Kenapa Poppy merasa bahwa perempuan, terutama para ibu menyukai Sadomasokis alias menyiksa diri sendiri agar dapat tampil sempurna?
Memiliki tiga orang anak laki-laki, Athalla Gahryal R (10 tahun), Ammaliq Gakenzo R (8 tahun) dan Abbian Gavyn R (6 tahun), bekerja kantoran sebagai Chief Mother Officer di Madre Indonesia sekaligus merintis usaha party decoration Made4U bersama adiknya, Gita Nova Siregar, membuat perempuan bertubuh mungil ini pada akhirnya berhenti berusaha menjadi ibu yang sempurna.
Simak wawancara saya dengan istri dari Koernia Gunariadi di sebuah sudut restoran di bilangan Jakarta Selatan.
1. Hai Poppy, menjadi ibu dari 3 anak laki-laki dan sudah memiliki posisi penting di sebuah perusahaan yang menuntut jam kerja luar biasa, apa yang membuat Poppy berani untuk menjalani juga dunia mompreneur?
Dua tahun lalu saya sempat merasa enough dengan rutinitas saya. Kerja, lembur, pulang, tidur. I need something yang bisa memberikan sentuhan baru dalam hidup saya. Mengembangkan bisnis Made4U membuat saya keluar dari rutinitas dan membuat hidup saya terasa lebih menyenangkan.
2. Sebagai working mom sekaligus menjadi mompreneur, apa tantangannya?
Pertama: Waktu. Jam kerjanya sudah pasti jadi lebih panjang, karena prioritasnya masih tetap main job dan keluarga setelah itu baru made4u. Karena sampai sekarang, walaupun ada ART, urusan mengecek tas sekolah anak-anak, menyiapkan menu breakfast, menyiapkan bekal masih saya yang incharge. Sometimes kerjanya dari jam 00.00 WIB sampai jam 02.00 WIB. Dan honestly, lebih susah memang menjadi mompreneur karena masalah waktu. Harus konsisten agar nggak gampang hilang fokus.
Kedua: Finansial. Saya merasa memulai usaha itu yang paling susah mengurus finansialnya. Karena kalau nggak rapih dan detail, akan banyak yang missed. Nggak akan berasa hasilnya. Jadi saat ini setiap proyek saya bikin pembukuannya. Saya bikin nomor rekening khusus. Kami juga membuat tujuan. Untuk saat ini, 10 – 15% pemasukan dari Made4U kami gunakan untuk traveling.
3. Bagaimana memberikan pengertian ke suami dan anak-anak tentang kesibukan Poppy?
Kalau ke anak-anak sih, mereka nggak terlalu ada keluhan, karena saya selalu membawa anak-anak ke event yang ditangani oleh Made4U, kan weekend. Mereka bahkan sudah bisa lho ikutan membantu.
Saya dan suami juga menganut paham shifting strategy, ahahaha. Alias strategi satpam yang bergantian jam jaga anak-anaknya. Kenapa bisa begitu? Karena saya dan suami punya jam kerja yang berbeda. Sebagai engineer, suami selalu berangkat pagi dan pulang tepat waktu. Jarang sekali lembur. Saya justru kebalikan. Jadi saya pagi urus anak-anak, baru jalan ke kantor. Sore ke malam giliran suami yang fokus menemani anak-anak. Kami juga komit, kalau saya keluar kota, suami standby, begitu juga sebaliknya.
4. Bagaimana menjaga relationship dengan anak-anak?
Saya mengharuskan diri saya untuk hadir ketika anak-anak ada special performance di sekolah mereka. Karena kan saya tidak bisa setiap hari mengantar jemput mereka.
Kedua, setiap ulang tahun anak-anak, saya selalu ngedate bareng hanya dengan anak yang berulangtahun. Ada namanya Birthday Trip selama tiga hari yang membuat saya punya quality time bersama masing-masing anak. Itu waktunya saya bisa fokus ke masing-masing anak. Dari sini saya jadi tahu, apa yang disukai sama anak-anak. Anak juga lebih ingat setiap detail perjalanan kami.
5. Tadi Poppy sempat menyinggung mengenai berhenti menjadi ibu yang sempurna, maksudnya?
Jadi gini, saya merasa perempuan, terutama ibu itu hobi sadomasokis. Senang menyiksa diri sendiri untuk tampil sempurna sebagai seorang ibu. Kenapa begitu? Karena saya pernah ngerasain sendiri momen semacam itu.
