Alergi pada mata seringkali disalahartikan sebagai sakit mata, padahal bukan. Bagaimana mengenali alergi pada mata?
Saat melihat mata anak saya memerah dan berlangsung cukup lama, yang langsung terlintas di pikiran saya adalah: sakit mata. Ternyata, mata merah, walaupun ia mengalami konjungtivitis (peradangan di konjungtiva atau selaput bening yang melapisi bagian depan mata), tidak selalu penyebabnya adalah bakteri, bisa jadi akibat alergi pada mata. Bahasa medisnya: konjungtivitis alergik. Alergi pada mata seringkali disalahartikan sebagai sakit mata, padahal bukan. Bagaimana mengenali alergi pada mata?
Menurut Dr.dr.Zakiudin Munasir, Sp.A(K), konjungtivitis alergik ini dibagi menjadi 2, yaitu konjungtivitis alergik intermiten dan konjungtivitis alergik persisten.
Konjungtivitis alergik intermiten biasanya kambuh pada musim-musim tertentu. Pencetus paling sering adalah serbuk sari rumput. Biasanya sering disertai dengan gejala rhinitis alergik serta rasa gatal di tenggorokan.
Ketika gejala alergi pada mata menetap sepanjang tahun, maka ia kemudian disebut dengan konjungtivitis alergik persisten. Nah, pencetus utamanya adalah dari tungau debu rumah, serta bulu binatang. Biasanya, alergi pada mata ini juga dibarengi dengan alergi lain seperti asma dan eksim.
Kedua jenis konjungtivitis alergik ini bisa diatasi dengan pemberian obat tetes mata yang mengandung natrium kromoglikat. Aman diberikan untuk konjungtivitas alergik yang bersifat persisten.
Hati-hati, jangan sembarang memberikan obat tetes mata. Obat tetes mata yang mengandung kotrikosteroid hanya bisa diberikan pada gejala konjungtivitas mata yang berat, dan dalam jangka pendek, karena bisa mengakibatkan kerusakan kornea, katarak, dan infeksi jamur. Jadi, kalau mata anak memerah, segera konsultasi ke dokter, jangan langsung memberi obat mata.
Yang mesti diwaspadai adalah jenis alergi pada mata yang berat, yang juga disebut konjungtivitis vernalis. Alergi mata jenis ini, menurut dr Zaki banyak disebabkan oleh faktor iklim. Gejala lebih hebat terjadi jika udara panas dan kering, dan akan berkurang, atau hilang jika udara dingin. Biasanya tonjolan kecil-kecil mengandung kapur akan ditemukan di kelopak mata bagian dalam. No wonder ya, area kelopak mata pun juga membutuhkan sunscreen.
Selain faktor iklim, penyebab alergi pada mata jenis ini bisa juga berasal dari allergen lingkungan seperti debu rumah, tungau debu rumah, serpihan binatang peliharaan, juga makanan.
Cara mengatasi konjungtivitis vernalis ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Kalau kata dr Zaki, hindari saja alergennya, tapi juga harus menciptakan lingkungan yang sejuk dan dingin. Kalau kondisinya ringan, cukup kompres dingin dan diberikan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal atau sakit. Sementara untuk kondisi yang sedang (medium), biasanya dokter akan merespkan obat tetes mata mengandung kortikosteroid. Kortikosteroid peroral akan diberikan bila seorang anak mengalami konjungtivitis vernalis yang berat.
Baca juga: