkan rasa takut seperti takut sendiri, takut gelap, takut dimarahi, takut mengeluarkan pendapat sendiri, dan menjadi berlebihan, coba cek, mungkin ada penyebab yang tanpa kita sadari dilakukan oleh kita atau orang-orang di sekeliling yang menyebabkan menjadi anak penakut.
Sering Ditakut-Takuti
“Kalau nggak mau makan, mama panggilin polisi, ya!”
“Kalau nggak mau mandi nanti didatengin Setan lho.”
Hal ini, nih, yang bikin anak membentuk proteksi diri terhadap pak polisi. Dalam anggapannya, polisi itu pasti menyeramkan. Secara nggak langsung, kita menanamkan rasa takut pada anak tentang polisi. Ketika nanti ada kondisi darurat dan membutuhkan bantuan polisi, anak malah menolak dan lari ketakutan. Selain polisi, biasanya ada juga yang menakut-nakuti dengan suntikan dokter, monster, orang gila, salah satu jenis binatang, dan lain-lain.
Baca juga:
Saat Anak Hobi Menonton Film Horror
Setiap Berpendapat Dipatahkan
Setiap kali anak mengemukakan keinginan atau pendapatnya, orangtua, atau orang-orang di sekelilingnya langsung mematahkan pendapatnya, atau malah memarahinya. Ini membuat anak jadi malas dan takut mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Sebaiknya, sih, kita dengarkan dulu apa yang ia ungkapkan. Kalau memang ternyata nggak baik untuknya, kita bisa kasih alasan yang jelas dan masuk di akalnya.
Selalu Ditertawakan
Mungkin maksud hati tertawa karena tingkah atau perkataannya yang lucu, tapi menertawakan apa lagi berlebihan, bisa bikin anak jadi takut melakukan hal itu lagi. Iya, karena ia takut ditertawakan. Mungkin buat dia, ditertawakan itu nggak nyaman. Sebaiknya nggak perlu berlebihan dan terus-terusan menertawakan anak. Ketika anak melakukan kesalahan, coba ajak ia memperbaikinya sambil kita ikut melakukannya.
Selalu Dibandingkan
“Kok Fadil bisa dapat nilai 9, tapi kamu nggak bisa, nak?”
“Kenapa Rahma bisa terpilih jadi tim inti, tapi kamu nggak?”
Pertanyaan sejenis ini, walau disampaikan dengan lembut, tetap saja menyayat hati. Mungkin maksud kita untuk memotivasi. Tapi bila selalu dibanding-bandingkan, malah bikin anak jadi makin minder. Dalam melakukan apa pun, anak jadi takut untuk berbuat salah dan tumbuh menjadi anak penakut. Padahal dengan melakukan kesalahan, anak juga bisa belajar banyak.
Kurang-kuranginlah menakut-nakuti, menertawakan, atau membanding-bandingkan si kecil dengan teman-temannya. Ingin punya anak yang pemberani, kan? Karena mengajarkan anak menjadi berani adalah salah satu cara agar anak (laki-laki) tumbuh menjadi gentleman.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS