Berencana banting setir menjadi Mompreneur namun bingung mau mulai dari mana untuk membuat ‘dagangan’ kita dikenal orang? Cek 5 kiat untuk Mompreneur pemula berikut ini.
Kemacetan yang menggila menjadi salah satu alasan yang membuat banyak teman saya memilih menjadi Mompreneur. Berawal dari macet, waktu habis terbuang di jalan, pekerjaan tertunda untuk diselesaikan, quality time bersama keluarga pun terancam. Pilihannya? Berhenti menjadi pekerja kantor dan beralih menjadi Mompreneur.
Tantangannya adalah, rasa takut kalau nanti barang atau jasa yang ditawarkan tidak laku di pasaran. Sebenarnya apa yang perlu diperhatikan oleh seseorang jika ingin terjun sebagai Mompreneur?
1. Tentukan keunikan dari barang atau jasa yang kita tawarkan
Apapun barang atau jasa yang ingin kita jual, pastikan ada keunikan yang membedakan kita dengan barang atau jasa sejenis lainnya. Teman saya membuat pernak-pernik seperti gelang, syal, kalung, sandal jepit, tas, dompet dengan sentuhan kain tradisional tenun. Hanya tenun, tidak kain tradisional lainnya. Dan setiap barang hanya dibuat 10 pcs. Itu keunikan versi dia.
2. Tentukan target market kita
Seorang teman saya yang gape urusan fashion serta styling, memilih menjadi fashion stylist untuk anak-anak dan orang bertubuh gemuk karena pangsa pasarnya masih terbuka lebar. Kenapa ia memilih orang bertubuh gemuk? “Karena tubuh gw sendiri juga gemuk Fi, jadi klien akan lebih merasa terhubung karena melihat walaupun gw gemuk gw juga bisa tetap terlihat gaya tanpa terlihat seperti fashion victim.” Dia pun sukses memegang brand-brand ternama untuk fashion anak-anak dan menjadi salah satu pembicara di TALKinc.
3. Tes pasar terlebih dahulu
Salah seorang sahabat saya yang tinggal di Solo hobi berburu kalung tradisional berbentuk wayang, tas kulit sapi dengan lukisan motif batik serta clutch rotan dengan detail katun atau bebatuan. Niat ingin menjual dia jajal dulu ke teman-teman dekat dan laku luar biasa. Sekarang? Dagangannya sudah diekspor hingga Rusia :).
4. The power of social media
Beruntunglah kita yang sekarang hidup di tengah-tengah gempuran social media. Hanya dengan modal akun di social media, banyak orang yang perlahan mengetahui barang dagangan kita. Social media adalah cara yang paling mudah dan murah untuk menjual jasa dan produk kita. “Setelah menentukan target market dari jasa yang saya tawarkan, saya mencari tahu jenis social media yang mana yang banyak diikuti oleg target market saya. Jangan sampai saya aktif di social media yang salah!” berikut saran dari teman saya yang merintis usaha jasa dekorasi pesta.
5. Jangan takut ikut pameran dan event
“Tidak pernah ada yang namanya usaha yang selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Pasti ada sesekali ketika saya merugi di pameran yang saya ikuti. Namun, ini membuat jiwa bisnis saya semakin terlatih dan saya semakin pandai memilih jenis pameran yang cocok untuk produk interior saya,” jelas kakak saya yang berkecimpung di dunia interior dan dekorasi kantor serta tempat tinggal.
6. Networking itu penting
“Sejak memilih terjun menjadi Mompreneur, saya semakin luwes bergaul dengan orang banyak tidak peduli apa latar belakang yang mereka miliki. Karena saya percaya, setiap orang memiliki lingkungan sendiri yang belum saya kenal. Dengan mengenal banyak orang, kans saya untuk bertemu dengan klien baru lebih terbuka lebar,” jelas seorang kenalan saya yang pada akhirnya bisa membuka mini store untuk makanan serta minuman di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Jakarta.
Jadi sudah siap banting setir Moms?