Hindari Memanjakan Anak, Stop Lakukan Ini Sebelum Mereka Berumur 13 Tahun

Kindergarten

dewdew・18 Oct 2021

detail-thumb

Atas nama sayang, terkadang kita terlalu memanjakan anak. Nah, agar mereka tidak terlalu bergantung pada Mommies setelah dewasa kelak, stop lakukan hal ini sebelum anak berumur 13 tahun. 

Apakah Mommies masih mengancingkan seragam anak padahal dia sudah bisa melakukannya sendiri? Atau masih rutin menyiapkan makanan untuk anak padahal dia bisa mengambil sendiri di meja makan? Terkadang, Mommies membantu mereka agar cepat selesai. Di sisi lain, ada perasaan di mana Mommies tidak ingin membuatnya kesulitan sehingga tanpa sadar selalu membantu anak melakukan apa pun.

Namun, sepertinya kebiasaan tersebut harus segera dihentikan. Bantuan-bantuan yang diberikan--walaupun terlihat kecil--bisa membuat anak terlambat mandiri. Apalagi jika ini keterusan hingga mereka remaja, bisa jadi ia jadi selalu bergantung kepada Mommies.

[caption id="attachment_112396" align="aligncenter" width="615"] Gambar dari sini.[/caption]

Nah, oleh sebab itu, hindari memanjakan anak berhenti melakukan 4 hal ini sebelum anak berusia 13 tahun:

Selalu membangunkan anak

Anak-anak usia 5 tahun ke atas umumnya sudah bisa bangun sendiri, Mommies tinggal membekalinya dengan jam alarm. Mungkin kita bisa membelikan jam dengan bunyi alarm yang lucu-lucu, sehingga membuat mereka semangat bangun pagi sendiri. Bayangkan jika sampai usia 13 tahun masih saja harus kita bangunkan, kapan mereka akan mandiri?

Membuatkan sarapan

Untuk anak usia 5 tahun ke atas, kalau sudah bisa mengoles mentega sendiri walau masih agak berantakan, sebaiknya kita biarkan saja, Mommies. Atau, sesekali biarkan anak menyusun sendiri roti lapisnya. Practice makes perfect. Mommies bisa membantu Si Kecil dengan memberikan arahan lisan.

Mengingatkan anak tentang barang-barangnya

Karena terlambat bangun, terkadang ada keperluan sekolah anak yang ketinggalan. Beberapa orang tua rela kembali lagi ke sekolah demi mengantarkan PR atau prakarya mereka. Sekali dua kali tidak apa, tetapi jika terlalu sering kapan anak belajar menerima konsekuensi akibat kelalaiannya? Anak juga tidak pernah bisa belajar dari kesalahannya kalau kita terus membantunya, Mommies. Ajarkan mereka disiplin dan bertanggung jawab agar bisa menyiapkan segala kewajibannya dengan baik.

Menanyakan PR-nya

PR menjadi salah satu hal penting yang kerap diberikan guru kepada muridnya. Anak-anak semestinya sudah tahu kapan itu akan dikumpulkan. Mommies tidak perlu bertanya berkali-kali untuk mengecek apakah anak sudah mengerjakan PR-nya.

Mommies boleh mengingatkan Si Kecil, tapi jangan setiap ada PR mereka harus ditegur dulu baru berniat mengerjakannya. Biarkan anak memahami bahwa tugas sekolah harus dikerjakan dan jika tidak pasti ada konsekuensinya. Mommies juga bisa membiarkannya mengatur jadwal sendiri untuk menyelesaikan PR tersebut.

Terkadang, untuk mengajarkan kemandirian, seringkali kita harus berhenti memanjakan anak dan biarkan ia belajar dari kesalahannya sendiri.

BACA JUGA:

Tips Berkomunikasi dengan Anak Remaja

7 Kesalahan Fatal Orangtua Saat Menghadapi Anak Remaja