Ditulis oleh: Saskia Elizabeth
Selain deg-degan, apa yang bisa kita lakukan ketika anak memasuki tahap menstruasi dan mimpi basah?
Kalau membandingkan dengan zaman saat saya dulu mengalami menstruasi pertama kalinya, tidak ada penjelasan dari mama, yang ada sebatas tangan yang menyodorkan pembalut untuk saya pakai. Ternyata peran kita sebagai orang tua tidak berhenti sampai di situ. Justru peran orang tua sudah dimulai sebelum anak memasuki tahap pubertas ini. Rasanya tidak percaya ya anak kita sebentar lagi akan melepas status 'anak kecil'?
Saya merangkum apa yang Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi. jelaskan mengenai tahapan pubertas dalam kehidupan anak.
Image dari teenhealthsource.com
Waktu dan tanda-tanda
• Umumnya pubertas dimulai pada usia 10-11 tahun untuk anak perempuan dan 11-12 tahun untuk anak laki-laki. Namun, ada kemungkinan pubertas dini di usia sekitar 8-9 tahun karena faktor genetika, asupan gizi, atau gangguan hormonal. Bisa juga lebih telat. Semua tergantung kesiapan tubuh anak.
• Pubertas ditandai tidak hanya pada perubahan fisik namun emosi pun juga akan berpengaruh. Tanda-tandanya seperti tumbuhnya bulu, buah dada dan pinggul membesar, tinggi badan, perubahan suara, bau badan, jerawat, mood swing dan sensitif.
Peran orang tua
• Jangan merasa tabu untuk membicarakan hal ini. Baiknya beritahukan sebelum memasuki usia pubertas supaya mereka tidak terkejut dan merasa cemas atau menganggap dirinya aneh. Menghindari juga si anak tidak bercerita kepada orang tua karena merasa malu karena ia pikir ia mengompol. Pembicaraan mengenai hal ini dapat dimulai saat anak memasuki usia 9 tahun atau saat duduk di kelas 4 SD.
• Jangan juga menganggap ini suatu hal yang menjijikkan. Tekankan bahwa ini adalah proses alami sehingga anak tidak merasa terbebani. Dampingi anak dengan hangat sehingga masa pubertasnya tetap menyenangkan.
• Tetap sabar dan menjaga komunikasi yang asyik. Anda tidak akan pernah menduga kalau mood swing dan sensitivitas mereka akan berubah sejauh apa. Bisa saja si anak tersinggung apabila dinasihati. Atau melawan apa yang orang tua jelaskan. Jadi stay strong and wise ya mom!
• Awasi dengan baik anak-anak, karena pubertas juga meliputi perubahan di pergaulan anak. Ajari mereka membatasi pergaulan dan melindungi diri mereka sendiri.
• Anda harus dapat menjelaskan bahwa saat anak memasuki pubertas yang ditandai mimpi basah dan menstruasi ini, anak akan memiliki tanggung jawab secara seksual. Anak perlu tahu bahwa sudah ada sel telur dan sperma di dalam tubuh mereka, yang artinya dia bukan lagi anak-anak dan sudah dapat bereproduksi jika dia tidak menjaga diri dalam pergaulan. Karena itu perlu ada pembicaraan sebelumnya sehingga anak dapat dengan terbuka memberi tahu orang tua ketika ini terjadi.
Berikan kesan bahwa ini adalah tanda kedewasaan yang patut dibanggakan karena dia bukan anak-anak lagi, tapi sudah memiliki tanggung jawab untuk lebih menjaga dirinya sesuai dengan norma yang ditanam di keluarga.
Mendengar poin ini rasanya saya mau ambil handuk karena sudah mulai keringetan....
• Siapapun (ayah atau ibu) bisa dan harus bisa menjelaskan serta mendampingi anak, karena tidak selalu ibu atau ayah ada di dalam kehidupan anak saat mens atau mimpi basah ini terjadi. Namun idealnya tetap ada pembicaraan intim dari hati ke hati antar anak dengan figur orang tua yang pernah mengalami apa yang dialaminya. Pada single parent, bisa libatkan keluarga besar dalam hal ini seperti tante/om dari si anak.
Tetap menjadi orang tua yang lebih sabar dan fun buat mereka, karena salah satu tugas kita memang harus mendampingi mereka, tidak hanya di masa ketika mereka lagi lucu dan nurut-nurutnya, namun juga di masa yang saya yakin akan sangat tidak mudah untuk kita lalui. Anak yang tadinya menggemaskan dan penurut sekarang berubah jadi agak rebel.
But, hey...there is nothing that we can not do, cuz we are super moms!