Apa itu sebenarnya metode melahirkan gentle birth? Yuk, simak penuturan salah satu public figure Ayudia Bing Slamet yang memilih melahirkan dengan cara ini.
Hamil dan melahirkan adalah dua peristiwa penting dalam hidup seorang perempuan. Sebagian perempuan, memilih metode tertentu untuk melahirkan buah hatinya. Salah satunya gentle birth seperti yang dilakukan Ayudia Bing Slamet (27) untuk melahiran Kala, Putra pertamanya yang kini menginjak usia 3 bulan.
Image: IG @ayudiac
Alasan memilih gentle birth
Awal mula Ayu memilih gentle bith karena dilatar belakangi oleh rasa takut akan proses melahirkan. Mulai dari trimester pertama dia sudah mengalami ketakutan yang intens. Di sisi lain, rasa takut ini menggiring Ayu untuk mencari tahu lebih banyak mengenai kehamilan, proses melahirkan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kedua hal itu.
“Tapi saking takutnya malah jadi banyak baca tentang kehamilan, banyak bertanya ke orang-orang yang sudah lebih dulu melahirkan. Banyak melihat video, sampai akhirnya jadi tahu, ooh yang gue mau ini, yang gue nggak mau ini. sampai akhirnya, saya memutuskan ini adalah momentum dan kesempatan saya untuk melakukan apa yang saya mau. Akhirnya saya memutuskan untuk gentle birth,” tutur Ayu mengenai alasan mengapa ia memilih gentle birth.
Selain itu, gambaran Ayu mengenai proses melahirkan adalah bukan sesuatu yang menyakitkan, dan berbau obat-obatan. Intinya ia membayangkan, dirinya sebisa mungkin harus santai, karena itu ia tidak mau diinduksi dan berada di tengah suasana rumah sakit.
Apa itu gentle birth?
Dari berbagai referensi dan pengalaman Ayu, menurutnya gentle birth adalah proses kelahiran yang dilakukan secara sadar, minim obat-obatan dan minim rasa sakit. Maksudnya sadar, si ibu 100% sadar apa yang dia lakukan. Artinya dia paham betul, alasan memilih metode caesar ini.
Proses menuju gentle birth
Karena dari awal Ayu sudah mantap melahirkan dengan gentle birth, ia pun mempersiapkan mental yang bisa memengaruhi kelancaran proses kelahirannya. Dari usia kehamilan 4 bulan dia sudah rajin baby moon ke Bali sekaligus ke klinik Bidan Robin untuk periksa, akupuntur dan moxa (bentuknya semacam ear candle). Namun, perlu digaris bawahi, Ayu juga memeriksakan secara rutin kehamilannya ke dokter kandungan di rumah sakit, ya Mommies.
Bagi Ayu, baby moon atau dia lebih senang menyebutnya sebagai baby travel moon bisa membuat psikisnya santai. Ditambah suasana alam Bali yang menyenangkan, mengundang Ayu untuk banyak gerak dengan cara berenang dan jalan-jalan ke pasar atau ke sawah. Selain mempersiapkan psikis yang tenang ia juga tidak mengingkari, kalau support system juga menjadi faktor penentu keberhasilan gentle birth.
“Dan pas momen hamil itu, saya pilih banget lingkaran pertemanan. Otomatis tersortir, mana orang-orang yang positif, mana orang-orang yang nggak. Nah, yang negatif itu saya tinggalkan. Misalnya yang terlalu sering nanya, kamu yakin mau melahirkan dengan gentle birth? Nanti kalau kamu pendarahan bagaimana? Ooowwh, orang seperti itu sudah pasti saya tinggalkan,” kata Ayu dengan tegas. Hal ini juga saya jalani sih, Mommies – penting banget untuk mengetahui tipe teman seperti apa yang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Karena akan berdampak terhadap ketenangan selama kehamilan.
Asupan makanan pun Ayu perhatikan dengan saksama. Tidak mentang-mentang sedang hamil ia bisa melahap porsi makanan lebih dari yang biasanya. Misalnya setelah makan malam, sebisa mungkin dia tidak lagi melahap semacam cake cokelat. Kalaupun sedang ingiiiin banget, ia ganti dengan kurma dan almond. Hal ini ia lakukan sampai sekarang, dan terbukti mendapatkan kenaikan berat badan yang ideal saat hamil. Dan yang tak kalah penting, ia melakukan afirmasi positif (semacam pernyataan-pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan kepada diri sendiri).
Tibalah saatnya
Sejak kehamilan 8 bulan atau 34 minggu, Ayu sudah tinggal di Bali – karena tempat melahiran yang ia tuju memang berada di sana – Klinik Ibu Robin Lim. Pada suatu hari di jam 5 subuh Ayu merasakan kontraksi. Bersama pasangannya, Muhammad Pradana Budiarto, dia menuju ke klinik, dan ketika Ibu Robin memeriksa, Ayu sudah pembukaan 3. Ayu menghabiskan total 12 jam, dari tahap pembukaan awal sampai 10 dan akhirnya Ayu sukses mengeluarkan Kala. Namun proses mengejan, dilakukan pada 5 jam terakhir sebelum Kala dilahirkan. Di sela-sela proses gentle birth, Ayu juga melakukan yang namanya induksi alami, bagian ini akan saya bahas di artikel berikutnya, ya, Mommies.
Image: IG @ayudiac
Secara posisi, Ayu berbaring seperti biasa saja, namun yang perlu diingat dari gentle birth adalah ibu harus mengikuti birth flow. “Jadi birth flow itu memang harus diikutin sih, mulesnya kan tahu sendiri ya, hampir sama seperti sensasi mau buang air besar – jadi pas udah mau keluar gitu, yaa baru mengejam. Gentle birth ini mengajarkan kita bahwa, “Jangan maunya kita aja, bayi juga ikut andil”. Pertama, bayi juga mau keluar, kedua bayi juga punya hak untuk keluar sendiri. Kenapa harus diikutin, ya karena itu bukan maunya kita saja sebagai ibunya.” Lalu Ayu menambahkan, jangan lupa untuk bernapas, karena pada praktiknya dalam keadaan merasakan sakit karena kontraksi ibu jadi lupa bernapas, inilah poinnya dari gentle birth, ibu harus terus sadar apa yang sedang ia alami.
Sebelum melahirkan Ayu juga membuat birth plan, yaitu ada beberapa hal yang ia minta terkait dengan proses melahirkan putera pertamanya ini. Pertama Ayu minta jalan lahir alias bagian tertentu dari vaginanya tidak boleh digunting, kedua harus ada suara musik suasana pantai, wangi-wangian dan yang terakhir ruangan melahirkan harus temaram.
Image: IG @ayudiac
“Kita sebagai calon ibu, secara sadar bisa membuat birth plan, jadi apapun yang kita mau bisa terlaksana dengan baik, misalnya musik, wangi-wangian favorit. Sama seperti kita mau menikah saja. Ibaratnya tuh, kita dewi banget nih, pada saat melahirkan, jadi sebisa mungkin bahagia ketika melahirkan,” kembali menegaskan tujuan dari gentle birth ini.
Terima kasih Ayu sudah bersedia berbagi cerita dengan Mommies Daily. Ada yang tertarik akan melakukan hal yang sama dengan Ayu? Atau malah sudah melaluinya?