Pernah mendengar hamil anggur? Apa ya sebetulnya definisi dari hamil anggur ini, dan apakah berbahaya bagi tubuh si mommies?
Sedianya momen hamil yang dibayangkan para calon ibu berjalan dengan normal dan membahagiakan. Bahkan, saking ingin menikmati bulan demi bulan kehamilan, kini sedang nge-trend yang namanya baby moon. Namun di sisi lain, ada pula ibu hamil yang harus ekstra sabar karena diuji dengan masalah kesehatan selama mereka mengandung, sebut saja hiperemesis gravidarum atau morning sickness yang jauh lebih parah dibandingkan ibu hamil lainnya.
Di kasus yang berbeda, kabar teman yang mengalami hamil anggur sempat mampir ke telinga saya, yang saya ingat akhirnya teman saya ini harus dikuret untuk membersihkan jaringan yang terlanjur terbentuk di dalam rahim. Menurut pengakuannya sensasi dari kuret ini sakit luar biasa. Penanganan hamil anggur ini harus tuntas. Bahkan di usia tertentu bisa sampai ke tahap pengangkatan rahim, untuk menghindari munculnya tumor ganas, yang berujung pada penyakit Trofoblas Gestasional.
Definisi, Penanganan dan Risiko Hamil Anggur
Menurut dr Hari Nugroho, SpOG dari RSUD Dokter Sutomo Surabaya, hamil anggur disebut juga dengan Mola Hidatidosa yang berasal dari bahasa latin. Mola berarti massa, sementara Hydatidosa berasal dari kata Hydats berarti tetesan air. Mola hidatidosa adalah kehamilan yang berkembang secara tak wajar di mana tidak ditemukan janin. Hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio setelah pembuahan tetapi terjadi pertumbuhan ganda chorionic villi (jonjotan pada selaput embrionik paling besar) disertai degenerasi hidropik. Rahim menjadi lunak, berkembang lebih cepat dibanding usia kehamilan normal, rongga rahim hanya terisi jaringan seperti buah anggur. Penyakit ini merupakan penyakit neoplasma yang jinak.
Sementara itu, dari jenisnya hamil anggur terbagi dua macam:
Jika seseorang dinyatakan hamil anggur, maka ia harus mendapatkan penanganan yang komprehensif. “Prinsip penanganan adalah untuk mengeluarkan semua jaringan dari rahim. Pengeluaran jaringan abnormal ini bisa dilakukan dengan kuret atau melalui operasi pengangkatan kandungan (bagi pasien yang sudah tidak menginginkan keturunan lagi),” jelas dr. Hari.
Namun, tidak semua perempuan yang mengalami hamil anggur lantas dilakukan histerektomi atau pengangkatan rahim. Melainkan mereka yang berusia di atas 35 tahun, sudah memiliki anak lebih dari 3 atau tidak menginginkan anak lagi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit tropoblas gestasional (semacam hamil anggur, tapi dengan klasifikasi yang lebih ganas).
Penderita hamil anggur, 20% di antaranya berkembang menjadi keganasan trofoblas (trophoblastic malignancy). Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) adalah tumor ganas yang berasal dari sito dan sinsiotrofloblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan sekitar dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan. Salah satu PTG yang disebabkan mola hidatidosa adalah Gestational choriocarcinoma. Selain itu, bahaya lain yang mungkin saja dialami adalah perdarahan yang dapat membuat si ibu mengalami shocked.
Penyebab & Gejala Hamil Anggur
Menurut dr. Hari sampai saat ini belum ada sebab pasti mengapa hamil anggur dapat terjadi, tapi ada beberapa dugaan yang dapat menyebabkan mola hidatidosa ini:
Ada beberapa gejala hamil anggur yang kasat mata dan bisa Mommies wasdapai, lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu di antaranya, ya.
Sementara itu, hamil anggur hendaknya diwaspadai untuk beberapa keadaan seorang perempuan, ada 4 faktor risiko yang berpotensi menyebabkan seseorang mengalami hamil anggur:
Di luar itu semua, hendaknya Mommies jangan terlalu khawatir ya. Yang penting menjaga pola hidup sehat, rutin memeriksakan diri ke dokter dan tetap berbahagia selama masa kehamilan.