Sebetulnya apa yang terjadi saat seorang ibu menyusui lebih dari waktu yang ditentukan? Yaitu lebih dari 2 tahun. Mari cari tahu bersama.
Kebetulan saya menyusui Jordy anak pertama saya yang kini berusia 2 tahun 2 bulan, tidak sampai 2 tahun, hanya sekitar 1 tahun 2 bulan. Pinginnya sih ya, sampai dua tahun, tapiii oh tapii...ada saja drama di tengah menyusui yang tiba-tiba membuat produksi ASI saya menurun.
Perkara extended breastfeeding ini adakalanya dialami Mommies lainnya ya, di sini ada yang pernah mengalami? Rata-rata kalau saya tanya, karena si kecilnya yang belum siap untuk disapih. Setidaknya ini yang dialami sahabat saya waktu kuliah dulu. Sebentar lagi anak pertamanya mau berusia 2 tahun, tapi belum ada tanda-tanda kalau ia sudah siap mau disapih. Sang ibu yang saya perhatikan lebih memilih weaning with love, dalam artikel dengan judul yang tertulis weaning with love ini berarti melakukan penyapihan secara perlahan dan bertahap, tanpa pemaksaan dan tidak secara tiba-tiba yang katanya bisa membuat anak trauma. Dalam teknik ini, anak juga diajak berkomunikasi dengan sang ibu dan dijelaskan, mengapa ia seharusnya tidak lagi menyusu.
Untuk lamanya waktu menyusui, berdasarkan WHO dan UNICEF merekomendasikan menyusui eksklusif selama 6 bulan, dilanjutkan sampai 2 tahun atau lebih. Dan menurut dr. Meta Hanindita SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya sudah banyak penelitian yang membuktikan manfaat seputar menyusui hingga 2 tahun atau lebih:
Perlu juga Mommies ketahui 6 bulan pertama ASI masih bisa memenuhi 100% kebutuhan nutrisi bayi. Di atas 6 bulan, ASI hanya dapat memenuhi 60%-70% kebutuhan bayi – ini dia sebabnya bayi di atas 6 bulan harus mulai diberikan MPASI. Dan di atas setahun, ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan nutrisi bayi.
Image: www.medicaldaily.com
Sementara itu, mengenai kekurangan extended breastfeeding ini dr. Meta hanya menyebutkan dari segi kekhawatiran anak lebih suka menyusu langsung dan berakibat tidak mau makan sama sekali, padahal kandungan ASI di atas usia setahun hanya mencukupi 30% kebutuhan anak. Dan dr. Meta belum menemukan atau membaca bukti ilmiah dan penelitian yang menyebutkan mengenai apakah extended breastfeeding ini punya efek negatif atau tidak ke tubuh ibu atau si anak. “Silakan menyusui semau serta senyaman ibu dan anak selama tidak ada masalah makan,” ingat dokter Meta kepada para pembaca MD.