Sorry, we couldn't find any article matching ''
Cicin Ruruh Winedar: Dengan Bekerja Perempuan Memiliki Security for Her Own Future
Powerful, Insightful, Complete adalah 3 kata yang sangat mewakili sosok working mom dari kacamata seorang ibu Cicin, HR Director di Godrej Indonesia.
Simak obrolan kami dengan ibu dari Linggar Nareswara Andaru & Raynar Daneswara Andaru, yang tidak ingin orang mengenalnya hanya sebagai ibu dari siapa atau istri dari bapak siapa. “Saya ingin dikenal juga sebagai “Cicin”. Having professional life is a part of me. It’s my identity. Saya tidak mau bangun di pagi hari dan kehilangan identitas saya.”
Apa alasan yang membuat Anda tetap memutuskan untuk bekerja meskipun sudah memiliki anak?
The key factor is it comes from my mother and my father. Orang tua saya percaya bahwa anak perempuan harus bekerja, agar bisa mencari uang sendiri. So, perempuan bisa memiliki security for her own future. Kita tidak pernah tahu masa depan akan seperti apa. Misalnya (jangan sampai terjadi) suatu hari ternyata saya harus menjadi single parent, dengan bekerja saya tidak perlu bergantung dengan orang lain.
Personally, saya juga merupakan orang yang memiliki ambisi tinggi. Saya diajarkan untuk memiliki pendidikan yang tinggi dan memiliki banyak pencapaian di dalam hidup. Tujuan bekerja, selain mencari penghasilan, bagi saya itu adalah bentuk aktualisasi diri. Having professional life is a part of me. It’s my identity. Saya tidak mau bangun di pagi hari dan kehilangan identitas saya.
Apa tantangan terbesar menjadi ibu sekaligus perempuan bekerja?
Managing the right quality between both. Karena, kita tidak akan pernah bisa dapat kuantitas waktu yang sama untuk keduanya. Kita juga tidak bisa memisahkan kedua kehidupan itu, karena itu bukan ‘hitam dan putih’. Ketika di kantor, kita memikirkan keluarga di rumah. Begitu juga ketika kita di rumah, kita tidak begitu saja melupakan pekerjaan.
Creating trust. Setelah saya bisa menanamkan kepercayaan pada suami, anak-anak, dan atasan, managing my professional and family life menjadi terasa lebih mudah. Ketika saya sudah membangun kepercayaan dengan senior leaderships, mereka menjadi lebih longgar dalam memberikan izin seandainya saya sedang tidak bisa ke kantor. Kepercayaan bahwa saya tetap bisa memberikan yang terbaik meskipun saya bekerja dari rumah.
Saya juga membangun pemahaman dengan anak-anak, bahwa misalnya saya tidak akan bisa selalu hadir di acara pertemuan sekolah mereka. Begitu pula antara saya dan suami. Kalau tidak ada kepercayaan, pasti sulit bagi saya untuk travelling ke berbagai tempat, have meeting with my co-workers, having dinner with business partner, atau stay late night di kantor.
Bagaimana quality time bersama pasangan dan anak-anak?
Beberapa kali dalam setahun kami akan liburan bersama. Di momen itu, saya dan suami bisa sangat royal pada anak-anak. Instead of memberikan anak-anak barang mewah, kami memilih untuk memberikan yang maksimal saat liburan. Jadi anak-anak juga merasa bahwa liburan tersebut benar-benar spesial, dan mereka paham itu semua bisa didapat karena Ayah dan Bundanya bekerja. Setiap weekend kami pun punya family time. Kegiatannya bisa ke cafe bareng, cari tempat makan baru, dan yang paling seru adalah kalau kita masak bareng-bareng di rumah.
Apa 3 tantangan terbesar saat ini dalam membesarkan anak?
Pertama adalah menyediakan dukungan yang sesuai dengan stage mereka. Sebagai orang tua kita harus bisa menyesuaikan peran kita dengan umur dan perkembangan anak. Waktu mereka kecil, kita berperan sebagai rules generator. Jadi kita sedikit lebih galak karena mengajarkan norma, memberikan hukuman, dan memberi penghargaan. Tetapi ketika mereka beranjak remaja, kita harus lebih menjadi seperti teman namun juga tegas.
Kedua, memahami area strength dan weakness setiap anak, bagaimana kita mengapresiasi mereka, itu adalah real challenge. Memaksimalkan potensi mereka sesuai dengan kelebihan dan karakternya masing-masing.
