Sorry, we couldn't find any article matching ''
Ini Dia Cara Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Ditulis oleh Prita Hapsari Ghozie, SE, Mcom, GCertFP,CFP®, QWP – Chief Financial Planner ZAP Finance.
Masih saja nggak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinganan? Ujung-ujungnya malah membuat kita terbelit dengan utang? Coba praktikan beberapa cara di bawah ini dulu.
Setiap bulan, pengeluaran rumah tangga akan terdiri dari berbagai pos pengeluaran. Kesulitan untuk mengatur pengeluaran sering kali terjadi akibat sulitnya membedakan kebutuhan versus keinginan. Sebenarnya, sah-sah saja kita memiliki berbagai keinginan dalam hidup agar mendapatkan semangat dalam bekerja dan mencari penghasilan. Namun, jika keinginan pada akhirnya membuat kehidupan dipenuhi oleh utang, maka langkah nyata harus kita ambil untuk menyelamatkan keuangan. Coba ikuti trik di bawah ini.
Mommies, setiap keluarga kemungkinan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Pada dasarnya needs alias kebutuhan adalah hal yang harus dipenuhi agar kehidupan dapat berjalan. Sedangkan, wants alias keinginan adalah hal yang ingin dilakukan, tetapi jika tidak dipenuhi kehidupan tetap dapat berjalan. Contoh sederhana adalah kita butuh makan, tetapi mau makan bakso daging atau steak merupakan keinginan.
Setelah memahami apa saja yang menjadi kebutuhan dalam keluarga, maka rencana pengeluaran sebaiknya didominasi oleh pos-pos tersebut. Prioritas pengeluaran keluarga dapat dimulai dari membayar utang, membayar tagihan rumah tangga, membayar uang sekolah anak, menyisihkan dana darurat, berinvestasi, barulah sisanya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keinginan. Jika keinginan membutuhkan dana yang besar, maka ada dua alternative untuk mencapainya. Pertama, dengan bantuan menyisihkan secara berkala sebagian dari penghasilan atau gaji kedalam rekening khusus untuk mewujudkan impian. Kedua, dengan menunggu datangnya penghasilan non-rutin seperti bonus atau hadiah.
Cara termudah agar kebutuhan hidup tetap dapat terpenuhi tanpa berutang adalah dengan menggunakan bantuan pemisahan rekening tabungan untuk 3 keperluan di rumah tangga. Saya membaginya dengan konsep Living (kebutuhan), Saving (cadangan dan investasi), serta Playing (keinginan). Tentu saja pembagiannya harus lebih besar di pos Living dibandingkan pos Playing. Secara umum, saran saya adalah membagi gaji menjadi 50% untuk Living, 30% untuk Saving, dan 20% untuk Playing. Pembayaran cicilan rumah tinggal menjadi bagian dari pos Saving, karena pada akhirnya rumah tinggal Anda akan menjadi aset dalam keluarga.
Kemudahan akses media sosial memang memiliki ekses yaitu perilaku kita yang cenderung menjadi lebih konsumtif. Cara termudah adalah batasi following akun-akun toko online. Jika tidak, maka alternatifnya adalah hanya menggunakan transfer dan kartu debit untuk berbelanja. Jika belum dapat menahan hasrat belanja, setidaknya kita tidak berutang untuk membelinya.
Live a beautiful life!
Prita Hapsari Ghozie adalah seorang perencana keuangan independen, penulis buku laris “Cantik, Gaya, & Tetap Kaya” serta “Make It Happen,” pembicara, dosen dan ibu dari 2 orang anak. Sebagai Founder dan Chief Financial Planner di ZAP Finance – sebuah konsultan perencanaan keuangan independen di Indonesia. Berpengalaman lebih dari 8 tahun sebagai perencana keuangan dan didukung latar belakang edukasi di bidang keuangan, Prita memiliki kompetensi untuk memberikan saran dan rekomendasi dalam hal keuangan.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS