Ditulis oleh: Lariza Puteri
Perkara menidurkan bayi bisa menjadi perkara tebak-tebak buah manggis. Kalau sedang beruntung, bayi bisa tidur dengan cepat dan nyenyak, kalau tidak…. Silakan begadang.
Jarak lima tahun membuat saya gampang lupa dengan kebiasaan bayi. Mau tak mau saya pun beradaptasi kembali termasuk dalam menidurkan bayi. Ini adalah salah satu ‘tantangan’ yang menurut saya gampang-gampang susah. Pada dasarnya, sejak lahir bayi harus diajarkan mengenal siang dan malam. Artinya, ia perlu memahami bahwa siang hari adalah saatnya kita beraktivitas, bermain, makan dan minum. Sementara malam hari adalah saatnya kita beristirahat.
Tapi cara mengenalkan hal ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada saatnya Gia melek sepanjang malam dan mengajak saya bermain. Dampaknya? Mata panda dan menguap sepanjang hari terjadi pada saya saat bekerja. Saya pun mencoba cara lain untuk membuat Gia tidur lebih cepat dan nyenyak. Yaitu dengan memahami pola dan kebiasaan Gia, seperti:
1. Susui atau ayun
Bayi yang baru lahir, memang tidak bisa lepas dari ASI, termasuk saat ingin tidur. Begitupun yang dialami Gia. Setelah kenyang nyusu, ia akan lebih mudah untuk tidur dan biasanya tidurnya akan lebih pulas. Meskipun tetap bangun setiap 3-4 jam sekali, sih. Tapi itu terjadi hingga Gia berusia 3 bulan. Ketika sudah masuk 4 bulan, setelah disusui Gia biasanya ingin digendong sambil diayun kalau mau tidur. Sebagai ibu, saya mencoba memahami kebiasaan tersebut, agar Gia cepat tidur dan sayapun tidak kekurangan jam tidur.
2. Pahami tangisannya
Kebanyakan bayi akan terbangun dan menangis di malam hari. Waktu awal-awal, saya akan langsung menghampiri dan menyusui Gia saat dia menangis. Tapi makin besar, kok, Gia makin sering nangis meskipun sudah disusui. Sampai saya mengerti kalau terkadang tangisannya hanya tangisan manja saja. Saya pun akhirnya mencoba mendiamkan Gia selama beberapa menit saat dia menangis. Dan ternyata betul, setelah saya diamkan beberapa menit, Gia pun diam dengan sendirinya :D
3. Bayi menangis tidak selamanya karena lapar
Tidak selamanya bayi menangis karena lapar. Ada banyak alasan bayi menangis, jadi saya tidak selalu langsung menyusui Gia saat menangis.Jadi, setelah Gia berusia di atas 6 bulan, saya hanya menyusuinya sebelum tidur. Kebiasaan tersebut secara tidak langsung membuat Gia lebih disiplin terhadap jam makan atau menyusunya.
4. Perhatikan jam tidur siang
Waktu tidur siang juga dapat memengaruhi jam tidur bayi di malam hari. Bayi memang membutuhkan 10-15 jam untuk tidur, tetapi tidur siang yang kesorean juga akan membuat bayi sulit tidur di malam hari. Hasilnya, kita juga jadi wajib begadang, yang akhirnya dapat mengganggu aktivitas keesokan hari. Awalnya, saya memang membiarkan Gia tidur kapanpun dia mau. Tetapi ketika saya sadar bahwa tidur setelah jam 4 sore bikin bayi saya susah tidur malam, akhirnya saya tidak lagi membiarkan ia tidur di sore hari.
5. Atur jam tidur malam
Selain mengatur jam tidur siang, saya juga membiasakan Gia untuk tidur di antara jam 7 hingga jam 8 malam. Saat bayi tidur terlalu malam, ia akan terlalu lelah sehingga lebih sulit untuk tidur dan justru akan lebih sering terbangun di malam hari. Jadi, setelah magrib biasanya saya tidak membiarkan kakaknya atau bapaknya untuk mengajak Gia bermain terlalu heboh hingga tidur terlalu malam.
Dengan memerhatikan kelima kebiasaan tersebut, saya tidak lagi mengalami kesulitan untuk menidurkan Gia. Buat ibu bekerja seperti saya, bayi bisa tidur nyenyak di malam hari menjadi penentu suasana hati untuk ngantor keesokan harinya, benar tidak, Mom?