Ketiga, karena banyak anggota keluarga lain dalam support system kami, itu berarti saya punya lebih banyak stakeholder yang harus di-manage dan value yang diselaraskan dengan maunya saya dan suami. Meskipun demikian, saya selalu membangun pemahaman bahwa core value untuk anak-anak saya tetap ada di keluarga kecil kami. Namun, kita harus bisa berkompromi dengan diri sendiri bahwa anak-anak bisa jadi mendapatkan berbagai macam value dari orang lain, dan itu tidak masalah selama bukan value yang critical.
Seberapa besar support perusahaan tempat Anda bekerja saat ini untuk para working mom?
Selain maternity leave, Godrej Indonesia juga memiliki waktu kerja yang cukup fleksibel. Kami memberi kelonggaran bagi para working mom untuk misalnya datang terlambat karena harus mengantar anaknya ke sekolah. Ada pula kelonggaran untuk bekerja dari rumah jika dibutuhkan.
Di kantor kami juga merupakan hal yang lumrah ketika libur panjang, para ibu – bahkan juga para pria yang sudah menjadi ayah - membawa anak-anak mereka ke kantor. Kami juga memiliki creative room yang fun dan berisi banyak mainan sehingga anak-anak pun tidak bosan ketika menunggu orang tuanya bekerja.
Bagi para ibu yang sedang hamil atau dalam masa menyusui, kami memfasilitasi ruangan menyusui yang nyaman dan dilengkapi dengan kulkas untuk menyimpan ASIP.
Seberapa penting perempuan saat ini harus mandiri secara finansial?
Penting. Dengan saya bekerja dan memiliki penghasilan, membuat saya dan suami bisa membuat pengeluaran yang lebih berkualitas. Tanpa bermaksud untuk meng-underestimate peran laki-laki, tetapi bekerja dan memiliki penghasilan memberikan saya rasa aman untuk masa depan. Ini semua untuk anak-anak. It’s killing me kalau ternyata ketika saya berada dalam kondisi tidak ada suami dan harus mengorbankan mimpi anak-anak saya untuk menimba pendidikan di manapun yang mereka cita-citakan.
Bagaimana Anda melakukan me time di tengah-tengah kegiatan Anda yang sudah begitu padat?
Membaca buku atau mendengarkan musik, sambil mendengarkan anak-anak main dan tertawa itu sudah me time buat saya. Mengobrol dengan suami di rumah atau dalam perjalanan pulang kantor itu juga sudah me time. On spesific ke salon atau spa, saya bisa manage. Kiatnya adalah terbuka mengenai hobi. Saya bisa membaca buku yang sangat tebal dalam sehari untuk recharge my energy. Anak-anak dapat diajak ngobrol dengan memberikan pemahaman bahwa ketika anak-anak bisa menjalankan hobinya, maka begitu pula orang tuanya.
Kemampuan penting apa yang menurut Anda dibutuhkan oleh para working mom agar bisa ‘menyeimbangkan’ antara dunia kerja dengan dunia rumah tangga?
Mastering your profession untuk membangun kreadibilitas, integritas, dan kepercayaan dengan stakeholder.
Memiliki mutual relationship yang baik dengan suami dan keluarga. Jangan sampai juga suami dan anak-anak merasa dia dinomor-duakan.
Memiliki objektif yang jelas di dalam pikiran kita mengenai apa yang ingin dicapai di pekerjaan serta di keluarga.
Apa harapan Anda untuk para perempuan Indonesia saat ini?
Tetap berkontribusi bagi masyarakat. Saya yakin secara alamiah, para perempuan akan selalu berusaha menjadi ibu yang terbaik. Tapi bagaimana kita tidak hanya berkontribusi bagi keluarga, tetapi berkontribusi dan impactful untuk masyarakat. Selain wawasan mengenai keluarganya, perempuan harus expanding her horizon to bigger society.”
3 Tips membesarkan anak dari Anda!
Pertama, berikan dukungan kepada anak dengan menjadi role model yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Kedua, percaya bahwa anak-anak bisa diberikan pemahaman dengan diajak melakukan mutual conversation. Ketiga, putting the right ballance. Seperti bermain layang-layang, kita harus tahu kapan harus ‘menarik’, kapan juga kita harus lebih ‘longgar’. Terlebih jika kita memiliki anak laki-laki seperti saya.
Share Article
COMMENTS