Kini ada booklet yang berjudul “Safety Can Be Fun” , yang diluncurkan oleh DKT Indonesia. Memudahkan orangtua memberi pemahaman seputar kesehatan reproduksi dan seksual dengan pendekatan yang tak lagi kaku.
“Kenapa sih edukasi kesehatan reproduksi dan seksual itu penting?”, adalah penggalan kalimat yang saya dapati ketika membuka lembaran pertama Sexual Helath Training Booklet “Safety Can Be Fun.” Pertanyaan menggelitik, yang bisa jadi kalimat pembuka, ketika mommies dan pasangan ngobrol tentang kesehatan reproduksi sama si anak remaja anda di rumah.
Baca juga: Ask The Expert: Pendidikan Seks untuk Anak
Masih menanggap tabu? Iya, hal tersebut sempat jadi bahan obrolan kami awak media dengan Tim DKT Indonesia dan Yayasan Pelita Ilmu dan Ahli Kesehatan Masyrakat, yang menyusun booklet ini, 7 Maret lalu di bilangan Jakarta Selatan. Tapi mengingat survei yang diadakan DKT Indonesia, baru-baru ini, ketidaknyaman atmosfer obrolan antara orangtua dan remaja, justru menyebabkan remaja rentan terhadap informasi yang nggak tepat mengenai masalah seksual reproduksi. Bisa saja mereka malah memlilih menelusurinya lewat internet dan ngobrol sesama teman-temannya, yang malah berisiko anak kita mendapatkan informasi yang tidka akurat dan menyesatkan.
Buang jauh-jauh ya, mommies, kata “tabu”, ini. Kita orangtuanya lho, guru terbaik bagi setiap anak, sumber informasi pertama buat mereka tentang apapun. Rangkul mereka dengan cara yang menyenangkan dan tak membuat risih, berbicara tentang apapun, termasuk soal kesehatan reproduksi dan sexual.
Jadi dalam booklet yang juga bisa mommies unduh di sini, tertera 6 poin penting yang menjadi tema bahasan:
Pierre Frederick, selaku Deputy GM Indonesia, sempat menyebutkan. Peluncurun booklet ini di antaranya juga bertujuan menyukseskan program Keluarga Berencana dan pencegahan HIV-AIDS, serta penyakit menular seksual lainnya. Terdengar ngeri sih, memang, tapi ini kenyataan yang harus saya dan mommies hadapi. Nggak mungkin juga kan, anak-anak kita dilarang bergaul? Media bokklet ini, setidaknya menurut saya, bisa jadi pegangan mommies, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kadang membuat pusing kepala :P Dan media penghubung antara mommies dan anak remaja, ketika ingin diskusi poin-poin yang saya sebutkan di atas. Atau saat mereka memasuki tahap menstruasi dan mimpi basah, dan mulai punya pertanyaan yang “ajaib”.
Meski anak saya Jordy, masih belum 3 tahun, dari kacamata pribadi, saya menyambut baik adanya booklet semacam ini. Tapi mungkin akan lebih sempurna, jika di kesempatan berikutnya, ada pula panduan, seputar test kesehatan apa saja yang mesti dilakukan jika anak-anaknya kelak dewasa dan akan menikah. Kenapa saya memberi saran ini para kesempatan tersebut? IMHO, ini tindakan preventif untuk kesekian kalinya, menghindari anak-anak kita tertular penyakit seksual berbahaya, kan?. Teman media lainnya, ada juga yang menyarankan, ada baiknya juga DKT mengadakan seminar, yang melibatkan anak dan orangtua.
Ada yang sudah punya pengalaman menyampaikan informasi seputar kesehatan reproduksi kepada si anak remaja? Silakan berbagai ceritanya, ya kolom comment, mommies :)