Mommies perlu tahu apa yang mereka janjikan, biar saat terpilih nanti, kita para perempuan juga bisa ikut menagih janji mereka :).
Biarpun sudah menonton dua kali debat Pilkada DKI, masih banyak Mommies dengan KTP Jakarta yang bingung mau pilih siapa. Mungkin karena kedua tema debat yang sudah lewat, yaitu, “Pembangunan Demokrasi dan Pemerintah yang Efektif” dan “Reformasi Birokrasi, Pelayanan Publik, dan Penataan Kota” kayaknya kurang ‘seksi’ untuk para perempuan.
Nah, hari ini, akan ada Debat Cagub & Cawagub yang terakhir sebelum memasuki masa tenang hingga waktu pencoblosan nanti. Dan issue yang akan dibahas tentang perempuan.
Jadi, sebelum menikmati debat nanti malam, kami coba memberikan gambaran mengenai program para paslon yang pro perempuan, ibu, dan juga anak-anak. Harapannya, ini bisa membantu mommies menentukan pilihan, mana yang paling sreg dengan hati berdasarkan program-program yang mereka punya, bukan berdasarkan Suku, Agama ataupun Ras semata. Karena bagaimanapun, ini untuk seluruh perempuan Indonesia, seluruh anak-anak Indonesia. Bukan hanya untuk diri kita sendiri :).
Agus Harimurti Yudhoyono & Sylviana Murni
Program Untuk Ibu/Perempuan:
• Dilansir dari website resminya www.agussylvi.id, paslon 1 berencana melakukan perbaikan akses perempuan terhadap fasilitas kesehatan dan fasilitas publik. Salah satunya dengan membangun ruang menyusui di area publik.
• Berencana melakukan berbagai plan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Salah satunya dengan mengandalkan IT system (sistem teknologi informasi) yang ter-install di berbagai titik di Jakarta sehingga semua terpantau, termasuk di ruang dan transportasi publik.
• Menjanjikan fasilitas rehabilitasi terhadap perempuan korban kekerasan untuk memulihkan kembali psikis mereka.
• Pemberdayaan perempuan akan dioptimalikan terutama di bidang UMKM agar kreativitas perempuan di Jakarta mampu menjadi penggerak ekonomi. Hal ini akan diiringi dengan peningkatan akses UMKM dan usaha informal terhadap tempat usaha yang layak dan berkepastian hukum.
• Meningkatkan kualitas serta kuantitas sarana serta prasarana kesehatan, termasuk posyandu (selain rumah sakit dan puskesmas).
Program Untuk Anak:
• Peningkatan akses anak-anak terhadap fasilitas kesehatan dan fasilitas publik.
• Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung pendidikan minimal 12 tahun yang dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga pendidikan.
• Meningkatkan besaran Kartu Jakarta Pintar, peningkatan beasiswa miskin, peningkatan beasiswa prestasi, serta bantuan pendidikan sekolah negeri, swasta serta madrasah dan agama lainnya.
• Meningkatkan kualitas taman dan ruang terbuka di wilayah-wilayah pemukiman, yang tentunya baik bagi proses tumbuh kembang anak.
• Mencanangkan program Internet Sehat, yaitu dengan menyaring laman-laman situs pornografi yang dapat membahayakan masa depan tunas bangsa.
Basuki Tjahaja Purnama & Djarot Saiful Hidayat
Program Untuk Ibu/Perempuan
• Ahok dan Djarot pada programnya yang dilansir di www.ahokdjarot.id akan mengupayakan ketersediaan satu orang dokter, satu orang perawat dan satu orang bidan untuk melayani 5.000 warga di rumah masing-masing.
• Kartu Jakarta Sehat (KJS) akan memiliki fungsi perlindungan kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan gratis. Pelayanan gratis KJS meliputi pelayanan bersalin, pemeriksaan papsmear, dan pengobatan kanker serviks serta kanker payudara di Pusat Kesehatan Masyarakat yang ada di Jakarta.
• Sementara untuk memenuhi kebutuhan gizi warga Jakarta (yang menjadi tugas utama Ibu), mereka akan meneruskan peningkatan asupan gizi dengan memperluas cakupan subsidi daging.
• Mengaryakan ibu-ibu PKK untuk memberikan pendidikan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) tentang pentingnya menggunakan pembayaran non-tunai dalam setiap transaksi pedagang di pasar. Ini dianggap penting agar pelaku usaha ekonomi rakyat naik kelas.
Program Untuk Anak:
• Menambah fasilitas intensive care NICU dan PICU minimal sejumlah tiga kali lipat dari jumlah yang sudah ada. Dengan pertambahan fasilitas untuk bayi yang membutuhkan perawatan khusus ini, diharapkan bisa membantu bayi-bayi baru lahir lebih sehat dan mendapatkan perawatan yang layak.
