Ditulis oleh: Nayu Novita
Due date sebentar lagi tapi masih banyak pertanyaan di dalam kepala. Ini dia 5 pertanyaan seputar persalinan normal yang sering saya dengar (dan saya juga sempat memikirkannya).
Seperti apa sih, rasa sakit yang akan saya rasakan? Benar nggak sih vagina akan robek? Itu adalah beberapa pertanyaan yang melintas di benak saya sebelum melahirkan. Bagai artis yang demam panggung, saya excited sekaligus gugup ketika dokter menyatakan saya bisa menjalani persalinan normal.
Mengingat kembali apa yang saya rasakan dulu, ini beberapa pertanyaan yang pernah terlintas di benak saya menjelang proses melahirkan normal.
*Image dari i.ytimg.com
1. Seperti apa sih, rasa sakit yang dirasakan ibu hamil ketika melahirkan bayi?
Untuk masalah yang satu ini nggak bisa disamaratakan mom. Beberapa perempuan bisa melalui proses persalinan tanpa hambatan rasa sakit yang berarti. Sementara, ada pula yang mengalami intensitas rasa sakit lebih berat sehingga memerlukan bantuan obat untuk meredakannya.
Teman saya mendeskripsikan rasa sakit persalinan seperti nyeri menstruasi, ada pula yang menggambarkannya seperti rasa mulas akibat diare, kram perut, dan lain-lain. Kalau saya? Selain menyerupai mulas pada hari pertama menstruasi, juga seperti dorongan kuat yang mirip dengan keinginan untuk pergi ke toilet.
Mungkin, daripada cemas terus menerus, kita bisa mencari tahu teknik apa yang dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman ini. Misalnya, bagaimana dengan plus minus pemakaian epidural, belajar teknik pernapasan atau meditasi.
2. Benarkah vagina akan robek ketika kita menjalani persalinan normal? Kok, kedengarannya seram betul?
Untuk memungkinkan bayi (yang rata-rata memiliki lingkar kepala 35 cm) keluar dari rahim ibunya, vagina akan meregang semaksimal mungkin dalam proses persalinan normal. Meski ada yang berhasil melalui proses persalinan normal dengan “mulus”, tetapi terkadang peregangan vagina tidak cukup lebar sehingga mengakibatkan terjadi robekan di daerah perineum (antara vagina dan anus).
Biasanya dokter akan mengantisipasi terjadinya robekan dengan terlebih dahulu membuat sayatan pada daerah perineum. Proses ini dinamakan episiotomi. Dengan episiotomi, “robekan” yang terjadi akan lebih rapi sehingga lebih mudah dijahit kembali dan proses pemulihan pun berlangsung lebih singkat.
3. Adakah cara untuk meminimalisir jahitan dalam persalinan normal?
Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir terjadinya robekan (dan tentunya jahitan), pada saat bersalin. Pijat di area perineum—yang bisa dilakukan sejak trimester ketiga kehamilan, adalah salah satunya. Pemijatan rutin berguna meningkatkan elastisitas otot-otot di area perineum sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya episiotomi. Selain pijat, melakukan senam hamil, yoga, dan latihan kegel.
4. Lantas kapan saya bisa mulai melakukan hubungan intim setelah persalinan? Apakah jahitan tidak akan mengganggu proses penetrasi?
Menurut sebuah survey International Obstetric and Gynaecology Journal, 41% perempuan sudah mulai aktif secara seksual dalam tempo 6 minggu pasca persalinan normal. Setelah 12 minggu, jumlahnya meningkat menjadi 78%. Jeda waktu 6 minggu ini sesuai dengan yang umumnya disarankan oleh dokter dan bidan kepada para perempuan yang baru melahirkan. Selain memberikan waktu penyembuhan secara fisik (terutama pada jahitan perineum), jeda waktu tersebut juga diperlukan untuk memulihkan kondisi psikis mommies yang baru melahirkan.
Meski begitu, tak sedikit perempuan mengeluhkan rasa sakit dan kaku ketika melakukan penetrasi untuk pertama kali pasca persalinan. Ini wajar, mengingat otot vagina masih berada dalam tahap pemulihan.
5. Ketika mengejan saat melahirkan, apakah saya juga akan mengeluarkan kotoran di atas tempat tidur?
BAB (buang air besar) bersamaan dengan pengeluaran bayi adalah proses yang amat wajar terjadi dalam persalinan normal. Pasalnya, otot yang digunakan untuk mengeluarkan bayi adalah otot serupa yang juga digunakan pada saat BAB. Bobot tubuh bayi saat keluar juga akan menekan usus dan rektum sehingga mendorong pengeluaran feses.
Tapi jangan khawatir, karena menjelang persalinan biasanya mommies akan merasakan dorongan untuk BAB. Selama tak ada kondisi yang mewajibkan berbaring di tempat tidur, maka Anda boleh kok pergi ke toilet. Beberapa rumah sakit juga memberlakukan prosedur enema (memasukkan cairan melalui anus untuk memicu pengosongan usus) menjelang persalinan, sekadar untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
Intinya, memiliki banyak pertanyaan boleh, tapi jangan sampai pertanyaan-pertanyaan ini malah membuat mommies khawatir.
Baca juga: Plus Minus Pemakaian Epidural