Setelah baru melahirkan anak ketiga, saya feeling guilty dengan anak pertama dan kedua saya. Merasa bersalah karena membuat mereka yang saat itu baru berusia 5 tahun dan 3 tahun sudah kekurangan perhatian ibunya.
Jadilah, selelah apapun saya, saya tetap memaksakan diri untuk selalu ada waktu bagi mereka. Bayangkan: Saya bangun jam 4.30 untuk memerah ASI, habis itu mengantar sekolah, sampai rumah memandikan yang bayi, habis itu jemput sekolah, dst. Saya kelelahan tapi memaksakan diri.
Turning point-nya ketika saya pingsan di kamar mandi, dibawa ke rumah sakit, dan ternyata tensi darah saya mencapai 200! Hingga kemudian, dokternya ngomong bahwa saya harus ingat ketiga anak saya yang masih kecil, kalau saya kenapa-kenapa gimana. Saya bahkan dilarang sok jago, ahaha.
Akhirnya saya punya prinsip, at the end, kalau memang saya capek, ya sudah capek aja. Semakin dewasa saya makin sadar kok anak-anak itu bisa belajar mandiri, hanya orangtuanya yang super worry.
6. Dari tadi kan kita nyebut-nyebut Made4U ya. Coba dijelaskan, Made4U ini apa sih?
Sejak kecil, saya dan adik saya senang banget sama segala hal yang berbau crafting. Kami terbiasa membuat kartu Natal atau Lebaran kemudian kami jual ke teman-teman. Dan sejak 15 tahun lalu, sebelum saya menikah, kami memang sudah niat banget untuk membuat suatu usaha yang berhubungan dengan (awalnya) Kids Party. Ternyata niat itu masih terus ada hingga kami lulus kuliah dan saya menikah serta memiliki anak.
Hingga tahun 2014 saat anak pertama saya ulang tahun ke-5, ini menjadi project pertama kami. Membuat pesta ulang tahun bertema Brick Day alias Lego. Dari situlah semua bermulai. Jadi Made4U ini adalah jasa crafting, decoration, table setting, hingga hampers.
7. Apa yang membedakan Made4U dengan jasa party décor lainnya?
Awalnya kami menyasar event skala small dan medium. Market yang ingin bikin event dengan konsep tertentu namun bujetnya mungkin nggak bisa gila-gilaan. Kami merasa banyak event yang skala kecil dan medium butuh kok jasa kami.
Berikutnya, sejauh ini kami tidak pernah pengulangan ideas. Dekorator lain biasanya punya ciri khas. Sedangkan kami nggak mau ada pengulangan ideas.
Ketiga, bujet sangat negotiable.
8. Kisaran kalau mau makai jasa Made4U?
Start dari Rp 6.500.000 dan yang paling besar kita pernah handle Rp 75.000.000. Kalau di atas itu ya boleh banget, ahahaha. Oh bisa juga follow Instagram kami di @Made4UOfficial, karena sebentar lagi kami mau mengadakan IG contest yang seru banget :).
9. Bagaimana tips berbisnis dengan saudara?
Urusan uang harus transparan dan detail, berapa pun itu wajib dibayarkan. Semua invoice harus rapih. Bisnis nggak akan berhasil selama finansial nggak rapih. Saya mau one day Made4U ini menjadi bisnis besar bagi kami. Jadi dari awal harus sudah jelas aturan mainnya.
10. Bicara tentang me time: me time lo paling simple?
Membaca buku, traveling sendiri hingga menonton drama Korea, ahaha. Me time penting karena ini waktu untuk saya bicara dengan diri sendiri.
11. Ketakutan terbesar sebagai orangtua saat ini?
Saya nggak siap menghadapi anak yang semakin dan akan memasuki dunia ABG. Jujur aja, sekarang saya lebih fokus kepada sisi psikologis mereka. Banyak hal baru yang perlu saya pelajari, sesederhana ilmu berkomunikasi dengan si sulung.
12. Bagaimana menjaga hubungan Poppy dengan suami?
Mungkin berbeda dengan para istri di luar sana yang happy kalau suaminya family man banget, saya malah nggak mau suami saya TERLALU family man. Suami saya itu terlalu family man sehingga cenderung menekan keinginannya sendiri. Saya meminta suami untuk punya hobi, punya kegiatan di luar keluarga. Karena bagaimanapun anak-anak harus paham bahwa ayah mereka punya kehidupan lain selain keluarganya. Untuk menjaga agar suami nggak stress juga kan.
Satu hal menarik yang saya ambil dari obrolan kami adalah, bahwa nggak usah berusaha menjadi ibu yang sempurna, yang penting menjadi ibu yang bahagia.