• Di bidang pendidikan, akan melanjutkan rehabilitasi bangunan sekolah milik pemerintah yang ditunjang fasilitas pendidikan yang layak. Selain itu infrastruktur informasi teknologi, juga akan dilengkapi supaya proses belajar mengajar bisa lebih optimal.
• Mengupayakan menjamin pelayanan pendidikan berkualitas gratis selama 12 tahun bagi siswa-siswi tidak mampu. Salah satu caranya dengan menganggarkan Rp 2,5 triliun untuk KJP pada tahun 2017, untuk memastikan bahwa angka putus sekolah terus menurun. Di luar 18 juta/ tahun untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri bagi pemiliki Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul.
• Melanjutkan program KJP secara non-tunai agar bantuan tepat sasaran dan terevaluasi secara berkala. Kerjasama dengan berbagai institusi finansial untuk meningkatkan akses KJP non-tunai akan diperluas, termasuk menindak tegas pelanggaran yang dilakukan oleh pemegang KJP.
• Membangun Sekolah Luar Biasa agar mencukupi kebutuhan siswa-siswi berkebutuhan khusus, agar seluruh anak bisa mendapatkan hak pendidikan yang sama.
• Pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pun akan ditambah sebanyak 500 buah (saat ini sudah terdapat 150+ RPTRA yang dilengkapi dengan permainan dan diawasi oleh CCTV) untuk memenuhi rasio sebanyak 3 unit per kelurahan.
Anies Baswedan & Sandiaga Uno
Program Untuk Ibu/Perempuan
• Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, dilansir dari website www.jakartamajubersama.com, mencanangkan program “Unit Darurat” di setiap puskesmas dan melengkapinya dengan unit darurat, termasuk persalinan.
• Setiap Puskesmas harus berstandar Motor Gawat Darurat (MGD). Bertujuan agar MGD mampu menembus jalan-jalan sempit/padat pemukiman warga. Tugas utama “Unit Gawat Darurat” ini adalah untuk memberikan pertolongan pertama kepada pasien, sebelum dibawa ke puskesmas dan/atau rumah sakit rujukan.
• Berencana untuk memberdayakan perempuan Jakarta, dengan program kredit usaha perempuan mandiri. Akan ada 267 titik kegiatan usaha di setiap kelurahan di Jakarta.
• Akan mengaktifkan 267 rumah aman di setiap kelurahan sebagai perlindungan bagi perempuan atau anak, yang menjadi korban kekerasan. Akan ada pendampingan hukum bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan. Program ini nantinya akan merevitalisiasi Unit Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan berbasis aplikasi. Diharapkan dengan adanya unit yang bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, laporan mengenai kekerasan dan pelecehan dapat langsung ditangani dengan cepat.
• Memastikan ketersediaan dokter keluarga bagi setiap 600-700 warga DKI.
• Usaha revitalisasi Posyandu dan Posbindu juga akan dilakukan oleh pasangan ini melalui Program Pos Perempuan Mandiri. Antara lain dengan memberi peningkatan dukungan insentif dan penghargaan bagi kader Posyandu dan Posbindu, dan juga meningkatkan frekuensi pelatihan peningkatan kompetensi mereka.
Program Untuk Anak:
• Program integrasi Posyandu ke PAUD merupakan salah satu usaha revitalisasi Posyandu & Posbindu yang dijanjikan. Hal ini dilakukan karena PAUD marak diikuti oleh para balita sebelum beranjak ke jenjang Taman Kanak-Kanak. Tujuannya agar memudahkan posyandu memberikan pelayanan yang optimal.
• Menambah materi pelayanan Posyandu dengan mengadakan pendidikan anak dalam kandungan dan pelatihan dasar keterampilan kesehatan anak (anak mampu melindungi dirinya dari perokok di ruang publik, melaporkan orang dewasa pelaku kekerasan, membantu teman yang tersedak makanan, menolong teman yang mengalami kecelakaan ringan, dan lainnya).
• Di bidang pendidikan, akan melakukan integrasi KJP dengan KIP, terkait pendataan dan distribusi manfaat (tunai dan non tunai). Juga akan meningkatkan besaran manfaat penerima KJP bagi anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.
• KJP akan diberikan untuk semua anak usia sekolah, baik yang sudah bersekolah ataupun yang berada di luar sekolah, dan dari satuan pendidikan formal dan non formal, termasuk paket A, B, dan C, serta pendidikan keterampilan/kursus.
• KJP sebagai kartu elektronik diberikan kepada semua anak usia sekolah usia 6-21 tahun, baik mampu dan tidak mampu. Bagi peserta didik penyandang disabel dan yatim, mendapatkan manfaat yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Mungkin ada mommies yang mau menambahkan ? Mudah-mudahan bisa dijadikan bahan pertimbangan nyoblos di tanggal 15 Februari nanti, ya? ;)
Sumber:
www.agussylvi.id
www.ahycenter.id
www.ahokdjarot.id
www.jakartamajubersama.com
www.kpujakarta.go.id