Pengen banget punya taman dengan aneka pohon berwarna hijau biar rumah jadi segar. Tapi, kok, lahan sangat terbatas, ya? Bagaimana kalau membuat vertical garden atau tanam vertikal saja?
Jauh sebelum menikah dan punya rumah, saya selalu bermimpi punya rumah dengan lahan yang besar. Supaya punya tempat yang cukup luas untuk menanam segala jenis pohonan. Nggak cuma itu, sih, rumah dengan area taman yang besar tentu saja memungkinkan anak saya untuk bebas berlari-larian. Bisa mendirikan kemah di sana, dan bisa punya lahan untuk kolam renang plastik.
Tapi yang namanya keinginan kan nggak sebanding lurus dengan kenyataan, ya. Kenyataannya, kondisi rumah kami pun nggak punya lahan yang luas. Meskipun begitu, bukan berarti nggak bisa mewujudkan punya taman indah, dong? Saat ini saya dan suami pun berencana untuk membuat vertical garden atau taman vertikal.
Menurut saya, sih, vertical garden ini bisa menjadi sebuah solusi baru bagi bagi orang yang mau punya taman indah di rumahnya tapi nggak punya lahan yang besar. Lagi pula, vertical garden ini sebenarnya juga nggak cuma bikin tampilan rumah jadi cantik saja, tapi segaligus menciptakan ruang hijau di rumah. Artinya, di rumah bisa ada area untuk menambah oksigen dan mengurangi panasnya suhu udara.
Setelah browsing sana sini, saya pun akhirnya menemukan beberapa tips yang bisa saya segera praktikan untuk membuat vertical garden.
1.Memilih Struktur Taman Vertikal
Ini dia kunci utama membuat vertical garden di rumah, perhatikan struktur yang mau dipiulih. Mengingat saat ini juga sudah banyak yang jual, kita hanya perlu memilih tiang sederhana untuk dijadikan struktruk utama dan kita tanam ke tanah. Bisa juga dengan membeli teralis dari kayu atau besi sesuai selera. Kemudian cari tempat yang terbuka dan terkena cahaya matahari sehingga pertumbuhan tanaman juga baik.
2. Memilih Tanaman
Pada dasarnya semua tanaman bisa dipilih untuk vertical garden hanya saja perhatikan penempatan verticak garden ini. Kalau memang di luar ruangan, makan pilih tanaman untuk outdoor, kalau di dalam ruangan maka harus memilih pohon untuk indoor. Tapi katanya, sih jangan memilih pohon yang merambat karena pertumbuhannya susah diprediksi atau kita kendalikan. Idelanya, pilih tanaman yang tidak memiliki bobot yang terlalu berat, pertumbuhannya tidak terlalu cepat. Contohnya kuping gajang, tanjuk rusa, lili paris, singonium, dan kucai.
3. Perhatikan Sistem Irigasi
Setelah menentukan tempat dan membuat frame lalu memilih jenis tananam, sekarang tinggal memerhatikan sistem irigasi. Nggak mungkin, dong kalau tanaman hidup ini tidak disiram? Ternyata, selain dengan menyiram secara manual, untuk vertical garden ini bisa menggunakan drip irigasi, atau Irigasi tetes. Metode irigasi ini bisa menghemat air dan pupuk dengan membiarkan air menetes pelan-pelan ke akar tanaman, baik melalui permukaan tanah atau langsung ke akar, melalui jaringan katup atau pipa.